Adi Kurdi, Sosok Berdedikasi yang Tidak Punya Prasangka Buruk

Jum'at, 08 Mei 2020 - 14:20 WIB
loading...
Adi Kurdi, Sosok Berdedikasi yang Tidak Punya Prasangka Buruk
Sepanjang hidupnya, Adi Kurdi dikenal sebagai sosok yang berdedikasi pada seni peran dan dunia film. Adi juga dikenal tidak punya prasangka buruk pada orang. (iNews.id)
A A A
Dunia seni peran dan film Tanah Air berduka setelah aktor yang dikenal sebagai Abah dalam sinetron Keluarga Cemara, Agustinus Adi Kurdi, meninggal dunia pada Jumat (8/5). Sutradara film Terima Kasih Abah Terima Kasih Emak (Teta) yang juga sahabat almarhum, Dedi Setiadi, mengaku begitu kehilangan orang yang dinilainya begitu berdedikasi pada dunia seni peran, teater dan pendidikan.

Sebelum Adi meninggal, Dedi sempat melakukan video call dengan almarhum pada Kamis (7/5) siang. Namun, saat itu, Abah—sapaan untuk Adi, hanya diam saja meski memberikan respons dari pembicaraan mereka. Tak disangka, itu adalah komunikasi terakhir Dedi dengan Adi. Sehari kemudian, Dedi mendapat kabar dari keluarga bahwa Adi Kurdi meninggal di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (PON), Jakarta Timur.

“Yang jelas, tadi malam jantung berhenti kemudian dikasih tindakan, dipindahkan ke ICU rumah sakit kemudian meninggal. Kalau tahu, awalnya itu menantunya yang menunggu. Sejak awal kita masih ragu karena pas video call kemarin siang, Abah nggak bisa bicara hanya gerakan mendengar merespons rencana malam menunggu kabar menantu kita mau video call lagi memberikan semangat untuk bekerja lagi dengan kita syuting Teta,” ujar Dedi Setiadi kepada dalam sambungan telepon dengan SINDOnews.com, Jumat (8/5).

Dedi menceritakan, Adi sangat semangat sekali dan excited mengikuti syuting film Teta. Selama syuting, dia sama sekali tidakmenunjukkan kalau dia sedang sakit. Dia bahkan menjalani syuting dengan gairah luar biasa. Adi begitu bersemangat dan perhatiannya terhadap jadwal syuting tidak menurun.

“Awalnya mau kita kasi prioritas untuk jadwal syuting, dia nggak mau, tapi minta seperti biasa saja takut terganggu. Dalam adegan syuting film itu Abah masih semangat bantu di tempat saya,” ujar Dedi.

Menurut sutradara kelahiran Sukabumi 26 Oktober 1952 ini, Abah itu sosok orang yang bersih hatinya. Dia nggak pernah punya prasangka buruk kepada orang lain. Menurut Adi, semua orang itu baik hati, bersih dan satu hal peduli dengan pendidikan misal ada orang kurang baik langsung diajarkan olehnya.

Dedi terakhir bertemu Adi saat syuting Teta. Dan, Adi pun tidak sempat menonton film tersebut. Film Teta awalnya dijadwalkan tayang pada April lalu. Namun, akibat wabah Covid-19, jadwal penayangannya pun mundur pada Juli mendatang.

“Abah punya keinginan kalau film ini berhasil buat lanjutannya. Dia sosok seniman yang punya spirit berkarya dan framing dari film ini tentang pendidikan dan kasih sayang keluarga. Intinya ingin membuat tayangan film yang mendidik dan inspirasi buat keluarga,” tutur dia.

Selain itu, dengan kepergian ini menjadikan film Teta yang rencananya akan tayang pada Juli (tergantung situasi) akan menjadi tribute untuk Adi Kurdi. Sosok ini begitu mendedikasikan hidupnya dan film ini menjadi representasi abah untuk film ini yang tentunya akan semakin dikenal harum oleh publik.

“Awalnya film ini tribute untuk Arswendo namun kita juga tirubute untuk abah Adi Kurdi juga. Beberapa tahun buat kenangan di Sukabumi, Abah itu beneran makan pake daun pisang dan Abah punya kebiasaan beli oleh-oleh dari Cimande makanan lepet yang daun kelapa di dalamnya ada ketan kacang merah. Ini makanan sudah harus dilestarikan,” papar Dedi.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1401 seconds (0.1#10.140)