Labuan Bajo Diproyeksikan sebagai Destinasi Wisata Alam dan Budaya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Destinasi Super Prioritas (DSP) Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur diproyeksikan sebagai destinasi wisata berbasis alam dan budaya. Hal ini diungkap Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno.
Labuan Bajo yang menjadi destinasi wisata alam dan budaya ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Labuan Bajo sebagai salah satu dari lima wilayah DSP di Indonesia. (Baca juga: Kemenparekraf Gandeng Indra Lesmana Angkat Keindahan Indonesia lewat Musik )
Sandiaga mengatakan pengembangan wisata berbasis alam, budaya, dan religi ini diusulkan oleh perwakilan dari Keuskupan Ruteng dan selanjutnya nanti akan menjadi salah satu poin pengembangan pariwisata di NTT, khususnya di Labuan Bajo seiring dengan pengembangan pariwisata berbasis alam dan budaya setempat.
"Jadi wisata olahraga, wisata berbasis alam terbuka dan budaya hingga wisata edukasi ini menjadi salah satu yang kita siapkan agar Labuan Bajo menjadi destinasi kelas dunia. Dan karena tahun depan akan ada KTT G-20 dan tahun berikutnya ada Asean Summit kita harus isi dengan calendar of events sehingga Labuan Bajo akan jauh lebih siap," ucap Sandiaga, di Labuan Bajo beberapa waktu lalu.
Selain itu, dia menuturkan pihaknya akan mengajak masyarakat Labuan Bajo untuk ikut serta mengembangkan dan mempersiapkan berbagai potensi wisata yang ada di kota yang terletak di Kabupaten Manggarai Barat itu.
Sandiaga juga mengimbau agar para pelaku wisata dan ekonomi kreatif serta warga masyarakat di Labuan Bajo untuk mematuhi protokol kesehatan K4 (Kebersihan, Kesehatan, Keamanan, dan Kelestarian Lingkungan) atau CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability).
"Jika kita mematuhi protokol kesehatan dan kita fokus dan prioritas pada penanganan kesehatan, Labuan Bajo ini bisa menjadi satu destinasi yang paling siap untuk pulih saat pariwisata dan ekonomi kreatif mulai menggeliat lagi,” tutur dia. (Baca juga: Kemenparekraf Ajak Masyarakat Dukung Wisata lewat Tagar #DiIndonesiaAja )
Pekerjaan rumah ini ditekankan untuk bisa rampung pada satu tahun ke depan, dari segi kesiapan infrastruktur, interkoneksi, produk-produk wisata, calendar of events, dan dukungan pada kegiatan masyarakat agar pariwisata dan ekonomi kreatif ini lebih inklusif, lebih melibatkan masyarakat, berkelanjutan, dan berkeadilan.
Labuan Bajo yang menjadi destinasi wisata alam dan budaya ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Labuan Bajo sebagai salah satu dari lima wilayah DSP di Indonesia. (Baca juga: Kemenparekraf Gandeng Indra Lesmana Angkat Keindahan Indonesia lewat Musik )
Sandiaga mengatakan pengembangan wisata berbasis alam, budaya, dan religi ini diusulkan oleh perwakilan dari Keuskupan Ruteng dan selanjutnya nanti akan menjadi salah satu poin pengembangan pariwisata di NTT, khususnya di Labuan Bajo seiring dengan pengembangan pariwisata berbasis alam dan budaya setempat.
"Jadi wisata olahraga, wisata berbasis alam terbuka dan budaya hingga wisata edukasi ini menjadi salah satu yang kita siapkan agar Labuan Bajo menjadi destinasi kelas dunia. Dan karena tahun depan akan ada KTT G-20 dan tahun berikutnya ada Asean Summit kita harus isi dengan calendar of events sehingga Labuan Bajo akan jauh lebih siap," ucap Sandiaga, di Labuan Bajo beberapa waktu lalu.
Selain itu, dia menuturkan pihaknya akan mengajak masyarakat Labuan Bajo untuk ikut serta mengembangkan dan mempersiapkan berbagai potensi wisata yang ada di kota yang terletak di Kabupaten Manggarai Barat itu.
Sandiaga juga mengimbau agar para pelaku wisata dan ekonomi kreatif serta warga masyarakat di Labuan Bajo untuk mematuhi protokol kesehatan K4 (Kebersihan, Kesehatan, Keamanan, dan Kelestarian Lingkungan) atau CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability).
"Jika kita mematuhi protokol kesehatan dan kita fokus dan prioritas pada penanganan kesehatan, Labuan Bajo ini bisa menjadi satu destinasi yang paling siap untuk pulih saat pariwisata dan ekonomi kreatif mulai menggeliat lagi,” tutur dia. (Baca juga: Kemenparekraf Ajak Masyarakat Dukung Wisata lewat Tagar #DiIndonesiaAja )
Pekerjaan rumah ini ditekankan untuk bisa rampung pada satu tahun ke depan, dari segi kesiapan infrastruktur, interkoneksi, produk-produk wisata, calendar of events, dan dukungan pada kegiatan masyarakat agar pariwisata dan ekonomi kreatif ini lebih inklusif, lebih melibatkan masyarakat, berkelanjutan, dan berkeadilan.
(tdy)