Sasa Inti Melakukan Transformasi dengan Hati
loading...
A
A
A
Ini dilakukan supaya Sasa tetap relevan dengan zaman. Komitmen transformasi Sasa ini memang tidak bisa dilakukan secara sepotong-sepotong. Transformasi yang diharapkan menuntut keterlibatan semua pemangku kepentingan, mulai dari manajemen, karyawan hingga konsumen. Maka, Agus menyebutnya sebagai ‘transformasi dengan hati’, transformation with a heart.
"Kami harus melakukan transformasi secara menyeluruh dengan memperhatikan seluruh aspek, termasuk consumer objective sebagai pelaku perubahan ini," kata Agus.
Lalu, bagaimana strategi yang dijalankan Sasa? Agus menyebutkan lima hal utama. Pertama, direction, memperbarui arahan. Pada awal 2019, Sasa Inti mengubah visi-misi, value, dan purpose.
"Kami membuat value baru, visi baru, untuk apa Sasa ke depan dengan tujuan untuk kesejahteraan karyawan dan masyarakat sekitar," tuturnya.
Untuk menjawab visi-misi, value, dan purpose tersebut, dibuat Strategic Direction 2019-2025 yang muaranya pada visi perusahaan sebagai leading food company dari Indonesia. Ada tiga pilar untuk menuju ke sana, yaitu mengoptimalisasi demand creation (marketing & sales), memaksimalkan operational excellence (manufacturing), dan meningkatkan value creation (R&D).
Adapun fondasinya finance excellence (finance), adalah mengoptimalkan me-leverage technology to support the business (T), dan memastikan organization and people readiness (HRD). Kedua, mencermati pelanggan. Sebelum 2019, Sasa identik dengan perusahaan MSG, konservatif, product-centric, dan old fashioned.
Mulai 2019 Sasa berusaha bergesermenjadi kitchen food company dari Indonesia yang dicitrakan customers, sebagai perusahaan yang fun, modern, young, dynamic, credible, inspiring, dan legendary. Kemudian, Sasa menyesuaikan target pasar yang tepat untuk kondisi sekarang.
"Sebagai langkah awal di 2019, kami melakukan komunikasi dengan milenial tentang what’s hype in the society, Pada 2020, kami targetkan young, modern, and cool communication approach focusing on young segment. Pada 2021, target kami lebih spesifik, yakni usia produktif, 18-35 tahun," ucapnya.
Dalam hal menggarap pasar, selain memperkuat pertumbuhandibeberapa pasar utama, seperti di Jawa, Sumatera dan Indonesia Timur, Sasa juga menggarap pasar potensial baru di provinsi lain. "Intinya, kami membangun second and third pilar Sasa. Jadi, kami tidak Sasa hanya fokus di MSG karena MSG itu hampir 80 persen dari total size kami," kata Agus.
Da menambahkan, Sasa juga mendiversifikasi produk menjadi produk yang lebih sehat, seperti santan yang mengandung omega 3 dan 6. "Kami juga expand in new potential product, relevan dengan milenial melalui UAT+E communication, dan memaksimalkan profit," tuturnya.
"Kami harus melakukan transformasi secara menyeluruh dengan memperhatikan seluruh aspek, termasuk consumer objective sebagai pelaku perubahan ini," kata Agus.
Lalu, bagaimana strategi yang dijalankan Sasa? Agus menyebutkan lima hal utama. Pertama, direction, memperbarui arahan. Pada awal 2019, Sasa Inti mengubah visi-misi, value, dan purpose.
"Kami membuat value baru, visi baru, untuk apa Sasa ke depan dengan tujuan untuk kesejahteraan karyawan dan masyarakat sekitar," tuturnya.
Untuk menjawab visi-misi, value, dan purpose tersebut, dibuat Strategic Direction 2019-2025 yang muaranya pada visi perusahaan sebagai leading food company dari Indonesia. Ada tiga pilar untuk menuju ke sana, yaitu mengoptimalisasi demand creation (marketing & sales), memaksimalkan operational excellence (manufacturing), dan meningkatkan value creation (R&D).
Adapun fondasinya finance excellence (finance), adalah mengoptimalkan me-leverage technology to support the business (T), dan memastikan organization and people readiness (HRD). Kedua, mencermati pelanggan. Sebelum 2019, Sasa identik dengan perusahaan MSG, konservatif, product-centric, dan old fashioned.
Mulai 2019 Sasa berusaha bergesermenjadi kitchen food company dari Indonesia yang dicitrakan customers, sebagai perusahaan yang fun, modern, young, dynamic, credible, inspiring, dan legendary. Kemudian, Sasa menyesuaikan target pasar yang tepat untuk kondisi sekarang.
"Sebagai langkah awal di 2019, kami melakukan komunikasi dengan milenial tentang what’s hype in the society, Pada 2020, kami targetkan young, modern, and cool communication approach focusing on young segment. Pada 2021, target kami lebih spesifik, yakni usia produktif, 18-35 tahun," ucapnya.
Dalam hal menggarap pasar, selain memperkuat pertumbuhandibeberapa pasar utama, seperti di Jawa, Sumatera dan Indonesia Timur, Sasa juga menggarap pasar potensial baru di provinsi lain. "Intinya, kami membangun second and third pilar Sasa. Jadi, kami tidak Sasa hanya fokus di MSG karena MSG itu hampir 80 persen dari total size kami," kata Agus.
Da menambahkan, Sasa juga mendiversifikasi produk menjadi produk yang lebih sehat, seperti santan yang mengandung omega 3 dan 6. "Kami juga expand in new potential product, relevan dengan milenial melalui UAT+E communication, dan memaksimalkan profit," tuturnya.