Wamenparekraf Angela Tanoesoedibjo Beberkan Rencana Kerja Sama Kemenparekraf dengan Michelin Guide
loading...
A
A
A
JAKARTA - Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Tanoesoedibjo membeberkan sejumlah fakta menarik terkait perkembangan industri kuliner Nusantara.
Beberapa waktu lalu, Angela baru saja melakukan pertemuan dengan tim Michelin Guide di Kantor Kemenparekraf , Jakarta Pusat. Pertemuan tersebut rupanya untuk membahas beberapa langkah konkret Indonesia untuk mengembangkan industri kuliner di berbagai daerah.
"Pertemuan dengan tim Michelin Guide membahas langkah konkrit untuk mempromosikan beragam kuliner Indonesia ke seluruh dunia baik yang disajikan. Termasuk membahas restoran maupun street food di Indonesia," ujar Angela saat menghadiri weekly press briefing di Balairung Sapta Pesona, Jakarta Pusat, Senin (3/5).
Bila kolaborasi ini berjalan lancar, lanjut Angela, kuliner Indonesia akan dikenal lebih luas oleh wisatawan dunia melalui food guide yang dikeluarkan Michelin.
Seperti diketahui, Michelin Guide merupakan buku panduan perjalanan yang dibuat khusus oleh Michelin untuk para pelanggannya. Penggagasnya adalah Andre Michelin yang menerbitkan buku panduan edisi pertama pada tahun 1900-an. Buku panduan itu memuat daftar restoran terbaik dan termahal di dunia, termasuk daftar chef terbaik.
Untuk menghasilkan daftar yang kredible, Michelin membentuk tim khusus yang mereka sebut inspektor. Para inspektor ini dilatih secara khusus untuk mengunjungi banyak restoran di seluruh dunia guna mencari yang terbaik.
Setidaknya ada lima kriteria penilaian yang membuat restoran atau tempat makan masuk dalam daftar Michelin Guide. Lima kriteria itu adalah kualitas bahan yang digunakan, rasa dan teknik memasak, kepiawaian koki yang memasak, harga, dan jumlah pengunjung yang konsisten. Penilaian dilakukan secara diam-diam tanpa diketahui pemilik restoran. Para inspektor juga tidak memasukkan dekorasi tempat sebagai elemen penilaian mereka.
Dari kerjasama ini, Angela yakin, tak hanya potensi kuliner Nusantara saja yang akan tampil di kancah internasional. Nilai-nilai gastronomi yang dimiliki Indonesia pun akan ikut tersorot.
"Salah satu tujuan orang berwisata itu kan untuk makan. Ketika kita sudah bekerja sama dengan Michelin yang memiliki komunitas cukup besar, wisatawan mancanegara akan tertarik untuk datang, tinggal lebih lama untuk eksplorasi, dan menghabiskan lebih banyak uang untuk mengulik gastronomi Indonesia," tandasnya.
Beberapa waktu lalu, Angela baru saja melakukan pertemuan dengan tim Michelin Guide di Kantor Kemenparekraf , Jakarta Pusat. Pertemuan tersebut rupanya untuk membahas beberapa langkah konkret Indonesia untuk mengembangkan industri kuliner di berbagai daerah.
"Pertemuan dengan tim Michelin Guide membahas langkah konkrit untuk mempromosikan beragam kuliner Indonesia ke seluruh dunia baik yang disajikan. Termasuk membahas restoran maupun street food di Indonesia," ujar Angela saat menghadiri weekly press briefing di Balairung Sapta Pesona, Jakarta Pusat, Senin (3/5).
Bila kolaborasi ini berjalan lancar, lanjut Angela, kuliner Indonesia akan dikenal lebih luas oleh wisatawan dunia melalui food guide yang dikeluarkan Michelin.
Seperti diketahui, Michelin Guide merupakan buku panduan perjalanan yang dibuat khusus oleh Michelin untuk para pelanggannya. Penggagasnya adalah Andre Michelin yang menerbitkan buku panduan edisi pertama pada tahun 1900-an. Buku panduan itu memuat daftar restoran terbaik dan termahal di dunia, termasuk daftar chef terbaik.
Untuk menghasilkan daftar yang kredible, Michelin membentuk tim khusus yang mereka sebut inspektor. Para inspektor ini dilatih secara khusus untuk mengunjungi banyak restoran di seluruh dunia guna mencari yang terbaik.
Setidaknya ada lima kriteria penilaian yang membuat restoran atau tempat makan masuk dalam daftar Michelin Guide. Lima kriteria itu adalah kualitas bahan yang digunakan, rasa dan teknik memasak, kepiawaian koki yang memasak, harga, dan jumlah pengunjung yang konsisten. Penilaian dilakukan secara diam-diam tanpa diketahui pemilik restoran. Para inspektor juga tidak memasukkan dekorasi tempat sebagai elemen penilaian mereka.
Dari kerjasama ini, Angela yakin, tak hanya potensi kuliner Nusantara saja yang akan tampil di kancah internasional. Nilai-nilai gastronomi yang dimiliki Indonesia pun akan ikut tersorot.
"Salah satu tujuan orang berwisata itu kan untuk makan. Ketika kita sudah bekerja sama dengan Michelin yang memiliki komunitas cukup besar, wisatawan mancanegara akan tertarik untuk datang, tinggal lebih lama untuk eksplorasi, dan menghabiskan lebih banyak uang untuk mengulik gastronomi Indonesia," tandasnya.
(tsa)