Hari Musik Nasional, Ini Perkembangan Musik Indonesia dari Era '70-an hingga 2010

Selasa, 09 Maret 2021 - 17:23 WIB
loading...
Hari Musik Nasional, Ini Perkembangan Musik Indonesia dari Era 70-an hingga 2010
Band Dewa 19 mulai berjaya sejak era 1990-an. Foto Ilustrasi/IG @officialrcti
A A A
JAKARTA - Hari Musik Nasional diperingati hari ini, Selasa (9/3). Banyak peristiwa musik di Indonesia yang terjadi dalam kurun 40 tahun terakhir. Tiap dekade ditandai oleh ciri khas dan tonggak sejarah yang dipengaruhi oleh berbagai faktor.

Hal ini membuat keragaman musik Indonesia dari tahun '70-an hingga 2010-an. Setiap tahun lahir lagu terbaik yang menjadi ikon dan ciri khas musik dari tiap dekade.

"Mulai dari era baru kebebasan bermusik di masa Orde Baru, munculnya acara pencarian bakat, perkembangan media seperti radio dan TV yang membawa andil besar dalam persebaran musik, hingga kepopuleran platform streaming musik yang semakin membuka luas referensi musik Tanah Air," kata pegiat musik Indonesia David Tarigan melalui siaran resminya, Selasa (9/3).



"Hari Musik Nasional merupakan momen pengingat bagi kita semua untuk terus mengapresiasi keragaman karya musisi Tanah Air dan mempelajari sejarah musik sebagai bagian dari kekayaan budaya bangsa,” sambungnya.

Kepopuleran musik pop di tahun '70-an digawangi oleh Koes Plus, Chrisye, Titiek Puspa, dan Ebiet G. Ade. Koes Plus grup musik legendaris yang mewarnai perkembangan industri musik Tanah Air di tahun '70-an. Kiprahnya berpengaruh besar terhadap perkembangan musik dan dikenal sebagai pelopor musik pop di negeri ini.

Memasuki Orde Baru di tahun '70-an perkembangan industri musik Indonesia semakin maju dan banyak musisi yang lahir mewarnai industri pada saat itu. Chrisye, Ebiet G. Ade, dan Titiek Puspa adalah sosok penyanyi hits di era '70-an yang menghadirkan karya musik yang unik nan legendaris.

Era ini juga menjadi saksi munculnya musik dangdut yang merupakan akulturasi musik Melayu dan India. Pergerakan ini ditandai dengan munculnya Raja Dangdut Rhoma Irama. Selain itu, ajang kompetisi cipta lagu bertajuk Lomba Cipta Lagu Remaja (LCLR) Prambors di tahun 1977 juga mengukir sejarah dengan mendobrak stagnasi dalam industri musik pop pada saat itu dan banyak melahirkan musisi baru di tahun-tahun selanjutnya.

Tahun '80-an menjadi kejayaan tren musik pop cengeng, pop kreatif, dan pop disko. Masuk ke era tahun '80-an, perkembangan musik di masa itu terbilang cukup dinamis dan banyak tren musik baru yang hadir.

Meskipun pada era '80-an musik Indonesia didominasi genre pop yang mendayu atau pop-cengeng karena liriknya yang puitis serta menyayat hati, namun era ini juga diwarnai oleh pop kreatif yang lebih progresif dan bercerita tentang rasa.

Pada era ini, musik Indonesia juga mulai dikenalkan dengan genre rock dan elektro yang akhirnya memunculkan tren musik pop disko. Beberapa lagu hits populer dari genre tersebut digawangi oleh Fariz RM dan Godbless.

Masuk tahun '80-an ada lagu Barcelona dari Fariz RM, Tentang Kita dari KLa Project, Rumah Kita dari Godbless, dan deretan lagu lain yang merajai industri.

Lagu-lagu fenomenal '90-an dikenal tak lekang oleh waktu. Era '90-an adalah era kejayaan dan puncak dari kreativitas bermusik di Indonesia. Berbagai genre musik mulai pop, rock, jazz, alternatif, dangdut, sampai slow-rock hadir menghibur telinga para penikmat musik Tanah Air bahkan hingga kini.

Di tahun '90-an ini musik pop masih mendominasi industri musik Indonesia. Diwarnai dengan munculnya berbagai band besar di antaranya Dewa 19, Slank, Kahitna, serta banyak juga penyanyi solo yang mulai berkarya di tahun ini, sebut saja Anggun C. Sasmi, Alda, dan Rita Effendy.

Tahun 2000-an menjadi dunia musik baru, tren musik indie, grup musik pop dan musik dangdut. Memasuki tahun 2000-an genre musik Indonesia sudah semakin beragam, masyarakat juga memiliki selera musik yang berbeda-beda.

Di awal tahun 2000-an musik pop masih berjaya dan melahirkan banyak grup band pop seperti Sheila on 7, Kerispatih, dan Naif. Tahun 2005 terjadi fenomena indie boom yang melahirkan banyak musisi indie seperti White Shoes and The Couples Company, Sore, Seringai, The Adams, dan masih banyak lagi.

Pada era ini, musik dangdut koplo juga kian diminati oleh penikmat musik Tanah Air sebagai tawaran baru atas musik dangdut klasik. Lagu Goyang Dombret Inul Daratista merupakan pelopor tren dangdut koplo pertama di era industri musik tahun 2000-an.



Fenomena tren musik melayu, boyband-girlband, dan dangdut koplo muncul di tahun 2010-an. Era musik 2010-an mungkin sudah cukup familiar bagi para penikmat musik Indonesia. Berbagai tren musik bermunculan di tahun ini, salah satunya kehadiran boyband dan girlband yang terinspirasi dari budaya Korea. Sebut saja SMASH, JKT48, Cherrybelle, 7icons, dan sederet boyband dan girlband lain dengan mengusung gaya, model lagu, serta koreografi yang mirip musik K-Pop.

Di era tahun 2010-an, label musik besar juga mulai memperkenalkan tren musik pop melayu hingga melahirkan deretan grup musik pop melayu seperti ST12, Wali, The Bagindas, dan Armada. Selain itu, tren dangdut koplo juga semakin populer lewat media sosial dan banyak diminati berbagai kalangan masyarakat.

“Musik adalah bahasa atau perantara kita untuk mengekspresikan kata hati. Melalui musik, kita juga dapat mengetahui fenomena suatu peradaban,” ujar Head of Marketing JOOX Indonesia Yuanita Agata.
(tsa)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2032 seconds (0.1#10.140)