Berkali-kali Kunjungi Danau Toba, Begini Alasan Menparekraf Sandiaga Uno
loading...
A
A
A
BOGOR - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno beberapa kali mengunjungi Danau Toba, Sumatera Utara. Bukan tanpa alasan ia ke daerah dengan alam yang indah itu. Sandiaga mengatakan ada beberapa alasan yang membuatnya datang ke Danau Toba.
Selain karena pekerjaannya sebagai Menparekraf yang diharuskan mengembangkan 5 destinasi prioritas di Indonesia, juga karena banyak hal menarik dirasakan.
"Saya sudah empat kali ke Danau Toba, alasan saya ke Danau Toba berkali-kali, karena Danau Toba itu punya storynomic, cerita yang luar biasa banget tentang letusan terbesar gunung api ratusan ribu tahun yang lalu. Dan disitu mengandung sejuta cerita," ungkap Sandiaga Uno dalam acara Live NGANTRI (Ngobrol Bareng Mas Menteri) Edisi #BeliKreatifDanauToba di akun Instagram @pesonaid_travel pada Minggu (7/2/2021).
Kemudian, lanjut dia, Danau Toba itu memiliki banyak pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang bergerak di bidang industri kreatif, namun belum ada produk yang bisa dijadikan synonimous (identik) seperti Bali.
"Alasan selanjutnya adalah ekonomi kreatifnya, karena aku tuh tertantang untuk memunculkan Synonimous Danau Toba. Misalnya kalau kita berkunjung ke Bali kita sudah tahu kalau datang disambut tari-tarian
Di danau Toba kita sekarang mau kembangin kain ulos-nya. Juga dengan makanannya kira-kira apa yang mau dipromosikan," katanya.
Maka dari itu, khusus Danau Toba ini, pihaknya akan mengembangkan makanan ombus-ombus yang bisa dinikmati atau disajikan saat wisatawan berkunjung ke Danau Toba
"Jadi saat mendarat disuguhkan ombus-ombus. Saya tuh tertantang untuk membuat sesuatu yang hits banget. Seperti rendang, synonimous dengan Sumatera Barat, Asinan Betawi identik dengan Jakarta, setelah dicari danau Toba terkenal dengan ombus-ombus," ungkapnya.
Kalau dari keseniannya di Danau Toba itu, sudah terkenal dan identik dengan tari-tarian tor-tornya, di Bali identik dengan kesenian musik gamelannya.
"Kalau tari-tariannya kan pasti tor-tor. Musicnya kalau di Bali kan Gamelan, kalau di Toba itu musik Gondang-gondang," jelasnya.
Selain itu, Sandi juga menghendaki pengembangan sport tourism (wisata olahraga. Sebab itu, kata dia, Kemenparekraf mulai melakukan pengembangan olahraga wisata.
"Sport Tourism di Danau Toba yang sedang dikembangkan dan sudah ikutan itu adalah Toba ultramarathon kemarin sudah berpartisipasi. Mestinya ada juga open water swimming di lake nya, sepedanya, kemudian paralayang. Itulah kenapa saya pengen balik ke Toba," katanya.
Alasan selanjutnya adalah faktor pekerjaan. Sebab di Kemenparekraf ini ada program pengembangan 5 destinasi prioritas.
"Alasan ini untuk mengembangkan 5 destinasi prioritas di Indonesia, salah satunya Danau Toba. Jadi harus kembali kesana. Selain itu, disana pemandangannya indah, masyarakat hatinya juga penuh berkah, selain ombus-ombus kulinernya yang kita angkat, banyak produk kuliner yang akan diangkat," ungkapnya.
Selain karena pekerjaannya sebagai Menparekraf yang diharuskan mengembangkan 5 destinasi prioritas di Indonesia, juga karena banyak hal menarik dirasakan.
"Saya sudah empat kali ke Danau Toba, alasan saya ke Danau Toba berkali-kali, karena Danau Toba itu punya storynomic, cerita yang luar biasa banget tentang letusan terbesar gunung api ratusan ribu tahun yang lalu. Dan disitu mengandung sejuta cerita," ungkap Sandiaga Uno dalam acara Live NGANTRI (Ngobrol Bareng Mas Menteri) Edisi #BeliKreatifDanauToba di akun Instagram @pesonaid_travel pada Minggu (7/2/2021).
Kemudian, lanjut dia, Danau Toba itu memiliki banyak pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang bergerak di bidang industri kreatif, namun belum ada produk yang bisa dijadikan synonimous (identik) seperti Bali.
"Alasan selanjutnya adalah ekonomi kreatifnya, karena aku tuh tertantang untuk memunculkan Synonimous Danau Toba. Misalnya kalau kita berkunjung ke Bali kita sudah tahu kalau datang disambut tari-tarian
Di danau Toba kita sekarang mau kembangin kain ulos-nya. Juga dengan makanannya kira-kira apa yang mau dipromosikan," katanya.
Maka dari itu, khusus Danau Toba ini, pihaknya akan mengembangkan makanan ombus-ombus yang bisa dinikmati atau disajikan saat wisatawan berkunjung ke Danau Toba
"Jadi saat mendarat disuguhkan ombus-ombus. Saya tuh tertantang untuk membuat sesuatu yang hits banget. Seperti rendang, synonimous dengan Sumatera Barat, Asinan Betawi identik dengan Jakarta, setelah dicari danau Toba terkenal dengan ombus-ombus," ungkapnya.
Kalau dari keseniannya di Danau Toba itu, sudah terkenal dan identik dengan tari-tarian tor-tornya, di Bali identik dengan kesenian musik gamelannya.
"Kalau tari-tariannya kan pasti tor-tor. Musicnya kalau di Bali kan Gamelan, kalau di Toba itu musik Gondang-gondang," jelasnya.
Selain itu, Sandi juga menghendaki pengembangan sport tourism (wisata olahraga. Sebab itu, kata dia, Kemenparekraf mulai melakukan pengembangan olahraga wisata.
"Sport Tourism di Danau Toba yang sedang dikembangkan dan sudah ikutan itu adalah Toba ultramarathon kemarin sudah berpartisipasi. Mestinya ada juga open water swimming di lake nya, sepedanya, kemudian paralayang. Itulah kenapa saya pengen balik ke Toba," katanya.
Alasan selanjutnya adalah faktor pekerjaan. Sebab di Kemenparekraf ini ada program pengembangan 5 destinasi prioritas.
"Alasan ini untuk mengembangkan 5 destinasi prioritas di Indonesia, salah satunya Danau Toba. Jadi harus kembali kesana. Selain itu, disana pemandangannya indah, masyarakat hatinya juga penuh berkah, selain ombus-ombus kulinernya yang kita angkat, banyak produk kuliner yang akan diangkat," ungkapnya.
(tdy)