Mana Mini Album Pertama Rupadhatu yang Eksplorasi Corak Bebunyian
loading...
A
A
A
JAKARTA - Band Rupadhatu membuka proyek pertamanya lewat mini album perdana bertajuk "Mana". Para personelnya, Sacawiruna (vokal, gitar, suling), Moh. Hakim (gitar, elektronik instrumen), Zajran (drum), dan Raynaldi Wahyu (perkusi) menawarkan music yang unik.
Jika banyak musisi hanya mengandalkan drum, gitar listrik dan bass saja, Rupadhatu mengeksplorasi berbagai corak bebunyian yang kental dengan ketukan-ketukan perkusif. Plus balutan lirik dialektis sederhana dengan nada-nada pentatonik dan atmosferik yang menyempurnakan music mereka. (Baca juga: Jisoo dan Lisa BLACKPINK Ikut Keseruan "NUNU NANA" )
Album “Mana” berangkat dari gagasan tentang eksistensi, kontemplasi diri, dan diskursus soal angan-angan di dunia modern. Dimulai pada 2014, di mana anggotanya melakukan proses kreatif. Melalui “Mana”, Rupadhatu banyak meminjam terminologi dari epos nusantara untuk menangkap realita kehidupan modern, fenimena sosial-digital, dualisme duniawi, ode untuk kepunahan, dan hal metafisik.
“Kami mencoba mengejewantahkan energi metafisik dalam proses penjelajahan ide dan kreasi melalui medium musik dengan tema epos-epos terdahulu yang dirasa masih cukup relevan,” terang Rupadhatu.
Keseluruhan gagasannya itu dituangkan dalam setiap lagunya, tanpa terkecuali ide untuk mendaur ulang karya dari penyair bohemian, Chairil Anwar, pada nomor “Aku”. Mini album “Mana” sudah dapat didengar di sejumlah layanan streaming musik digital. (Baca juga: Kendalikan Wabah Corona dengan Vaksin )
Jika banyak musisi hanya mengandalkan drum, gitar listrik dan bass saja, Rupadhatu mengeksplorasi berbagai corak bebunyian yang kental dengan ketukan-ketukan perkusif. Plus balutan lirik dialektis sederhana dengan nada-nada pentatonik dan atmosferik yang menyempurnakan music mereka. (Baca juga: Jisoo dan Lisa BLACKPINK Ikut Keseruan "NUNU NANA" )
Album “Mana” berangkat dari gagasan tentang eksistensi, kontemplasi diri, dan diskursus soal angan-angan di dunia modern. Dimulai pada 2014, di mana anggotanya melakukan proses kreatif. Melalui “Mana”, Rupadhatu banyak meminjam terminologi dari epos nusantara untuk menangkap realita kehidupan modern, fenimena sosial-digital, dualisme duniawi, ode untuk kepunahan, dan hal metafisik.
“Kami mencoba mengejewantahkan energi metafisik dalam proses penjelajahan ide dan kreasi melalui medium musik dengan tema epos-epos terdahulu yang dirasa masih cukup relevan,” terang Rupadhatu.
Keseluruhan gagasannya itu dituangkan dalam setiap lagunya, tanpa terkecuali ide untuk mendaur ulang karya dari penyair bohemian, Chairil Anwar, pada nomor “Aku”. Mini album “Mana” sudah dapat didengar di sejumlah layanan streaming musik digital. (Baca juga: Kendalikan Wabah Corona dengan Vaksin )
(tdy)