Disebut Lebih Menular, WHO Teliti Strain Baru Covid-19 di Inggris

Rabu, 16 Desember 2020 - 15:03 WIB
loading...
Disebut Lebih Menular,...
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan strain baru Covid-19 muncul di Inggris. / Foto: Ilustrasi/Express and Star
A A A
JENEWA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan strain baru Covid-19 muncul di Inggris. Namun, tidak ada bukti bahwa strain tersebut berperilaku berbeda dengan jenis virus yang ada.

(Baca juga: Strain Baru Covid-19 Ditemukan, Diduga Sangat Menular dan Tumbuh Lebih Cepat )

"Kami mengetahui strain genetik ini dilaporkan pada 1.000 orang di Inggris," kata pakar darurat WHO, Mike Ryan dalam jumpa pers di Jenewa, seperti dilansir Reuters, Rabu (16/12). "Pihak berwenang sedang melihat signifikansinya. Kami telah melihat banyak strain, virus ini berkembang dan berubah seiring waktu," lanjutnya.

Sementara itu, ilmuwan Inggris sedang mencoba untuk memastikan apakah penyebaran cepat di Inggris selatan dari strain baru virus corona yang menyebabkan Covid-19 terkait dengan mutasi kunci yang telah mereka deteksi pada jenis virus tersebut.

Menurut sekelompok ilmuwan yang melacak genetika virus, mutasi tersebut termasuk perubahan pada protein "lonjakan" penting yang digunakan virus corona baru untuk menginfeksi sel manusia, tetapi belum jelas apakah ini membuatnya lebih menular. "Upaya sedang dilakukan untuk memastikan apakah salah satu mutasi ini berkontribusi pada peningkatan penularan," ungkap para ilmuwan dari Konsorsium Covid-19 Genomics UK (COG-UK).

Strain baru yang oleh para ilmuwan Inggris dinamai VUI-202012/01 mencakup mutasi di wilayah genom virus yang mengkode protein lonjakan, yang secara teori dapat menyebabkan Covid-19 menyebar lebih mudah di antara manusia.

Pemerintah Inggris menyebutkan peningkatan infeksi baru, yang sebagian terkait dengan varian baru, karena memindahkan ibu kota dan banyak daerah lain ke tingkat tertinggi pembatasan Covid-19.

Public Health England dalam sebuah pernyataan menyebutkan bahwa 1.108 kasus Covid-19 dengan strain baru telah diidentifikasi, terutama di selatan dan timur Inggris. Tetapi saat ini tidak ada bukti bahwa strain tersebut lebih mungkin menyebabkan infeksi Covid-19 yang parah.

Selain itu, para ilmuwan mengungkapkan hingga saat ini tidak ada bukti strain ini akan membuat vaksin menjadi kurang efektif. "Kedua pertanyaan tersebut membutuhkan studi lebih lanjut yang dilakukan dengan cepat," ujar para ilmuwan COG-UK.

Mutasi atau perubahan genetik muncul secara alami pada semua virus, termasuk virus corona baru, saat mereka bereplikasi dan bersirkulasi dalam populasi manusia. Dalam kasus virus corona baru, mutasi ini terakumulasi pada tingkat sekitar satu hingga dua mutasi per bulan secara global.

"Akibat proses yang sedang berlangsung ini, ribuan mutasi telah muncul dalam genom SARS-CoV-2 sejak virus muncul pada 2019," papar mereka.

(Baca juga: Pengin Bepergian Naik Pesawat di Masa Pandemi? Simak Dulu Tips Berikut Ini )

Mayoritas mutasi yang terlihat sejauh ini tidak berdampak nyata pada virus, dan hanya sebagian kecil yang cenderung mengubah virus dengan cara apa pun yang signifikan, misalnya, membuatnya lebih mampu menginfeksi orang, lebih mungkin menyebabkan penyakit parah, atau kurang sensitif terhadap pertahanan kekebalan alami atau yang disebabkan oleh vaksin.
(nug)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1752 seconds (0.1#10.140)