Meski Kurang Umum, Nyeri Otot Bisa Indikasikan Covid-19

Selasa, 17 November 2020 - 07:35 WIB
loading...
Meski Kurang Umum, Nyeri Otot Bisa Indikasikan Covid-19
WHO yang menganalisis 55.924 kasus Covid-19 yang dikonfirmasi laboratorium di China menemukan bahwa 14,8% pasien melaporkan mialgia atau artralgia. / Foto: Ilustrasi/The Regenerative Clinic
A A A
JAKARTA - Mengalami nyeri punggung atau otot dapat mengindikasikan infeksi dini Covid-19. Meskipun nyeri tubuh bisa disebabkan banyak hal, ternyata nyeri otot terkait virus corona baru sedikit berbeda.

(Baca juga: Manajemen Hipertensi Penyakit Jantung saat Pandemi )

Laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menganalisis 55.924 kasus Covid-19 yang dikonfirmasi laboratorium di China, menemukan bahwa 14,8% pasien melaporkan mialgia atau artralgia (nyeri sendi).

Ini jauh lebih sedikit daripada jumlah pasien yang melaporkan demam (87,9%) dan batuk kering (67,7%), dan masih kurang umum dibandingkan gejala lain seperti kelelahan (38,1%) dan sesak napas (18,6%). Namun, nyeri otot sedikit lebih umum daripada sakit tenggorokan (13,9%), sakit kepala (13,6%), dan kedinginan (11,4%).

Mialgia merupakan nyeri otot dan nyeri, yang dapat melibatkan ligamen, tendon, dan fasia, jaringan lunak yang menghubungkan otot, tulang, dan organ.

John Hopkins Medicine memaparkan bahwa cedera, trauma, penggunaan berlebihan, ketegangan, obat-obatan tertentu dan penyakit semuanya dapat menyebabkan mialgia. "Gejalanya bisa berupa kram otot dan nyeri sendi. Diagnosis memerlukan evaluasi klinis yang cermat terhadap kram otot dan nyeri sendi," kata dia seperti dilansir Daily Express, Selasa (17/11).

Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan di US National Library of Medicine National Institutes of Health, mialgia penyebab infeksi Covid-19 diselidiki. Studi tersebut mencatat, bahwa myalgia adalah gejala umum pada pasien dengan infeksi virus seperti penyakit Covid-19 dan influenza.

Nyeri punggung pada Covid-19 biasanya mengindikasikan pneumonia. Mialgia umum yang disebabkan Covid-19 lebih lama dan lebih parah daripada mialgia infeksi virus lainnya. Mialgia dan kelelahan pada pasien dengan Covid-19 durasinya lebih lama daripada infeksi virus lainnya dan tidak responsif terhadap obat penghilang rasa sakit konvensional. Ketika viral load berkurang dengan pengobatan virus, nyeri otot bisa berkurang.

Selain mekanisme klasik mialgia yang dikenal pada infeksi virus, Covid-19 dapat menyebabkan nyeri muskuloskeletal dengan mekanisme yang sama sekali berbeda. Covid-19 masuk ke dalam sel dengan menembus ACE2 pada pH sitosol rendah dan menyebabkan infeksi pada sistem paru. Kehadiran ACE2 juga telah dibuktikan di otak, ginjal, otot polos pembuluh darah, dan otot rangka.

Virus bisa menyebar melalui aliran darah atau endotel vaskuler dan menyebabkan infeksi di semua jaringan yang mengandung ACE2 seperti jantung dan otak. Karena itu, sistem muskuloskeletal juga dapat mengalami infeksi.

Menurut Richard Watkins, MD, dokter penyakit menular dan profesor penyakit dalam di Northeast Ohio Medical University, infeksi virus menyebabkan nyeri otot sebagai produk sampingan dari pengaktifan respons imun. "Ini adalah hasil dari sel-sel sistem kekebalan yang melepaskan interleukin, yang merupakan protein yang membantu dalam memerangi patogen yang menyerang" ujar Watkins.

(Baca juga: Remaja yang Ikut Ekstrakulikuler Punya Kesehatan Mental yang Baik )

Masalah sendi dan otot sering terjadi dan termasuk masalah bahu, leher, punggung, dan lutut. Banyak orang akan mengalami ini di beberapa titik dalam hidup mereka. Sebagian besar masalah ini tidak serius dan membaik atau sembuh dengan cepat, namun jika disertai dengan gejala lain, masalah tersebut harus dipantau dengan cermat.
(nug)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1461 seconds (0.1#10.140)