3 Dampak Buruk Bagi Orang yang Suka Ghosting dan Solusinya
loading...

Pelaku ghosting tak cuma melukai perasaan korbannya, tapi sebenarnya juga merusak dirinya sendiri. Foto/Sarah Blais, The Times
A
A
A
JAKARTA - Saat ini, ghosting sudah menjadi kata familier di tengah masyarakat. Dalam urusan percintaan, ghosting mengacu pada praktik mengakhiri hubungan sepihak secara tiba-tiba.
Cara yang paling banyak dilakukan oleh pelaku ghosting yakni dengan memutuskan semua saluran komunikasi, misalnya dengan memblokir seluruh akun media sosial, dan nomor pribadi korban tanpa memberikan penjelasan ap apun sebelumnya.
Dampak kesehatan mental akibat perilaku ghosting sebetulnya bukan hanya dirasakan oleh para korban, tapi para pelaku pun kemungkinan besar mendapatkan dampaknya.
Dalam sebuah hubungan percintaan , kedewasaan emosional bisa ditandai dengan berhasilnya pasangan tersebut menghadapi semua permasalahan yang ada dengan cara yang baik untuk kedua belah pihak.
Sementara melakukan ghosting justru akan meninggalkan rasa frustasi alih-alih menyelesaikan masalah. Bagi mereka yang sengaja menghindari konflik dengan melakukan ghosting, maka akan sangat mungkin menimbulkan rasa takut untuk menjalin sebuah hubungan selanjutnya.
Mengutip Psychology Today , berikut tiga dampak buruk bagi pelaku ghosting untuk kehidupan asmara mereka ke depannya.
1. MEMELIHARA KETIDAKDEWASAAN EMOSIONAL
![3 Dampak Buruk Bagi Orang yang Suka Ghosting dan Solusinya]()
Foto: Pexels
Ghosting adalah cara paling pengecut untuk mengakhiri sebuah hubungan. Pilihan yang didorong oleh rasa takut yang menyebabkan pelakunya menanggung rasa sakit, ketidaknyamanan, dan keraguan diri.
Alih-alih menghadapi perasaan sulit, pelaku ghosting mengakhiri hubungan dan melarikan diri seperti anak kecil yang ketakutan. Akibatnya, hal itu akan membuat dirinya tidak dewasa secara emosional. Ia lebih memilih lari dan bersembunyi daripada menghadapi perasaan tidak nyamannya sendiri. Jika ini terus-menerus dilakukan, maka dia akan sulit tumbuh dewasa secara emosional.
Cara yang paling banyak dilakukan oleh pelaku ghosting yakni dengan memutuskan semua saluran komunikasi, misalnya dengan memblokir seluruh akun media sosial, dan nomor pribadi korban tanpa memberikan penjelasan ap apun sebelumnya.
Dampak kesehatan mental akibat perilaku ghosting sebetulnya bukan hanya dirasakan oleh para korban, tapi para pelaku pun kemungkinan besar mendapatkan dampaknya.
Dalam sebuah hubungan percintaan , kedewasaan emosional bisa ditandai dengan berhasilnya pasangan tersebut menghadapi semua permasalahan yang ada dengan cara yang baik untuk kedua belah pihak.
Sementara melakukan ghosting justru akan meninggalkan rasa frustasi alih-alih menyelesaikan masalah. Bagi mereka yang sengaja menghindari konflik dengan melakukan ghosting, maka akan sangat mungkin menimbulkan rasa takut untuk menjalin sebuah hubungan selanjutnya.
Mengutip Psychology Today , berikut tiga dampak buruk bagi pelaku ghosting untuk kehidupan asmara mereka ke depannya.
1. MEMELIHARA KETIDAKDEWASAAN EMOSIONAL

Foto: Pexels
Ghosting adalah cara paling pengecut untuk mengakhiri sebuah hubungan. Pilihan yang didorong oleh rasa takut yang menyebabkan pelakunya menanggung rasa sakit, ketidaknyamanan, dan keraguan diri.
Alih-alih menghadapi perasaan sulit, pelaku ghosting mengakhiri hubungan dan melarikan diri seperti anak kecil yang ketakutan. Akibatnya, hal itu akan membuat dirinya tidak dewasa secara emosional. Ia lebih memilih lari dan bersembunyi daripada menghadapi perasaan tidak nyamannya sendiri. Jika ini terus-menerus dilakukan, maka dia akan sulit tumbuh dewasa secara emosional.
Lihat Juga :