Biaya Kesehatan di Indonesia Diperkirakan Naik pada 2021

Kamis, 10 Desember 2020 - 21:30 WIB
loading...
Biaya Kesehatan di Indonesia Diperkirakan Naik pada 2021
Biaya kesehatan di Indonesia diperkirakan akan meningkat hingga 12% tahun depan. Foto Ilustrasi/Freepik
A A A
JAKARTA - Biaya kesehatan di Indonesia diperkirakan akan meningkat hingga 12%. Hal tersebut mengacu pada hasil survey yang dilakukan perusahaan global Willis Towers Watson.

Survei ini berdasarkan pada laporan mendalam tentang dampak ekonomi akibat COVID-19, serta penurunan biaya tunjangan perawatan kesehatan yang disponsori oleh pemberi kerja dan penundaan perawatan kesehatan non-darurat sebagai penyebab utama kenaikan yang diprediksi.

( )

Khusus di Indonesia, situasi pandemi mengakibatkan penurunan penggunaan layanan kesehatan swasta secara nasional, yang selanjutnya menurunkan tren biaya kesehatan dari 10,2% pada 2019 menjadi 10% tahun ini. Bersamaan dengan dipersiapkannya uji coba vaksin klinis, survei tersebut menyatakan bahwa akan terjadi peningkatan tren kesehatan hingga 12% pada 2021.

Head of Health & Benefits Indonesia di Willis Towers Watson Dewita Anggraeni menyatakan, tidak diragukan lagi, pandemi berdampak besar terhadap perlambatan tren biaya kesehatan yang semakin meningkat tahun ini, khususnya di Indonesia.

“Apalagi dengan situasi COVID-19, orang semakin menunda untuk menjalani operasi yang tidak mendesak dan berbagai prosedur elektif lain. Penurunan tren kesehatan juga dipengaruhi oleh meningkatnya pemanfaatan BPJS Kesehatan, terutama untuk penyakit kronis dan kritis, serta perawatan-perawatan lain yang biayanya sangat tinggi,” papar Dewita dalam siaran persnya pada Rabu (9/12).

Ia menjelaskan, ada tiga faktor teratas yang memengaruhi tren medis pada 2021. Kanker (79%) menempati urutan pertama di antara tiga kondisi teratas yang memengaruhi biaya kesehatan di Asia Pasifik, diikuti oleh penyakit kardiovaskular (76%) serta gangguan muskuloskeletal dan jaringan ikat (42%).

( )

"Pandemi telah sangat meningkatkan kesadaran individu akan kebersihan dan perawatan kesehatan pribadi. Situasi ini juga semakin mempercepat adopsi dan penggunaan telehealth, yang dapat membantu mengimbangi potensi biaya yang lebih tinggi dengan cara yang lebih efisien bagi mereka yang diasuransikan, untuk mengakses dan menggunakan perawatan kesehatan di masa mendatang,” pungkas Dewita.
(tsa)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1847 seconds (0.1#10.140)