Tak Hanya Usia Lanjut, Gagal Jantung Juga Bisa Serang Usia Muda
loading...
A
A
A
JAKARTA - Gejala penyakit jantung umumnya dapat dialami pria maupun wanita. Pada beberapa kasus, gejala yang dialami pria dan wanita memiliki sejumlah perbedaan, termasuk tanda tertentu lebih cenderung dialami oleh salah satu jenis kelamin.
Baca juga: Resep Ketan Serundeng yang Gurih dan Manis, Pas Jadi Menu Sarapan
Gagal jantung kongestif merupakan kondisi kegagalan jantung ketika memompa pasokan darah yang dibutuhkan tubuh karena adanya kelainan struktur dan fungsi jantung .
Dokter Spesialis jantung dan pembuluh darah Siloam Hospitals Jambi, dr. Evi Supriadi, Sp.JP., menjelaskan, dampak dari gagal jantung kongestif bisa sangat berbahaya karena dapat memicu kegagalan fungsi organ tubuh lainnya hingga henti jantung mendadak yang menyebabkan kematian.
"Karenanya pasien penderita gagal jantung perlu menjalani pengobatan yang kontinyu secara tepat. Ini bertujuan menghindari komplikasi," tutur Evi Supriadi melalui edukasi kesehatan dalam live Instagram milik Siloam Hospitals Jambi, beberapa waktu lalu.
Evi, yang merupakan lulusan Universitas Padjadjaran Bandung, melanjutkan, sebenarnya gagal jantung merupakan kumpulan gejala atau syndroma klinis. Hal yang biasa dialami pasien adalah mengeluhkan mudah lelah, termasuk menaiki anak tangga menjadi cepat lelah. Berikutnya mudah sesak, biasanya sehabis mandi pasien tidak merasa sesak kemudian menjadi sesak.
"Bahkan jika sudah tahap akhir, saat kondisi berbaring pun pasien merasa sesak. Jika tidak ditangani secara benar turut berkomplikasi menjadi hipertensi atau stroke," kata Evi.
Dalam beberapa kasus banyak ditemui pada saat sekarang pasien penyakit jantung tidak hanya pada usia 40 tahun sampai usia lanjut, tapi bahkan pada usia middle age yaitu sekitar 30 tahun.
Sebelumnya, pada presentasinya, gejala awal yang timbul adalah merasakan sesak dan mudah lelah, batuk bahkan sampai lebih sering ke kamar mandi. Menurut Evi Supriadi, umumnya dengan keluhan seperti ini, masyarakat pada umumnya belum ingin memeriksakan diri ke dokter.
"Dengan mengetahui gejala awal, sepatutnya segera periksakan diri ke dokter agar terhindar dari komplikasi penyakit gagal jantung yang mengganggu kesehatan dan bahkan bisa mengancam nyawa," sebut Evi.
Apabila mengalami gejala awal yang telah disampaikan hingga adanya riwayat penyakit hipertensi, diabetes melitus, maka segera dilakukan pemeriksaan ke rumah sakit.
Perlu diketahui juga bahwa gagal jantung mempunyai empat kelas, yakni bisa beraktivitas seperti orang normal untuk kelas 1. Pada kelas selanjutnya, mulai terganggu saat beraktifitas. Kemudian, aktivitas makan, mandi sudah mulai merasakan sesak dan lelah. Dan kelas 4, sudah tidak bisa beraktivitas sama sekali, hanya berbaring dengan kondisi sesak dan lelah.
Baca juga: Berperan Vital di Masa Pandemi, Sosok Ibu Perlu Fokus Mengendalikan Diri
"Jadi obat paling mujarab adalah dengan mencegah, sebisa mungkin hindari bagaimana supaya kita tidak berhubungan dengan obat-obatan," pungkas dr. Evi Supriadi, Sp.JP., pada akhis sesi edukasinya.
Baca juga: Resep Ketan Serundeng yang Gurih dan Manis, Pas Jadi Menu Sarapan
Gagal jantung kongestif merupakan kondisi kegagalan jantung ketika memompa pasokan darah yang dibutuhkan tubuh karena adanya kelainan struktur dan fungsi jantung .
Dokter Spesialis jantung dan pembuluh darah Siloam Hospitals Jambi, dr. Evi Supriadi, Sp.JP., menjelaskan, dampak dari gagal jantung kongestif bisa sangat berbahaya karena dapat memicu kegagalan fungsi organ tubuh lainnya hingga henti jantung mendadak yang menyebabkan kematian.
"Karenanya pasien penderita gagal jantung perlu menjalani pengobatan yang kontinyu secara tepat. Ini bertujuan menghindari komplikasi," tutur Evi Supriadi melalui edukasi kesehatan dalam live Instagram milik Siloam Hospitals Jambi, beberapa waktu lalu.
Evi, yang merupakan lulusan Universitas Padjadjaran Bandung, melanjutkan, sebenarnya gagal jantung merupakan kumpulan gejala atau syndroma klinis. Hal yang biasa dialami pasien adalah mengeluhkan mudah lelah, termasuk menaiki anak tangga menjadi cepat lelah. Berikutnya mudah sesak, biasanya sehabis mandi pasien tidak merasa sesak kemudian menjadi sesak.
"Bahkan jika sudah tahap akhir, saat kondisi berbaring pun pasien merasa sesak. Jika tidak ditangani secara benar turut berkomplikasi menjadi hipertensi atau stroke," kata Evi.
Dalam beberapa kasus banyak ditemui pada saat sekarang pasien penyakit jantung tidak hanya pada usia 40 tahun sampai usia lanjut, tapi bahkan pada usia middle age yaitu sekitar 30 tahun.
Sebelumnya, pada presentasinya, gejala awal yang timbul adalah merasakan sesak dan mudah lelah, batuk bahkan sampai lebih sering ke kamar mandi. Menurut Evi Supriadi, umumnya dengan keluhan seperti ini, masyarakat pada umumnya belum ingin memeriksakan diri ke dokter.
"Dengan mengetahui gejala awal, sepatutnya segera periksakan diri ke dokter agar terhindar dari komplikasi penyakit gagal jantung yang mengganggu kesehatan dan bahkan bisa mengancam nyawa," sebut Evi.
Apabila mengalami gejala awal yang telah disampaikan hingga adanya riwayat penyakit hipertensi, diabetes melitus, maka segera dilakukan pemeriksaan ke rumah sakit.
Perlu diketahui juga bahwa gagal jantung mempunyai empat kelas, yakni bisa beraktivitas seperti orang normal untuk kelas 1. Pada kelas selanjutnya, mulai terganggu saat beraktifitas. Kemudian, aktivitas makan, mandi sudah mulai merasakan sesak dan lelah. Dan kelas 4, sudah tidak bisa beraktivitas sama sekali, hanya berbaring dengan kondisi sesak dan lelah.
Baca juga: Berperan Vital di Masa Pandemi, Sosok Ibu Perlu Fokus Mengendalikan Diri
"Jadi obat paling mujarab adalah dengan mencegah, sebisa mungkin hindari bagaimana supaya kita tidak berhubungan dengan obat-obatan," pungkas dr. Evi Supriadi, Sp.JP., pada akhis sesi edukasinya.
(nug)