Rentan Terkena Covid-19, Jaga dan Lindungi Lansia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Lansia termasuk golongan yang rentan terkena Covid-19 . Untuk itu kesehatan mereka harus tetap terjaga. Bagaimana cara menjaga kesehatan lansia di masa pandemi?
Berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 (covid.go.id), kelompok umur yang meninggal dunia paling tinggi adalah lebih dari 60 tahun (lansia), yaitu 44%, sedangkan kelompok umur 46-59 tahun sebanyak 40% dan pada umur 31-45 tahun sebanyak 11,6%. (Baca: Hukum Bercakap-cakap Ketika Melakukan Jimak)
“Kelompok lanjut usia menjadi kelompok yang berisiko mengalami efek fatal jika terinfeksi COVID-19 terkhusus jika mereka yang memiliki riwayat penyakit kronis,” ujar dr. Lazuardhi Dwipa, Sp.PD-KGer.
Ia menyarankan agar lansia sebisa mungkin tetap berada dan beraktivitas di rumah. Serta membatasi berkumpul atau beraktivitas diluar rumah. “Tetap memperhatikan nutrisi makanan harus bergizi dan seimbang sehingga imunitas tubuh pada lansia tetap terjaga,” saran dr. Lazuardhi.
Menurut Dr. dr. Purwita Wijaya Laksmi, Sp.PD-KGer, Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Geriatri RS Pondok Indah – Bintaro Jaya, kunci utama agar lansia tetap sehat di era pandemi COVID-19 dan tatanan baru adalah dengan tetap berada di rumah disertai implementasi 5 Jaga dan 5 Cukup. Yaitu mencakup jaga jarak, jaga kebersihan dan kesehatan, jaga kontak sosial, dan jaga emosi, dan jaga spiritual/ibadah.
Walau tidak dapat berinteraksi fisik, kontak sosial bisa dipertahankan melalui alat komunikasi gawai. Untuk kontrol rutin diutamakan menggunakan metode konsultasi dokter-pasien jarak jauh (telemedicine) di rumah sakit pilihan.
Tapi dr. Purwita mengatakan segera ke rumah sakit jika mengalami keluhan kesehatan serius, misalnya nyeri dada, sesak, demam terus menerus, penurunan asupan makan, merasa lelah sepanjang waktu, dan mendadak sulit untuk dibangunkan atau sulit berkomunikasi. (Baca juga: Kenali Bahaya Virus Rotavirus yang Mematikan)
“Perlu diwaspadai bahwa gejala klinis infeksi pada lansia dapat tidak khas, termasuk pada kasus infeksi Covid-19 . Keluhan demam bisa tidak dijumpai. Keluhan yang terjadi bisa berupa tidak nafsu makan, tampak lesu/lelah, gangguan penghidu, menjadi mengompol, jatuh, atau perubahan kesadaran (seperti bicara meracau, gelisah),” papar dr. Purwita.
Di saat yang sama lansia juga harus tercukupi kebutuhannya. Meliputi cukup asupan gizi, aktivitas fisik, tidur, persediaan dan cukup perhatian. Asupan gizi seimbang dengan memperhatikan kecukupan karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral harus dipenuhi bagi lansia. Jenis dan konsistensi makanan disesuaikan dengan kondisi medis, kemampuan makan, mengunyah, dan menelan, serta preferensi lansia. Lansia juga disarankan tetap melakukan aktivitas fisik secara rutin di rumah. Misalnya dengan latihan jasmani bersama teman yang dilakukan virtual.
Upayakan lansia dapat cukup beristirahat, serta mencapai kualitas dan kuantitas tidur yang cukup, yaitu sekitar 6-8 jam sehari atau lebih. Untuk persediaan, yang dimaksud adalah ketersediaan obat-obatan rutin dan barang kebutuhan sehari-hari di rumah. Pembelian dapat dibantu oleh keluarga/pelaku rawat atau dipesan secara online.
“Tak kalah penting ialah perhatian dari lingkungan sekitar terutama keluarga sangat dibutuhkan oleh lansia. Keluarga merupakan sumber penting kasih sayang, motivasi/semangat, bantuan, dan interaksi sosial,” pungkas dr. Purwita. (Lihat videonya: Sejumlah Aktivis dan Petinggi KAMI Ditangkap Polisi)
Adapun batasan usia lansia menurut WHO (World Health Organization) ada empat tahapan usia yaitu usia pertengahan (middle age) berusia 45-59 tahun, lanujut usia berusia 60-74 tahun, lanjut usia tua (gold) berusia 75-90 tahun dan usia sangat tua (very old) berusia 90 tahun ke atas. (Sri Noviarni)
Berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 (covid.go.id), kelompok umur yang meninggal dunia paling tinggi adalah lebih dari 60 tahun (lansia), yaitu 44%, sedangkan kelompok umur 46-59 tahun sebanyak 40% dan pada umur 31-45 tahun sebanyak 11,6%. (Baca: Hukum Bercakap-cakap Ketika Melakukan Jimak)
“Kelompok lanjut usia menjadi kelompok yang berisiko mengalami efek fatal jika terinfeksi COVID-19 terkhusus jika mereka yang memiliki riwayat penyakit kronis,” ujar dr. Lazuardhi Dwipa, Sp.PD-KGer.
Ia menyarankan agar lansia sebisa mungkin tetap berada dan beraktivitas di rumah. Serta membatasi berkumpul atau beraktivitas diluar rumah. “Tetap memperhatikan nutrisi makanan harus bergizi dan seimbang sehingga imunitas tubuh pada lansia tetap terjaga,” saran dr. Lazuardhi.
Menurut Dr. dr. Purwita Wijaya Laksmi, Sp.PD-KGer, Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Geriatri RS Pondok Indah – Bintaro Jaya, kunci utama agar lansia tetap sehat di era pandemi COVID-19 dan tatanan baru adalah dengan tetap berada di rumah disertai implementasi 5 Jaga dan 5 Cukup. Yaitu mencakup jaga jarak, jaga kebersihan dan kesehatan, jaga kontak sosial, dan jaga emosi, dan jaga spiritual/ibadah.
Walau tidak dapat berinteraksi fisik, kontak sosial bisa dipertahankan melalui alat komunikasi gawai. Untuk kontrol rutin diutamakan menggunakan metode konsultasi dokter-pasien jarak jauh (telemedicine) di rumah sakit pilihan.
Tapi dr. Purwita mengatakan segera ke rumah sakit jika mengalami keluhan kesehatan serius, misalnya nyeri dada, sesak, demam terus menerus, penurunan asupan makan, merasa lelah sepanjang waktu, dan mendadak sulit untuk dibangunkan atau sulit berkomunikasi. (Baca juga: Kenali Bahaya Virus Rotavirus yang Mematikan)
“Perlu diwaspadai bahwa gejala klinis infeksi pada lansia dapat tidak khas, termasuk pada kasus infeksi Covid-19 . Keluhan demam bisa tidak dijumpai. Keluhan yang terjadi bisa berupa tidak nafsu makan, tampak lesu/lelah, gangguan penghidu, menjadi mengompol, jatuh, atau perubahan kesadaran (seperti bicara meracau, gelisah),” papar dr. Purwita.
Di saat yang sama lansia juga harus tercukupi kebutuhannya. Meliputi cukup asupan gizi, aktivitas fisik, tidur, persediaan dan cukup perhatian. Asupan gizi seimbang dengan memperhatikan kecukupan karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral harus dipenuhi bagi lansia. Jenis dan konsistensi makanan disesuaikan dengan kondisi medis, kemampuan makan, mengunyah, dan menelan, serta preferensi lansia. Lansia juga disarankan tetap melakukan aktivitas fisik secara rutin di rumah. Misalnya dengan latihan jasmani bersama teman yang dilakukan virtual.
Upayakan lansia dapat cukup beristirahat, serta mencapai kualitas dan kuantitas tidur yang cukup, yaitu sekitar 6-8 jam sehari atau lebih. Untuk persediaan, yang dimaksud adalah ketersediaan obat-obatan rutin dan barang kebutuhan sehari-hari di rumah. Pembelian dapat dibantu oleh keluarga/pelaku rawat atau dipesan secara online.
“Tak kalah penting ialah perhatian dari lingkungan sekitar terutama keluarga sangat dibutuhkan oleh lansia. Keluarga merupakan sumber penting kasih sayang, motivasi/semangat, bantuan, dan interaksi sosial,” pungkas dr. Purwita. (Lihat videonya: Sejumlah Aktivis dan Petinggi KAMI Ditangkap Polisi)
Adapun batasan usia lansia menurut WHO (World Health Organization) ada empat tahapan usia yaitu usia pertengahan (middle age) berusia 45-59 tahun, lanujut usia berusia 60-74 tahun, lanjut usia tua (gold) berusia 75-90 tahun dan usia sangat tua (very old) berusia 90 tahun ke atas. (Sri Noviarni)
(ysw)