Meghan Markle Marah Ayahnya Ikut Campur soal Panggilan Sussex
loading...
Meghan Markle marah atas keputusan ayahnya, Thomas Markle yang ikut campur panggilan Sussex. Foto/ getty
A
A
A
JAKARTA - Meghan Markle dikabarkan marah atas keputusan ayahnya, Thomas Markle yang ikut campur dalam reaksi keras yang ditujukan kepadanya terkait namanya, di mana dia memilih menggunakan nama belakangan kerajaan daripada nama orangtuanya itu.
Dikutip OK Magazine, menurut seorang psikolog trauma dan brainspotting bernama, Stefan Walters, hubungan Thomas dan Meghan Markle terbukti sulit.
"Ini mirip dengan pasangan yang bercerai dan berharap mereka bisa menempuh jalan mereka sendiri untuk melupakan satu sama lain selamanya," tutur Stefan walters.
"Tetapi jika Anda berbagi darah dan DNA, seperti yang dilakukan Meghan dengan keluarganya, akan selalu ada hubungan, mereka akan selalu terjalin dan terjerat dalam suatu cara," ujar dia lagi.
Jadi, ketika ada keterasingan, apa pun bentuknya, bisa jadi menyakitkan dan akan begitu menyedikan untuk diingatkan tentang hubungan antara Meghan Markle dan orang tuanya itu.
Stefan Walters mengisyaratkan bahwa perasaan serupa mungkin juga hadir di sisi lain karena lawan dari cinta bukanlah benci, melainkan ketidakpedulian. Jadi, fakta bahwa orang-orang ini masih merasa perlu berbicara tentang Meghan menunjukkan bahwa masih ada perasaan di sana, mungkin kesedihan, kemarahan dan kesedihan dan mungkin Meghan juga merasakan hal yang sama.
"Itu memunculkan perasaan bahwa mereka masih terhubung secara emosional pada tingkat tertentu," ucap Stefan Walters.
Namun, mengatasi masalah ini, Stefan Walters mengatakan bahwa Meghan tampaknya memprosesnya dengan caranya sendiri, entah itu melalui terapi atau berbicara dengan Pangeran Harry.
"Kita tidak tahu apa yang dilakukannya. Namun, membawa (masalah tersebut) ke ranah publik tidak mendidik dan tidak bermanfaat bagi siapa pun," ucap Stefan Walters.
Dikutip OK Magazine, menurut seorang psikolog trauma dan brainspotting bernama, Stefan Walters, hubungan Thomas dan Meghan Markle terbukti sulit.
"Ini mirip dengan pasangan yang bercerai dan berharap mereka bisa menempuh jalan mereka sendiri untuk melupakan satu sama lain selamanya," tutur Stefan walters.
"Tetapi jika Anda berbagi darah dan DNA, seperti yang dilakukan Meghan dengan keluarganya, akan selalu ada hubungan, mereka akan selalu terjalin dan terjerat dalam suatu cara," ujar dia lagi.
Jadi, ketika ada keterasingan, apa pun bentuknya, bisa jadi menyakitkan dan akan begitu menyedikan untuk diingatkan tentang hubungan antara Meghan Markle dan orang tuanya itu.
Stefan Walters mengisyaratkan bahwa perasaan serupa mungkin juga hadir di sisi lain karena lawan dari cinta bukanlah benci, melainkan ketidakpedulian. Jadi, fakta bahwa orang-orang ini masih merasa perlu berbicara tentang Meghan menunjukkan bahwa masih ada perasaan di sana, mungkin kesedihan, kemarahan dan kesedihan dan mungkin Meghan juga merasakan hal yang sama.
"Itu memunculkan perasaan bahwa mereka masih terhubung secara emosional pada tingkat tertentu," ucap Stefan Walters.
Namun, mengatasi masalah ini, Stefan Walters mengatakan bahwa Meghan tampaknya memprosesnya dengan caranya sendiri, entah itu melalui terapi atau berbicara dengan Pangeran Harry.
"Kita tidak tahu apa yang dilakukannya. Namun, membawa (masalah tersebut) ke ranah publik tidak mendidik dan tidak bermanfaat bagi siapa pun," ucap Stefan Walters.
Lihat Juga :
