Selama Pandemi Masyarakat Banyak Gunakan Aplikasi Kesehatan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Badai pandemi COVID-19 yang melanda seluruh dunia telah memberi banyak perubahan dalam gaya hidup masyarakat. Dari sisi kesehatan, misalnya, kesadaran masyarakat akan pola hidup sehat terus meningkat.
Sejumlah upaya dilakukan masyarakat, baik dengan cara meningkatkan pengetahun tentang kesehatan hingga mengikuti imbauan yang dikeluarkan pemerintah.
( )
Platform market research Populix melakukan riset tentang kesehatan terhadap 250 orang responden di Jabodetabek. Sebanyak 61% di antaranya perempuan.
Layanan kesehatan online, khususnya via aplikasi, mengalami peningkatan yang signifikan. Selama pandemi, 43% responden melakukan konsultasi sekali dalam sebulan. Bandingkan dengan sebelum pandemi yang angkanya hanya 34%.
“Aplikasi dipilih karena praktis, cepat, dan mudah,” kata Head of Marketing Populix Jessica Gautama dalam keterangan resminya, belum lama ini.
Lewat aplikasi, masyarakat umumnya melakukan konsultasi kesehatan, membaca artikel, dan membeli obat-obatan. Sementara, aplikasi yang menjadi pilihan favorit masyarakat untuk berkonsultasi cukup beragam.
Halodoc menjadi aplikasi paling sering dikunjungi masyarakat dengan 33% suara dari total responden. Di belakangnya ada Alodokter yang mendapat 29% suara responden. Sementara, Klikdokter dan GrabHealth masing-masing berbagai angka 8%.
“Tidak hanya konsultasi dan aktivitas kesehatan online yang mengalami perubahan. Tren mengonsumsi vitamin juga mengalami peningkatan selama pandemi. Dari seluruh responden, 84% di antaranya mengonsumsi vitamin untuk meningkatkan imun,” papar Jessica.
Enervon C, Vitacimin, dan Imboost menjadi produk vitamin serta suplemen buruan masyarakat di tengah pandemi. Dari seluruh responden, Enervon C mendapat 18% suara. Sementara dua produk lain masing-masing 13% dan 8% suara responden.
Selain lini kesehatan, perubahan gaya hidup selama pandemi juga terjadi pada tren perawatan kulit. Berbagai produk perawatan kulit selama pandemi terpantau semakin diminati. Dari seluruh responden perempuan, 86% di antaranya menggunakan produk skincare. Mayoritas responden pertama kali menggunakan skincare saat usia remaja, yaitu antara 15-18 tahun.
“Pertimbangan utama saat memilih produk perawatan kulit adalah karena keamanan, klaim produk halal, melihat review, dan tentu karena harga yang terjangkau,” ungkap Jessica.
Produk perawatan kulit yang paling sering digunakan sehari-hari adalah facial wash yang angkanya mencapai 77% suara responden perempuan. Selain itu, facial wash ada handbody (61%), moisturizer (41%), dan masker wajah (40%).
( )
Jessica menambahkan, bagi yang ingin tahu seputar produk kesehatan dan perawatan kulit yang sesuai, sebaiknya pelajari dulu dengan riset serta data yang tepat sebelum menjatuhkan pilihan. Termasuk jika ingin memulai bisnis di bidang kesehatan maupun perawatan kulit.
“Dengan data yang tepat masyarakat dan pelaku bisnis dapat mengenal lebih baik mengenai perubahan kebutuhan konsumen di masa pandemi ini. Sehingga, mereka bisa membuat keputusan secara efektif dan efisien,” tutup Jessica.
Sejumlah upaya dilakukan masyarakat, baik dengan cara meningkatkan pengetahun tentang kesehatan hingga mengikuti imbauan yang dikeluarkan pemerintah.
( )
Platform market research Populix melakukan riset tentang kesehatan terhadap 250 orang responden di Jabodetabek. Sebanyak 61% di antaranya perempuan.
Layanan kesehatan online, khususnya via aplikasi, mengalami peningkatan yang signifikan. Selama pandemi, 43% responden melakukan konsultasi sekali dalam sebulan. Bandingkan dengan sebelum pandemi yang angkanya hanya 34%.
“Aplikasi dipilih karena praktis, cepat, dan mudah,” kata Head of Marketing Populix Jessica Gautama dalam keterangan resminya, belum lama ini.
Lewat aplikasi, masyarakat umumnya melakukan konsultasi kesehatan, membaca artikel, dan membeli obat-obatan. Sementara, aplikasi yang menjadi pilihan favorit masyarakat untuk berkonsultasi cukup beragam.
Halodoc menjadi aplikasi paling sering dikunjungi masyarakat dengan 33% suara dari total responden. Di belakangnya ada Alodokter yang mendapat 29% suara responden. Sementara, Klikdokter dan GrabHealth masing-masing berbagai angka 8%.
“Tidak hanya konsultasi dan aktivitas kesehatan online yang mengalami perubahan. Tren mengonsumsi vitamin juga mengalami peningkatan selama pandemi. Dari seluruh responden, 84% di antaranya mengonsumsi vitamin untuk meningkatkan imun,” papar Jessica.
Enervon C, Vitacimin, dan Imboost menjadi produk vitamin serta suplemen buruan masyarakat di tengah pandemi. Dari seluruh responden, Enervon C mendapat 18% suara. Sementara dua produk lain masing-masing 13% dan 8% suara responden.
Selain lini kesehatan, perubahan gaya hidup selama pandemi juga terjadi pada tren perawatan kulit. Berbagai produk perawatan kulit selama pandemi terpantau semakin diminati. Dari seluruh responden perempuan, 86% di antaranya menggunakan produk skincare. Mayoritas responden pertama kali menggunakan skincare saat usia remaja, yaitu antara 15-18 tahun.
“Pertimbangan utama saat memilih produk perawatan kulit adalah karena keamanan, klaim produk halal, melihat review, dan tentu karena harga yang terjangkau,” ungkap Jessica.
Produk perawatan kulit yang paling sering digunakan sehari-hari adalah facial wash yang angkanya mencapai 77% suara responden perempuan. Selain itu, facial wash ada handbody (61%), moisturizer (41%), dan masker wajah (40%).
( )
Jessica menambahkan, bagi yang ingin tahu seputar produk kesehatan dan perawatan kulit yang sesuai, sebaiknya pelajari dulu dengan riset serta data yang tepat sebelum menjatuhkan pilihan. Termasuk jika ingin memulai bisnis di bidang kesehatan maupun perawatan kulit.
“Dengan data yang tepat masyarakat dan pelaku bisnis dapat mengenal lebih baik mengenai perubahan kebutuhan konsumen di masa pandemi ini. Sehingga, mereka bisa membuat keputusan secara efektif dan efisien,” tutup Jessica.
(tsa)