Epidemiolog Sarankan 8 Poin untuk Antisipasi Klaster Lokasi Wisata

Sabtu, 15 Mei 2021 - 23:11 WIB
loading...
Epidemiolog Sarankan 8 Poin untuk Antisipasi Klaster Lokasi Wisata
Sejumlah lokasi wisata baik di Jakarta maupun daerah dipadati masyarakat yang mau berlibur lebaran. / Foto: SINDOnews/Yulianto
A A A
JAKARTA - Sejumlah lokasi wisata baik di Jakarta maupun daerah dipadati masyarakat yang mau berlibur lebaran. Lautan manusia terlihat dari beberapa foto yang viral di media sosial.

Baca juga: Tradisi Mangalame Orang Mandailing dalam Rayakan Hari Raya Idul Fitri

Misalnya saja situasi Pantai Batukaras di Pangandaran, kerumunan orang di Ancol dan Taman Mini Indonesia Indah dengan jumlah pengunjung lebih dari 10 ribu orang, dan beberapa lokasi wisata lain yang ada di Indonesia.

Padahal, liburan kali ini masih dalam suasana pandemi yang artinya risiko penyebaran virus Covid-19 masih ada di masyarakat. Ketika protokol kesehatan abai dijalankan, maka kemungkinan terpapar virus bisa saja terjadi.

Ahli Epidemiologi Griffith University Australia, Dicky Budiman menerangkan bahwa penyebaran virus corona di Indonesia sudah pada level terburuk. Artinya, risiko penyebaran sangat mungkin terjadi.

"Indonesia sudah pada level penularan di komunitas. Itu level terburuk. Indonesia sudah satu tahun ada di level tersebut menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO). Jadi, kalau sudah ada aktivitas seperti itu, ya, kemungkinan besar ada penularan," terang Dicky pada MNC Portal Indonesia, Sabtu (15/5).

Namun, dia menyayangkan bahwa upaya 3T (tracing, tracking, testing) Indonesia masih sangat rendah. Oleh karena itu, dia menyarankan pemerintah daerah yang memiliki tanggung jawab atas kondisi lokasi wisata yang dipenuhi masyarakat bisa melakukan tindakan antisipasi mencegah klaster lokasi wisata pasca lebaran yaitu dengan 8 poin yang sudah dia ramu.

Delapan poin tersebut dia harap dapat menekan angka penyebaran Covid-19 di setiap wilayah. Apa saja?

1. Respons cepat, kuat, dan terukur pada setiap level pemerintah dan sektor. Jadi, semua bersiap skenario terburuk.

2. Strategi komunikasi risiko dibangun dan dijaga kualitasnya untuk membangun persepsi risiko yang sama pada semua pihak.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1884 seconds (0.1#10.140)