Sudah Terdeteksi di Indonesia, Apakah HMPV Ada Obatnya?
loading...
A
A
A
"Munculnya kembali Human Metapneumovirus (HMPV) menggarisbawahi tantangan yang terus berkembang yang ditimbulkan oleh virus pernapasan, khususnya pada populasi dengan kepadatan tinggi. HMPV, patogen yang relatif kurang dikenal, tetapi diam-diam telah menjadi kontributor terhadap penyakit pernapasan musiman secara global. Di Dr Dangs Lab, kami secara rutin melaporkan kasus HMPV selama musim flu, khususnya pada populasi yang rentan seperti anak kecil, orang dewasa yang lebih tua, dan mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang terganggu. Wabah di Tiongkok ini menyoroti perlunya peningkatan pengawasan dan mekanisme deteksi dini untuk membendung penyebarannya," kata Dr Arjun Dang.
Biasanya, HMPV menunjukkan gejala yang mirip dengan virus pernapasan lainnya dan menurut Dr Dang, jika wabah tersebut tidak segera dikendalikan, hal itu dapat membebani sistem perawatan kesehatan.
"HMPV umumnya menunjukkan gejala yang mirip dengan virus pernapasan lainnya, termasuk demam, batuk, hidung tersumbat, sesak napas, dan mengi. Kasus yang parah dapat menyebabkan bronkiolitis atau pneumonia, terutama pada kelompok berisiko tinggi. Beban pada sistem perawatan kesehatan dapat menjadi signifikan jika wabah ini tidak segera diatasi," ujar Dr. Arjun Dang.
Jadi, pencegahan adalah landasan untuk mengendalikan penyebarannya. Ia menambahkan bahwa tindakan sederhana, seperti mencuci tangan secara teratur, menutup mulut saat batuk dan menghindari kontak dekat dengan orang yang sakit dapat membantu mengurangi penyebaran HMPV.
"Sayangnya, tidak ada pengobatan antivirus khusus untuk HMPV, dan penanganannya terutama bersifat suportif, dengan fokus pada hidrasi, pengendalian demam, dan terapi oksigen pada kasus yang parah. Oleh karena itu, pencegahan menjadi landasan untuk mengendalikan penyebarannya. Tindakan sederhana namun efektif seperti sering membersihkan tangan, etika pernapasan (menutupi batuk dan bersin), dan menghindari kontak dekat dengan orang yang bergejala dapat secara signifikan mengurangi penularan. Pemerintah harus memastikan kampanye kesadaran publik yang kuat yang menekankan strategi pencegahan ini," kata Dr Dang.
Biasanya, HMPV menunjukkan gejala yang mirip dengan virus pernapasan lainnya dan menurut Dr Dang, jika wabah tersebut tidak segera dikendalikan, hal itu dapat membebani sistem perawatan kesehatan.
"HMPV umumnya menunjukkan gejala yang mirip dengan virus pernapasan lainnya, termasuk demam, batuk, hidung tersumbat, sesak napas, dan mengi. Kasus yang parah dapat menyebabkan bronkiolitis atau pneumonia, terutama pada kelompok berisiko tinggi. Beban pada sistem perawatan kesehatan dapat menjadi signifikan jika wabah ini tidak segera diatasi," ujar Dr. Arjun Dang.
Apakah Ada obat HMPV?
Dr Dang menekankan bahwa Pengujian Reaksi Berantai Polimerase (PCR) tetap menjadi standar emas untuk mendiagnosis HMPV. Namun, tidak ada pengobatan antivirus khusus untuk HMPV.Jadi, pencegahan adalah landasan untuk mengendalikan penyebarannya. Ia menambahkan bahwa tindakan sederhana, seperti mencuci tangan secara teratur, menutup mulut saat batuk dan menghindari kontak dekat dengan orang yang sakit dapat membantu mengurangi penyebaran HMPV.
"Sayangnya, tidak ada pengobatan antivirus khusus untuk HMPV, dan penanganannya terutama bersifat suportif, dengan fokus pada hidrasi, pengendalian demam, dan terapi oksigen pada kasus yang parah. Oleh karena itu, pencegahan menjadi landasan untuk mengendalikan penyebarannya. Tindakan sederhana namun efektif seperti sering membersihkan tangan, etika pernapasan (menutupi batuk dan bersin), dan menghindari kontak dekat dengan orang yang bergejala dapat secara signifikan mengurangi penularan. Pemerintah harus memastikan kampanye kesadaran publik yang kuat yang menekankan strategi pencegahan ini," kata Dr Dang.
(tdy)