Peneliti Sebut Covid-19 Bisa Sebabkan Disfungsi Ereksi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Penelitian telah menunjukkan bahwa virus corona baru dapat menyebabkan kerusakan pada paru-paru, jantung, dan otak. Namun, penelitian lainnya memperingatkan bahwa para pria yang pernah terkena virus mematikan ini mengalami disfungsi ereksi.
(Baca juga: Indonesian Idol Turut Berduka atas Berpulangnya Melisha Sidabutar )
Disfungsi ereksi , juga dikenal sebagai impotensi, adalah masalah umum, terutama pada pria di atas 40 tahun. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh stres, kelelahan, kecemasan, atau terlalu banyak minum alkohol.
Tetapi selama wawancara baru-baru ini dengan NBC 5 Chicago, pakar penyakit menular, Dr Dena Grayson menyoroti kemungkinan virus corona baru juga bisa menjadi penyebabnya.
"Ada kekhawatiran nyata di sini bahwa pria dapat memiliki masalah lama disfungsi ereksi akibat virus ini, karena kami tahu bahwa hal itu menyebabkan masalah pada pembuluh darah," ujar Dr Grayson seperti dilansir Daily Express, Selasa (8/12).
"Jadi, ini adalah sesuatu yang sangat memprihatinkan, tidak hanya virus ini dapat membunuh, tetapi sebenarnya dapat menyebabkan komplikasi potensial jangka panjang seumur hidup," sambungnya.
Efek jangka panjang Covid-19 telah diakui Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS. Sementara kebanyakan orang dengan Covid-19 pulih dan kembali ke kesehatan normal, beberapa pasien dapat memiliki gejala yang dapat berlangsung selama berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan setelah sembuh dari penyakit ini.
(Baca juga: Melisha Sidabutar, Peserta Audisi Indonesian Idol Special Seasons Tutup Usia )
Bahkan orang yang tidak dirawat di rumah sakit dan yang memiliki penyakit ringan dapat mengalami gejala yang menetap atau terlambat. Adapun gejala jangka panjang yang paling sering dilaporkan, menurut CDC, meliputi kelelahan, sesak napas, batuk, nyeri sendi dan nyeri dada.
(Baca juga: Indonesian Idol Turut Berduka atas Berpulangnya Melisha Sidabutar )
Disfungsi ereksi , juga dikenal sebagai impotensi, adalah masalah umum, terutama pada pria di atas 40 tahun. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh stres, kelelahan, kecemasan, atau terlalu banyak minum alkohol.
Tetapi selama wawancara baru-baru ini dengan NBC 5 Chicago, pakar penyakit menular, Dr Dena Grayson menyoroti kemungkinan virus corona baru juga bisa menjadi penyebabnya.
"Ada kekhawatiran nyata di sini bahwa pria dapat memiliki masalah lama disfungsi ereksi akibat virus ini, karena kami tahu bahwa hal itu menyebabkan masalah pada pembuluh darah," ujar Dr Grayson seperti dilansir Daily Express, Selasa (8/12).
"Jadi, ini adalah sesuatu yang sangat memprihatinkan, tidak hanya virus ini dapat membunuh, tetapi sebenarnya dapat menyebabkan komplikasi potensial jangka panjang seumur hidup," sambungnya.
Efek jangka panjang Covid-19 telah diakui Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS. Sementara kebanyakan orang dengan Covid-19 pulih dan kembali ke kesehatan normal, beberapa pasien dapat memiliki gejala yang dapat berlangsung selama berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan setelah sembuh dari penyakit ini.
(Baca juga: Melisha Sidabutar, Peserta Audisi Indonesian Idol Special Seasons Tutup Usia )
Bahkan orang yang tidak dirawat di rumah sakit dan yang memiliki penyakit ringan dapat mengalami gejala yang menetap atau terlambat. Adapun gejala jangka panjang yang paling sering dilaporkan, menurut CDC, meliputi kelelahan, sesak napas, batuk, nyeri sendi dan nyeri dada.
(nug)