Sudah Siap Lepas Anak Sekolah Tatap Muka? Pastikan Dulu Hal-Hal Ini
loading...
A
A
A
Menimbang dan memperhatikan panduan dari World Health Organization (WHO), publikasi ilmiah, publikasi di media massa, dan kasus COVID-19 di Indonesia saat ini, IDAI memandang bahwa pembelajaran melalui sistem jarak jauh (PJJ) lebih aman.
Bagi orangtua yang mempertimbangkan persetujuan kegiatan sekolah tatap muka dalam masa pandemi ini disarankan untuk mempertimbangkan beberapa hal. Salah satunya, apakah partisipasi anak dalam kegiatan sekolah tatap muka lebih bermanfaat atau justru meningkatkan risiko penularan.
"Apakah anak sudah mampu melaksanakan kebiasaan cuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak dengan memadai? Apakah anak masih sangat memerlukan pendampingan orangtua saat sekolah? Bila masih, maka sebaiknya anak di rumah dulu saja. Apakah anak memiliki kondisi komorbid yang dapat meningkatkan risiko sakit parah apabila tertular COVID-19? Bila ada, sebaiknya anak belajar dari rumah," ungkapnya.
"Adakah kelompok lanjut usia dan risiko tinggi di rumah yang mungkin tertular apabila banyak anggota keluarga yang beraktivitas di luar rumah?," sambungnya.
( )
Di sisi lain, orangtua juga disarankan untuk memastikan apakah sekolah sudah memenuhi standar protokol kesehatan yang berlaku. Persiapkan kebutuhan penunjang anak seperti transportasi, bekal makanan dan air minum, masker, hand sanitizer, serta persiapan tindak lanjut apabila mendapat kabar dari sekolah bahwa anak sakit, di mana fasilitas kesehatan yang akan dituju untuk perawatan selanjutnya dan asuransi kesehatan.
"Ajarkan anak untuk mengenali tanda dan gejala awal sakit, serta untuk melapor kepada guru apabila diri sendiri atau teman ada tanda dan gejala sakit. Ajarkan anak untuk berganti baju, mandi, dan membersihkan perlengkapannya setiap pulang dari sekolah, sebagaimana orang dewasa yang beraktivitas di luar rumah," tandas Aman.
Lihat Juga: Liliana Tanoesoedibjo Apresiasi Penyelenggaraan Kiko Wonders Day, Mampu Gali Kreativitas Anak
Bagi orangtua yang mempertimbangkan persetujuan kegiatan sekolah tatap muka dalam masa pandemi ini disarankan untuk mempertimbangkan beberapa hal. Salah satunya, apakah partisipasi anak dalam kegiatan sekolah tatap muka lebih bermanfaat atau justru meningkatkan risiko penularan.
"Apakah anak sudah mampu melaksanakan kebiasaan cuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak dengan memadai? Apakah anak masih sangat memerlukan pendampingan orangtua saat sekolah? Bila masih, maka sebaiknya anak di rumah dulu saja. Apakah anak memiliki kondisi komorbid yang dapat meningkatkan risiko sakit parah apabila tertular COVID-19? Bila ada, sebaiknya anak belajar dari rumah," ungkapnya.
"Adakah kelompok lanjut usia dan risiko tinggi di rumah yang mungkin tertular apabila banyak anggota keluarga yang beraktivitas di luar rumah?," sambungnya.
( )
Di sisi lain, orangtua juga disarankan untuk memastikan apakah sekolah sudah memenuhi standar protokol kesehatan yang berlaku. Persiapkan kebutuhan penunjang anak seperti transportasi, bekal makanan dan air minum, masker, hand sanitizer, serta persiapan tindak lanjut apabila mendapat kabar dari sekolah bahwa anak sakit, di mana fasilitas kesehatan yang akan dituju untuk perawatan selanjutnya dan asuransi kesehatan.
"Ajarkan anak untuk mengenali tanda dan gejala awal sakit, serta untuk melapor kepada guru apabila diri sendiri atau teman ada tanda dan gejala sakit. Ajarkan anak untuk berganti baju, mandi, dan membersihkan perlengkapannya setiap pulang dari sekolah, sebagaimana orang dewasa yang beraktivitas di luar rumah," tandas Aman.
Lihat Juga: Liliana Tanoesoedibjo Apresiasi Penyelenggaraan Kiko Wonders Day, Mampu Gali Kreativitas Anak
(tsa)