Joe Taslim Ungkap Perbedaan Industri Film Hollywood dan Asia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Johannes Taslim atau yang dikenal Joe Taslim merupakan aktor laga yang kemampuannya sudah tidak diragukan lagi. Tidak hanya di Indonesia, Joe Taslim juga sukses membintangi film Hollywood , dan bahkan terbaru aktor 39 tahun itu turut terlibat dalam film Korea Selatan berjudul The Swordsman.
(Baca juga: Bintangi Film Korea, Joe Taslim Pamerkan Kepiawaian Bermain Pedang )
Seperti diketahui, Joe Taslim pernah memerankan karakter Jah dalam film Fast n Furious 6. Selain itu, aktor yang mengawali kariernya sebagai atlet beladiri ini juga hadir di film Mortal Kombat sebagai Sub Zero. Mortal Kombat dijadwalkan rilis pada tahun depan.
Joe Taslim pun membagikan pengalaman keterlibatannya tampil di industri-industri film yang berbeda. "Industri film Hollywood sangat berbeda karena industrinya sudah raksasa dan ada pendekatan dari segi bisnis. Sedangkan Korea Selatan terus berkembang, dan di Asia, Indonesia atau Korea Selatan relationship kekeluargaannya sangat kuat, enggak melulu bicara bisnis jadi terasa kekeluargaan di dalamnya," terangnya dalam jumpa pers virtual, Senin (13/10).
Kemudian, dia menjabarkan sejumlah kesamaan produksi film di Korea dan Indonesia, yakni rasa hormat yang tinggi pada semua orang yang terlibat. "Saya pikir getaran keluarga di Korea dan Indonesia lebih kuat dibandingkan dengan Hollywood ," tukasnya.
Kendati demikian, Joe Taslim merasakan salah satu keunggulan Hollywood, yakni dari cara kerja cepat. "Anda tidak bisa syuting lebih dari delapan jam. Itu harus cepat karena ini melibatkan banyak uang," tandasnya.
Sementara itu, film The Swordsman menjadi pengalaman yang cukup berat bagi Joe Taslim. Dalam film yang dibintangi aktor Korsel, Jang Hyuk tersebut, Joe harus berdialog menggunakan bahasa yang baru saja dia pelajari, yakni bahasa Korea .
Dia mengaku penguasaan bahasa menjadi pelajaran utamanya, selain riset tentang dinasti di Korsel yang menjadi bagian cerita film The Swordsman. "Saya perlu memahami strukturnya karena saya tidak dapat benar-benar bisa menguasai itu dalam waktu singkat," ungkapnya.
"Jadi selama tiga bulan produksi, fokus saya adalah saya mengatakan semua dialog saya, memahami maksud yang saya katakan, dan mencoba menyelaraskan cara penyampaiannya," sambungnya.
Beruntung, orang-orang di sekitar tim produksi, mulai dari pemain, kru, hingga sutradara, sangat membantunya untuk bisa memerankan karakternya ini dengan baik. "Semua orang, mereka ingin saya bisa mendapatkan yang terbaik. Menghormati semua energi baik itu, saya seperti, 'Semua orang mempercayai saya, jadi saya perlu memberikan yang terbaik'. Tanpa mereka, tidak mungkin bagi saya untuk bermain Gurutai," tuturnya.
Di sisi lain, Jang Hyuk memberikan pujiannya kepada Joe Taslim. Menurutnya, Joe Taslim merupakan aktor yang berada di tingkat lain. "Dia dari Indonesia, dia pernah jadi atlet nasional untuk judo. Levelnya memang beda," ucapnya.
(Baca juga: Tampil dalam Film Korea Swords Man, Joe Taslim Berharap Ditonton Masyarakat Indonesia )
Selama menjalani proses syuting, Jang Hyuk menuturkan jika tidak mengalami banyak kendala karena perbedaan bahasa. "Kami lebih banyak berkomunikasi dengan bahasa tangan, jadi kami tidak mengalami kendala bahasa," kata dia.
(Baca juga: Bintangi Film Korea, Joe Taslim Pamerkan Kepiawaian Bermain Pedang )
Seperti diketahui, Joe Taslim pernah memerankan karakter Jah dalam film Fast n Furious 6. Selain itu, aktor yang mengawali kariernya sebagai atlet beladiri ini juga hadir di film Mortal Kombat sebagai Sub Zero. Mortal Kombat dijadwalkan rilis pada tahun depan.
Joe Taslim pun membagikan pengalaman keterlibatannya tampil di industri-industri film yang berbeda. "Industri film Hollywood sangat berbeda karena industrinya sudah raksasa dan ada pendekatan dari segi bisnis. Sedangkan Korea Selatan terus berkembang, dan di Asia, Indonesia atau Korea Selatan relationship kekeluargaannya sangat kuat, enggak melulu bicara bisnis jadi terasa kekeluargaan di dalamnya," terangnya dalam jumpa pers virtual, Senin (13/10).
Kemudian, dia menjabarkan sejumlah kesamaan produksi film di Korea dan Indonesia, yakni rasa hormat yang tinggi pada semua orang yang terlibat. "Saya pikir getaran keluarga di Korea dan Indonesia lebih kuat dibandingkan dengan Hollywood ," tukasnya.
Kendati demikian, Joe Taslim merasakan salah satu keunggulan Hollywood, yakni dari cara kerja cepat. "Anda tidak bisa syuting lebih dari delapan jam. Itu harus cepat karena ini melibatkan banyak uang," tandasnya.
Sementara itu, film The Swordsman menjadi pengalaman yang cukup berat bagi Joe Taslim. Dalam film yang dibintangi aktor Korsel, Jang Hyuk tersebut, Joe harus berdialog menggunakan bahasa yang baru saja dia pelajari, yakni bahasa Korea .
Dia mengaku penguasaan bahasa menjadi pelajaran utamanya, selain riset tentang dinasti di Korsel yang menjadi bagian cerita film The Swordsman. "Saya perlu memahami strukturnya karena saya tidak dapat benar-benar bisa menguasai itu dalam waktu singkat," ungkapnya.
"Jadi selama tiga bulan produksi, fokus saya adalah saya mengatakan semua dialog saya, memahami maksud yang saya katakan, dan mencoba menyelaraskan cara penyampaiannya," sambungnya.
Beruntung, orang-orang di sekitar tim produksi, mulai dari pemain, kru, hingga sutradara, sangat membantunya untuk bisa memerankan karakternya ini dengan baik. "Semua orang, mereka ingin saya bisa mendapatkan yang terbaik. Menghormati semua energi baik itu, saya seperti, 'Semua orang mempercayai saya, jadi saya perlu memberikan yang terbaik'. Tanpa mereka, tidak mungkin bagi saya untuk bermain Gurutai," tuturnya.
Di sisi lain, Jang Hyuk memberikan pujiannya kepada Joe Taslim. Menurutnya, Joe Taslim merupakan aktor yang berada di tingkat lain. "Dia dari Indonesia, dia pernah jadi atlet nasional untuk judo. Levelnya memang beda," ucapnya.
(Baca juga: Tampil dalam Film Korea Swords Man, Joe Taslim Berharap Ditonton Masyarakat Indonesia )
Selama menjalani proses syuting, Jang Hyuk menuturkan jika tidak mengalami banyak kendala karena perbedaan bahasa. "Kami lebih banyak berkomunikasi dengan bahasa tangan, jadi kami tidak mengalami kendala bahasa," kata dia.
(nug)