Webinar PSPK: Orientasi Belajar Harusnya Bukan Sekadar Mengejar Nilai
loading...

Proses belajar semestinya berorientasi pada konteks agar bisa berguna dalam menghadapi kondisi di masyarakat. Foto/neonbrand, Unsplash
A
A
A
JAKARTA - Apakah kamu pernah bertanya-tanya, belasan tahun belajar sebenarnya untuk apa? Ilmu matematika, fisika, ekonomi, dan ilmu-ilmu lainnya yang selama ini kita pelajari, apa hubungannya dengan hidup kita nantinya?
Mayoritas sistem pembelajaran yang dilakukan di negara ini masih belum berhasil memberikan kesadaran kepada para pelakunya tentang tujuan dari proses pembelajaran sendiri.
Buktinya, masih banyak yang menganggap tujuan utama sekolah adalah untuk mendapatkan nilai yang baik. Nilai yang baik ini dianggap bisa menentukan kualitas seseorang.
Hasilnya, pembelajaran yang dilakukan berorientasi pada nilai saja dan setelah nilai didapatkan seringkali dianggap sudah tercapai tujuan dari pembelajaran tersebut.
Nah, untuk membahas persoalan ini,Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan (PSPK) bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ( Kemdikbud ) Republik Indonesiamelalui Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan (Litbang) pada Senin (21/12) lalu menggelar webinar yang membahas hal tersebut dengan tajuk “Merancang Pembelajaran yang Membangun Makna”.
Webinar diselenggarakan dalam rangkaian Beranda 5 Tahun PSPK yang merupakan peringatan hari jadi PSPK yang ke-5. Melalui kegiatan tersebut, PSPK bekerja sama dengan mitra-mitra kerjanya untuk menyebarkan semangat kebijakan pendidikan yang berpihak kepada anak.
Melalui webinar ini, Susanti Sufyadi selaku perwakilan dari Litbang Kemdikbud dan Indriyati Herutami peneliti pendidikan dari PSPK membahas tentang model pembelajaran ideal di sekolah.
Menurut keduanya, pembelajaran sebagai salah satu kegiatan pendidikan seharusnya dapat didesain menjadi bermakna yang berarti relevan dan kontekstual. ( )
![Webinar PSPK: Orientasi Belajar Harusnya Bukan Sekadar Mengejar Nilai]()
Foto: Instagram @pspk_id
Hal ini sebenarnya sudah diusahakan untuk tercapai dengan memberikan sekolah ruang untuk mengeksplorasi kurikulum yang sudah ditetapkan.
Mayoritas sistem pembelajaran yang dilakukan di negara ini masih belum berhasil memberikan kesadaran kepada para pelakunya tentang tujuan dari proses pembelajaran sendiri.
Buktinya, masih banyak yang menganggap tujuan utama sekolah adalah untuk mendapatkan nilai yang baik. Nilai yang baik ini dianggap bisa menentukan kualitas seseorang.
Hasilnya, pembelajaran yang dilakukan berorientasi pada nilai saja dan setelah nilai didapatkan seringkali dianggap sudah tercapai tujuan dari pembelajaran tersebut.
Nah, untuk membahas persoalan ini,Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan (PSPK) bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ( Kemdikbud ) Republik Indonesiamelalui Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan (Litbang) pada Senin (21/12) lalu menggelar webinar yang membahas hal tersebut dengan tajuk “Merancang Pembelajaran yang Membangun Makna”.
Webinar diselenggarakan dalam rangkaian Beranda 5 Tahun PSPK yang merupakan peringatan hari jadi PSPK yang ke-5. Melalui kegiatan tersebut, PSPK bekerja sama dengan mitra-mitra kerjanya untuk menyebarkan semangat kebijakan pendidikan yang berpihak kepada anak.
Melalui webinar ini, Susanti Sufyadi selaku perwakilan dari Litbang Kemdikbud dan Indriyati Herutami peneliti pendidikan dari PSPK membahas tentang model pembelajaran ideal di sekolah.
Menurut keduanya, pembelajaran sebagai salah satu kegiatan pendidikan seharusnya dapat didesain menjadi bermakna yang berarti relevan dan kontekstual. ( )

Foto: Instagram @pspk_id
Hal ini sebenarnya sudah diusahakan untuk tercapai dengan memberikan sekolah ruang untuk mengeksplorasi kurikulum yang sudah ditetapkan.
Lihat Juga :