Unilever Inisiasi Program Future Foods untuk Majukan Bisnis Berbasis Nabati

Kamis, 19 November 2020 - 00:54 WIB
loading...
Unilever Inisiasi Program...
Pola makan yang kaya makanan nabati akan memberikan lebih banyak manfaat bagi kesehatan dan lingkungan. Foto Ilustrasi/FoodRetail
A A A
JAKARTA - Unilever mengumumkan target penjualan baru dari bisnis alternatif daging dan susu nabati yang akan mencapai 1 miliar euro untuk 5-7 tahun ke depan. Pertumbuhan ini akan didorong melalui berbagai produk Unilever seperti The Vegetarian Butcher dan alternatif vegan dari merek-merek termasuk Hellmann's, Magnum, dan Wall's.

Target tersebut merupakan bagian dari ambisi Unilever terkait Future Foods atau Pangan Masa Depan yang diluncurkan Rabu (18/11) dengan dua tujuan utama, yaitu membantu masyarakat melakukan transisi menuju pola makan yang lebih sehat dan mengurangi dampak lingkungan dari rantai makanan.

(Baca Juga: Alodokter Raih Pendanaan Perpanjangan Seri-C dari Telkom Group
Unilever sebagai produsen merek-merek seperti Lipton, Ben & Jerry, Magnum, Bango, Royco, Buavita, SariWangi, dan Wall’s juga berkomitmen untuk memangkas sisa limbah makanan hingga separuhnya tahun 2025, menggandakan jumlah produk yang memberikan nutrisi baik pada 2025, serta terus berupaya mengurangi kandungan kalori, garam, dan gula di semua produk.

Selain itu, setidaknya 85% dari portofolio makanan Unilever akan mendukung pola makan yang memberikan asupan maksimal 5 gr garam per hari pada 2021. Dalam hal es krim kemasan pun 95% produk akan mengandung kurang dari 22 gr gula total dan 250 Kkal per porsi pada 2025.

Presiden Divisi Foods & Refreshment Unilever Hanneke mengatakan, sebagai salah satu perusahaan makanan terbesar di dunia, pihaknya memiliki peran yang besar dan penting dalam membantu melakukan transformasi pada sistem pangan global.

"Kami tidak bisa menentukan apa yang dikonsumsi oleh masyarakat, tetapi kami bisa mengupayakan agar makanan dengan alternatif nabati dan lebih sehat dapat diakses oleh semua orang. Ini merupakan target yang sangat berani dan luas, tapi komitmen kami untuk bisa menjadi force for goods atau untuk menjadi kekuatan pendorong kebaikan," beber Hanneke melalui siaran resminya, kemarin (18/11).

Sudah diakui secara luas bahwa sistem pangan global saat ini tidak adil dan tak efisien. Satu miliar orang di seluruh dunia kelaparan, sementara dua miliar lain mengalami obesitas atau kelebihan berat badan. Sepertiga dari semua makanan yang diproduksi terbuang begitu saja.

Peternakan adalah kontributor terbesar kedua dari emisi gas rumah kaca (GRK) sesudah bahan bakar fosil, dan menjadi penyebab utama deforestasi, polusi air, udara, serta punahnya keanekaragaman hayati.

( )

Laporan EAT-Lancet 2019 menunjukkan bahwa pola makan yang kaya akan makanan nabati dan lebih sedikit makanan hewani akan memberikan lebih banyak manfaat bagi kesehatan dan lingkungan.
(tsa)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1266 seconds (0.1#10.140)