Fakta-Fakta Ganja, Jenis Narkoba yang Diduga Digunakan Anji
loading...
A
A
A
JAKARTA - Musisi Erdian Aji Prihartanto alias Anji mengejutkan para penggemarnya. Pada Jumat, 11 Juni silam, dia ditangkap Satuan Reserse Narkoba Polres Metro Jakarta Barat di kawasan Cibubur, Jakarta Timur.
Saat penangkapan sang musisi, ada barang bukti ganja yang ikut diamankan. Hal tersebut dibenarkan Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pol Ady Wibowo.
“Yang bersangkutan kami tangkap sendiri dengan barang bukti narkotika yang kami duga ganja," ujarnya, Minggu (13/6).
Selain Anji, beberapa selebriti sempat terseret kasus narkoba gara-gara ganja. Di antaranya Dwi Sasono, Rifat Umar, Fachri Albar, Ozzy Albar, hingga Jefri Nichol.
Lantas, apa itu ganja dan bagaimana efeknya kepada tubuh? Berikut fakta-fakta ganja, seperti dikutip dari laman Drug Abuse, Minggu (13/6).
1. Berfungsi setelah 30 Menit hingga 1 Jam
Ganja merupakan jenis narkoba yang menggunakan tanaman cannabis sativa atau cannabis indica. Tanaman ini mengandung THC kimia yang mengubah pikiran dan senyawa serupa lain.
Ketika seseorang merokok ganja, THC dengan cepat berpindah dari paru-paru ke aliran darah. Ini kemudian membawa bahan kimia tersebut ke otak dan organ-organ lain ke seluruh tubuh. Namun, THC akan lebih lambat diserap tubuh ketika penggunaannya dengan cara dimakan atau diminum . Umumnya, efek ganja dapat terasa setelah 30 menit hingga 1 jam.
2. Ciptakan Halusinasi dan Delusi
Ganja memiliki efek jangka pendek dan jangka panjang apabila rutin menggunakannya. Ganja lebih mengaktifkan bagian otak yang mengandung jumlah reseptor tertinggi. Inilah yang menyebabkan narkoba ini membuat pemakainya “nge-fly”.
Sejumlah efek jangka pendek di antaranya indera yang berubah, perubahan suasana hati, kesulitan dalam berpikir dan memecahkan masalah, memori atau ingatan yang terganggu, halusinasi dan delusi jika dikonsumsi dengan dosis tinggi, hingga psikosis.
3. Bikin Penggunanya Kecanduan
Pemakaian ganja dapat mengarah pada gangguan penggunaan zat psikoaktif. Ini adalah penyakit medis di mana orang tersebut tidak dapat berhenti menggunakannya meskipun hal itu menyebabkan masalah kesehatan dan sosial dalam kehidupan mereka. Gejala yang parah juga dikenal sebagai kecanduan.
Survei menemukan, orang-orang yang menggunakan ganja dalam jangka panjang dan mencoba berhenti merasakan gejala mudah marah, nafsu makan menurun, gelisah, serta mudah lapar.
4. Efek Jangka Panjang yang Buruk bagi Otak
Penggunaan jangka panjang ganja dapat memberikan dampak buruk pada otak. Ketika seseorang mulai menggunakan ganja di usia remaja, obat tersebut dapat merusak fungsi berpikir, memori, belajar dan memengaruhi bagaimana otak membangun hubungan antara area yang diperlukan untuk fungsi-fungsinya. Penggunaan ganja jangka panjang juga memberikan efek masalah kesehatan fisik dan mental.
Efek fisik yang dirasakan adalah masalah pernapasan, peningkatan denyut jantung, mual dan muntah yang intens, hingga sindrom hiperemesis cannabinoid, sindrom yang menyebabkan pengguna mengalami siklus mual, muntah, dan dehidrasi. Kemudian efek gangguan kesehatan mental yang dirasakan yakni halusinasi sementara, paranoia sementara, depresi, kecemasan, dan pikiran untuk bunuh diri.
Lihat Juga: Bongkar Sindikat Internasional, Polda Metro Sita 389 Kg Sabu dari Jaringan Jakarta-Afganistan
Saat penangkapan sang musisi, ada barang bukti ganja yang ikut diamankan. Hal tersebut dibenarkan Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pol Ady Wibowo.
“Yang bersangkutan kami tangkap sendiri dengan barang bukti narkotika yang kami duga ganja," ujarnya, Minggu (13/6).
Selain Anji, beberapa selebriti sempat terseret kasus narkoba gara-gara ganja. Di antaranya Dwi Sasono, Rifat Umar, Fachri Albar, Ozzy Albar, hingga Jefri Nichol.
Lantas, apa itu ganja dan bagaimana efeknya kepada tubuh? Berikut fakta-fakta ganja, seperti dikutip dari laman Drug Abuse, Minggu (13/6).
1. Berfungsi setelah 30 Menit hingga 1 Jam
Ganja merupakan jenis narkoba yang menggunakan tanaman cannabis sativa atau cannabis indica. Tanaman ini mengandung THC kimia yang mengubah pikiran dan senyawa serupa lain.
Ketika seseorang merokok ganja, THC dengan cepat berpindah dari paru-paru ke aliran darah. Ini kemudian membawa bahan kimia tersebut ke otak dan organ-organ lain ke seluruh tubuh. Namun, THC akan lebih lambat diserap tubuh ketika penggunaannya dengan cara dimakan atau diminum . Umumnya, efek ganja dapat terasa setelah 30 menit hingga 1 jam.
2. Ciptakan Halusinasi dan Delusi
Ganja memiliki efek jangka pendek dan jangka panjang apabila rutin menggunakannya. Ganja lebih mengaktifkan bagian otak yang mengandung jumlah reseptor tertinggi. Inilah yang menyebabkan narkoba ini membuat pemakainya “nge-fly”.
Sejumlah efek jangka pendek di antaranya indera yang berubah, perubahan suasana hati, kesulitan dalam berpikir dan memecahkan masalah, memori atau ingatan yang terganggu, halusinasi dan delusi jika dikonsumsi dengan dosis tinggi, hingga psikosis.
3. Bikin Penggunanya Kecanduan
Pemakaian ganja dapat mengarah pada gangguan penggunaan zat psikoaktif. Ini adalah penyakit medis di mana orang tersebut tidak dapat berhenti menggunakannya meskipun hal itu menyebabkan masalah kesehatan dan sosial dalam kehidupan mereka. Gejala yang parah juga dikenal sebagai kecanduan.
Survei menemukan, orang-orang yang menggunakan ganja dalam jangka panjang dan mencoba berhenti merasakan gejala mudah marah, nafsu makan menurun, gelisah, serta mudah lapar.
Baca Juga
4. Efek Jangka Panjang yang Buruk bagi Otak
Penggunaan jangka panjang ganja dapat memberikan dampak buruk pada otak. Ketika seseorang mulai menggunakan ganja di usia remaja, obat tersebut dapat merusak fungsi berpikir, memori, belajar dan memengaruhi bagaimana otak membangun hubungan antara area yang diperlukan untuk fungsi-fungsinya. Penggunaan ganja jangka panjang juga memberikan efek masalah kesehatan fisik dan mental.
Efek fisik yang dirasakan adalah masalah pernapasan, peningkatan denyut jantung, mual dan muntah yang intens, hingga sindrom hiperemesis cannabinoid, sindrom yang menyebabkan pengguna mengalami siklus mual, muntah, dan dehidrasi. Kemudian efek gangguan kesehatan mental yang dirasakan yakni halusinasi sementara, paranoia sementara, depresi, kecemasan, dan pikiran untuk bunuh diri.
Lihat Juga: Bongkar Sindikat Internasional, Polda Metro Sita 389 Kg Sabu dari Jaringan Jakarta-Afganistan
(tsa)