Liburan Panjang, Yuk! Tetap Jaga Protokol Kesehatan

Rabu, 28 Oktober 2020 - 08:08 WIB
loading...
Liburan Panjang, Yuk! Tetap Jaga Protokol Kesehatan
Pengalaman dua kali libur panjang disertai peningkatan kasus COVID-19 menjadi perhatian pemerintah. Foto/Kemenparekraf
A A A
JAKARTA - Libur panjang telah tiba. Walaupun pandemi Covid-19 belum lewat, namun sebagian masyarakat sudah berencana untuk berlibur. Protokol kesehatan tetap harus dijalankan.



Pengalaman dua kali libur panjang disertai peningkatan kasus Covid-19 menjadi perhatian pemerintah. Karena itu, pemerintah terus mengingatkan pada masyarakat agar sebisa mungkin berada di rumah selama libur panjang pada 28 Oktober hingga 1 November 2020 mendatang.

Liburan Panjang, Yuk! Tetap Jaga Protokol Kesehatan


Namun, untuk Anda yang sudah berencana mengisi libur panjang dengan berpergian mengunjungi destinasi wisata, tak perlu risau. Anda tetap bisa liburan, namun jangan lupa untuk tetap menjaga protokol kesehatan untuk menghindari penularan Covid-19. Ketua Departemen Epidemiologi Universitas Indonesia Dr. dr. Tri Yunis Miko Wahyono, MSc memberikan tips liburan aman untuk Anda: (Baca: Berdoa Keburukan untuk Orang yang Menzalimi)

Pertama, hindari percikan air liur saat berbicara. Seperti diketahui, penyebaran virus corona baru terjadi melalui penularan droplet, dari percikan air liur saat berbicara. Hal itu yang membuat masyarakat diminta patuh menggunakan masker dan jaga jarak serta menghindari kerumunan agar tidak tertular Covid-19 . Adapun masker yang digunakan berbahan kain hanya melindungi 70%. Sedangkan masker bedah hanya 80-90%. Masker paling aman adalah N95.

"Kedua, hindari kerumunan yang menyebabkan tak ada jarak. Pilih daerah wisata yang tak terlalu padat karena menghindari potensi penyebaran virus corona baru. Ketiga, status zonasi lokasi wisata yang bakal dituju sebaiknya diketahui lebih awal, apakah statusnya zona hijau, kuning, orange, atau merah," kata Dr. Tri beberapa waktu lalu.

Status itu bisa diketahui dengan mengunjungi laman resmi Covid-19 atau menanyakan langsung ke kantor pemerintahan setempat. Disarankan pilih lokasi liburan di zona hijau yang relatif lebih aman.

Keempat, setelah zonasi pastikan lokasi liburan di tempat terbuka atau outdoor seperti pantai atau wisata pegunungan. Lebih lanjut Dr. Tri menyarankan untuk hindari ruangan tertutup yang tidak masuk cahaya matahari dan udara. (Baca juga: DPR Dorong Pengembangan Pendidikan Indonesia Timur)

Kelima, pastikan kondisi tubuh dalam keadaan sehat sebelum memutuskan berangkat liburan. Jika kondisi fisik bermasalah, Dr. Tri menekankan untuk menunda perjalanan dan lebih baik berlibur di dekat rumah dengan jarak terjangkau.

"Kuncinya adalah menghindari penularan melalui droplet. Makanya harus memakai masker yang melindungi hidung dan mulut. Menjaga jarak agar saat berbicara sedikit droplet keluar. Tetap saling menjaga jarak sehingga tidak terkena dan yang juga penting untuk mencuci tangan pakai sabun," tandasnya.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wishnutama Kusubandio juga mengimbau masyarakat yang hendak berlibur saat liburan. Wisnutama menekankan pentingnya menerapkan protokol kesehatan secara disiplin agar tidak terjadi kenaikan kasus Covid-19 .

"Saya harapkan semua stakeholder dan pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif serta masyarakat yang ingin berlibur dapat melaksanakan protokol kesehatan dengan penuh kedisiplinan, penuh rasa kepedulian,” kata Wishnutama dalam pernyataan resminya di Jakarta. (Baca juga: Air Kelapa Bisa Cegah Keparahan Covid-19)

Ia juga terus berkoordinasi dengan Kementerian/Lembaga dalam mengantisipasi mobilisasi masyarakat saat libur panjang, khususnya dalam penerapan protokol kesehatan.

“Saatnya peduli terhadap diri kita sendiri, keluarga, sahabat, teman-teman, dan tentunya yang tidak kalah penting terhadap sektor pariwisata. Dengan kepedulian yang tinggi dalam melaksanakan protokol kesehatan saya yakin sektor pariwisata akan segera bangkit kembali," kata Wishnutama.

Pihaknya juga berupaya agar angka-angka perbaikan tersebut dapat semakin meningkat dari waktu ke waktu agar selanjutnya tren penyebaran kasus Covid-19 di Indonesia semakin membaik.

Sementara itu, di lain kesempatan Ketua Bidang Pemasaran dan Promosi Dalam Negeri PHR, Raymond Djani mengatakan dalam masa pandemi seperti ini ada beberapa contoh liburan yang bisa dilakukan masyarakat seperti memilih untuk staycation dan roadtrip atau wisata jarak dekat.

Raymond mengatakan di 2021 nanti pada bukan Januari hingga Maret, masyarakat belum terlalu berani bepergian jauh dan wisata jarak dekat, alam terbuka dan kuliner mungkin jadi pilihan terbaik. (Lihat videonya: Tolak Omnibus Law, Ribuan Buruh Kembali Turun ke Jalan)

“Sebelum ada vaksin ditemukan saya yakin masih belum 100 persen merasa aman. April hingga Juni baru mulai berani sedikit, melakukan domestik tour yang agak jauh dan untuk wisata yang aman untuk sementara disarankan pakai mobil atau wisata jarak dekat,” papar Raymond.

Ia menambahkan, ada beberapa persiapan sebelum kita berwisata, seperti menentukan zona aman yaitu harus zona hijau, jam operational, tempat wisata, sertifikasi chse, luas area, dan tiket. “Untuk wisata Aman, ada dua point yaitu disiplin protokol untuk kita sendri dan pelaksanaan sertifikat CHSE dari pelaku usaha, jika ini semua dilakukan pasti wisata akan lebih aman,” ucap Raymond. (Diana Rafikasari/Iman Firmansyah)
(ysw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1878 seconds (0.1#10.140)