5 Hal Ini Picu Sakit Asma, Nomor 2 Harus Sangat Dihindari

Senin, 28 Desember 2020 - 08:12 WIB
loading...
5 Hal Ini Picu Sakit Asma, Nomor 2 Harus Sangat Dihindari
Asma biasanya ditangani dengan inhaler penyelamatan untuk mengobati gejala dan pengendali inhaler yang mencegah gejalanya. Foto Ilustrasi/Shutterstock
A A A
JAKARTA - Sakit asma merupakan kondisi di mana seseorang sulit bernapas. Kondisi ini terjadi akibat saluran udara meradang, sempit, dan membengkak, kemudian menghasilkan lendir berlebih sehingga menyulitkan bernapas.

Sakit asma juga bisa menyebabkan nyeri dada, batuk, serta napas berbunyi. Asma biasanya ditangani dengan inhaler penyelamatan untuk mengobati gejala dan pengendali inhaler yang mencegah gejalanya. Kasus yang parah mungkin membutuhkan inhaler yang berefek lebih lama yang menjaga saluran udara terbuka, serta steroid oral.

( )

Dikutip dari laman Live Science, gejala asma bisa disebabkan faktor genetik dan lingkungan. Orang penderita asma biasanya memiliki faktor genetik yang membuatnya rentan terhadap asma. Selain itu, faktor lingkungan seperti paparan alergi atau infeksi virus tertentu saat bayi, bisa meningkatkan risiko terkena penyakit tersebut. Demikian menurut National Heart, Lung, dan Blood Institute (NHLBI).

(Baca Juga : Epidemiolog Ingatkan Varian Baru Covid-19 Berpotensi Ganggu Program Vaksinasi )

Pemicu gejala asma secara umum yakni asap rokok, tungau debu, polusi udara, serbuk sari, jamur, infeksi saluran pernapasan, aktivitas fisik, udara dingin, serta reaksi alergi terhadap beberapa makanan. Berikut ini cara menghindari pemicu asma yang mungkin tidak diketahui, seperti dilansir dari The Healthy, Senin (28/12).

1. Hormon
Menurut dr. Payal Patel MD, anggota American Academy of Allergy Asthma and Immunology, sakit asma lebih sering terjadi pada wanita daripada pria. Ini kemungkinan ada kaitannya dengan korelasi antara asma dan hormon estrogen serta progesterone.

Asma bisa menjadi lebih buruk sebelum dan selama menstruasi atau membaik selama kehamilan. Demikian diungkapkan dr. Patel.

"Ini sejalan dengan teori bahwa kontrasepsi oral dapat meningkatkan fungsi paru-paru karena fluktuasi kadar hormon yang berkurang," katanya.

Ini gejala siklus menstruasi yang tidak biasa dan harus diperhatikan.

2. Stres
Ketika mengalami stres biasanya serangan asma terjadi lebih sering dan parah. Tidak dipahami sepenuhnya mengapa bisa begitu, tetapi ketika tubuh memiliki tingkat kortisol yang rendah atau tidak efektif, hormon stres tidak dapat mengurangi peradangan.

"Penting untuk mengenali ini dan mencari cara untuk mengurangi stres harian," kata dr. Patel.

3. Polusi
Polusi udara, seperti asap knalpot motor dan mobil, bisa memicu sakit asma. "Olahraga saat polusi tinggi atau di dekat jalan raya yang sibuk harus dihindari," saran dr. Patel.

Ia merekomendasikan untuk melakukan gym di dalam rumah daripada lari di luar dengan kualitas udara yang buruk. Bisa juga ke tempat-tempat yang sejuk udaranya segar dan jauh dari polusi kendaraan.

4. Serangga
Jaga kebersihan rumah agar serangga kotor, seperti kecoa dan tikus, tidak masuk ke dalam. Sebab kotoran serangga itu dapat memicu asma.

"Hewan pengerat juga dapat memicu asma, baik tikus dalam kota atau tikus di perdesaan," kata dr. Patel.

( )

5. Pengawet
Bahan sulfit yang digunakan sebagai pengawet dalam produk seperti anggur, buah kering, dan sari buah, saus tomat/sambal buatan, serta sosis dapat mengiritasi paru-paru dan menyebabkan reaksi pada sekira 5%-10% penderita asma.

Hal itu disebabkan selama pencernaan, perut menguapkan sulfit menjadi tetesan yang lewat tenggorokan dan masuk ke paru-paru serta menyebabkan iritasi.
(tsa)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1089 seconds (0.1#10.140)