Terus Berinovasi dan Beradaptasi, Dapur Cokelat Mampu Bertahan di Masa Pandemi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Berdiri sejak 2001, Dapur Cokelat tidak hanya mampu bertahan, namun juga berkembang pesat. Berawal dari sebuah outlet berkonsep dapur di wilayah Jakarta Selatan, kini usaha yang dirintis Ermey Trisniaty bersama Okky Dewanto itu memiliki puluhan outlet yang tersebar di seluruh Indonesia.
(Baca juga: Pernah Bangkrut, Kini Mantan Anggota MIB Ini Miliki Properti di Seoul )
Bahkan, Dapur Cokelat memiliki pabrik sendiri yang berlokasi di daerah Serpong, Tangerang Selatan, dan Surabaya .
Pendiri Dapur Cokelat, Ermey mengutarakan bahwa selain menjaga kualitas untuk menjaga kepercayaan pelanggannya, Dapur Cokelat juga terus melakukan inovasi dan mengikuti tren. "Seperti saat menyambut Natal atau Hari Valentine. Kami selalu memiliki tema-tema yang berbeda di tiap tahunnya. Kami mempersiapkan tema dan semuanya, tiga bulan sebelumnya," ungkap Ermey saat ditemui di kantor Dapur Cokelat, Tangerang Selatan, belum lama ini.
Kendati demikian, dalam perjalanannya, Dapur Cokelat juga sempat merasakan imbas dari sejumlah kondisi perekonomian Tanah Air. Ketika menghadapi hal tersebut, Dapur Cokelat harus mengambil keputusan dengan cepat dan tepat agar dapat terus bertahan.
Sebagaimana kondisi pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini. Dapur Cokelat harus mampu melakukan adaptasi dengan baik. Pasalnya, pandemi yang melanda sejak Maret 2020 itu juga sangat memengaruhi daya beli masyarakat. "Sebelum benar-benar terasa dampaknya, saya langsung berembuk dengan manajemen. Memikirkan beberapa skenario yang mungkin akan terjadi," ujar Ermey.
Guna mendukung pemerintah dalam memutus mata rantai Covid-19, Dapur Cokelat juga memberlakukan protokol kesehatan yang ketat terhadap para karyawannya. Seperti banyak perusahaan lainnya, mereka juga terpaksa harus melakukan keputusan pahit, yakni tidak mempekerjakan tim yang masa kontrak kerjanya sudah berakhir, dan produksi harus dikurangi.
Di sisi lain, semasa awal pandemi, ketika semua orang harus beraktivitas dari rumah, Dapur Cokelat pun menghadirkan produk terbaru berwujud premix. Dengan memiliki varian chocolate pudding mix, sponge cake mix, dan ice cream mix, para pelanggan maupun masyarakat bisa memasak menggunakan bahan-bahan dan resep yang digunakan di Dapur Cokelat.
Premix memungkinkan konsumen memiliki pengalaman memasak yang mudah dengan rasa kudapan yang enak. Bukan sekadar memberikan petunjuk penggunaan di balik kemasannya, Dapur Cokelat tidak lupa menyajikan video tutorial penggunaan premix melalui akun media sosial mereka.
Dalam upaya menjangkau konsumen yang lebih luas di tengah pandemi ini, Dapur Cokelat, yang telah memiliki sertifikasi halal, juga memaksimalkan pemasarannya secara online. Di samping dapat ditemui di beberapa marketplace besar seperti Tokopedia hingga Shopee, produk-produk Dapur Cokelat juga bisa dipesan melalui Gofood dan GrabFood.
(Baca juga: Serangan Jantung Sering Terjadi saat Musim Dingin, Ini Tips Mencegahnya )
"Untuk pengemasannya ya biasa saja, tapi kita jaga, jangan sampai itu cake atau produknya sudah tidak berbentuk ketika diterima oleh pelanggan. Segala kemungkinan telah kita antisipasi," ucap Okky Dewanto.
(Baca juga: Pernah Bangkrut, Kini Mantan Anggota MIB Ini Miliki Properti di Seoul )
Bahkan, Dapur Cokelat memiliki pabrik sendiri yang berlokasi di daerah Serpong, Tangerang Selatan, dan Surabaya .
Pendiri Dapur Cokelat, Ermey mengutarakan bahwa selain menjaga kualitas untuk menjaga kepercayaan pelanggannya, Dapur Cokelat juga terus melakukan inovasi dan mengikuti tren. "Seperti saat menyambut Natal atau Hari Valentine. Kami selalu memiliki tema-tema yang berbeda di tiap tahunnya. Kami mempersiapkan tema dan semuanya, tiga bulan sebelumnya," ungkap Ermey saat ditemui di kantor Dapur Cokelat, Tangerang Selatan, belum lama ini.
Kendati demikian, dalam perjalanannya, Dapur Cokelat juga sempat merasakan imbas dari sejumlah kondisi perekonomian Tanah Air. Ketika menghadapi hal tersebut, Dapur Cokelat harus mengambil keputusan dengan cepat dan tepat agar dapat terus bertahan.
Sebagaimana kondisi pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini. Dapur Cokelat harus mampu melakukan adaptasi dengan baik. Pasalnya, pandemi yang melanda sejak Maret 2020 itu juga sangat memengaruhi daya beli masyarakat. "Sebelum benar-benar terasa dampaknya, saya langsung berembuk dengan manajemen. Memikirkan beberapa skenario yang mungkin akan terjadi," ujar Ermey.
Guna mendukung pemerintah dalam memutus mata rantai Covid-19, Dapur Cokelat juga memberlakukan protokol kesehatan yang ketat terhadap para karyawannya. Seperti banyak perusahaan lainnya, mereka juga terpaksa harus melakukan keputusan pahit, yakni tidak mempekerjakan tim yang masa kontrak kerjanya sudah berakhir, dan produksi harus dikurangi.
Di sisi lain, semasa awal pandemi, ketika semua orang harus beraktivitas dari rumah, Dapur Cokelat pun menghadirkan produk terbaru berwujud premix. Dengan memiliki varian chocolate pudding mix, sponge cake mix, dan ice cream mix, para pelanggan maupun masyarakat bisa memasak menggunakan bahan-bahan dan resep yang digunakan di Dapur Cokelat.
Premix memungkinkan konsumen memiliki pengalaman memasak yang mudah dengan rasa kudapan yang enak. Bukan sekadar memberikan petunjuk penggunaan di balik kemasannya, Dapur Cokelat tidak lupa menyajikan video tutorial penggunaan premix melalui akun media sosial mereka.
Dalam upaya menjangkau konsumen yang lebih luas di tengah pandemi ini, Dapur Cokelat, yang telah memiliki sertifikasi halal, juga memaksimalkan pemasarannya secara online. Di samping dapat ditemui di beberapa marketplace besar seperti Tokopedia hingga Shopee, produk-produk Dapur Cokelat juga bisa dipesan melalui Gofood dan GrabFood.
(Baca juga: Serangan Jantung Sering Terjadi saat Musim Dingin, Ini Tips Mencegahnya )
"Untuk pengemasannya ya biasa saja, tapi kita jaga, jangan sampai itu cake atau produknya sudah tidak berbentuk ketika diterima oleh pelanggan. Segala kemungkinan telah kita antisipasi," ucap Okky Dewanto.
(nug)