Genjot Pemulihan Pariwisata, Sandiaga Berencana Bangun Travel Pattern
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno terus menggenjot pemulihan pariwisata di tengah pandemi. Sandiaga pun berencana untuk membangun travel pattern (pola perjalanan) pariwisata khusus di Bali, Bima Raya, dan Sumbawa.
Baca juga: Bermutasi, Bagaimana Karakter Covid-19 Varian Delta Plus?
Bima Raya dipilih sebagai venue dari Kolaborasi On The Road, lantaran wilayah ini dekat dengan Labuan Bajo, salah satu Destinasi Super Prioritas. Untuk mewujudkan hal tersebut, Kemenparekraf menyiapkan beberapa langkah strategis agar Bima Raya menjadi travel pattern dari destinasi super prioritas.
"Sekaligus Bima Raya sangat dekat dengan Labuan Bajo, satu dari lima Destinasi Super Prioritas (DSP). Oleh karena itu, kita akan lakukan penyelarasan kebijakan dan beberapa langkah-langkah strategis agar Bima Raya bisa menjadi travel pattern dari Destinasi Super Prioritas," kata Sandiaga dalam keterangan resminya, Selasa (15/6).
Saat ini, pemerintah juga tengah mempersiapkan segala aspek dalam menyambut ajang World Superbike pada November 2021, serta Moto GP Mandalika 2022. Sehingga, Bima Raya, menurut Sandiaga, harus disiapkan sebagai destinasi yang juga akan mendapatkan limpahan dari peningkatan kunjungan wisatawan ke Labuan Bajo dan Mandalika.
"Karena selain dengan Labuan Bajo, Bima itu justru memiliki proximity (kedekatan) dengan Mandalika, jadi kalau kita buat travel pattern ini sangat cocok dan bisa kita kembangkan," kata Sandiaga.
Dengan besarnya potensi pariwisata serta beragam produk ekonomi kreatif yang luar biasa, Kemenparekraf melalui Badan Otorita Labuan Bajo Flores akan menciptakan satu kegiatan yang mensinergikan antara Bima Raya dengan Labuan Bajo dan Mandalika, termasuk Pulau Satonda yang terhubung dengan Bali.
Keseluruhan destinasi pariwisata tersebut akan terhubung, mulai dari Bali, Bima Raya yang berada di Pulau Sumbawa, serta Labuan Bajo di Pulau Flores dan Mandalika di Pulau Lombok.
Di sisi lain, Kemenparekraf mengubah kolaborasi yang mencakup tiga konsep pemulihan setor pariwisata menjadi kolaboraksi. Salah satu konsep pariwisata yang dijalankan adalah pembentukan travel pattern dalam peningkatan kualitas dan keberlanjutan sektor pariwisata nasional.
Sandi mengatakan, kebijakan mengubah frasa kolaborasi menjadi kolaboraksi bukanlah tanpa alasan. Ia menyebut keputusan itu diambil untuk meningkatkan sinergi, sekaligus penyelarasan kebijakan dan langkah strategis antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah terkait pengembangan sektor parekraf nasional.
Baca juga: Jarang Diketahui, Ini Gejala Diabetes Tipe 2 pada Kaki
"Jadi ini butuh satu inovasi dan kreativitas dari kita di Kemenparekraf dan juga teman-teman yang mengelola pariwisata di daerah," pungkas Sandi.
Lihat Juga: Kemenparekraf Sulap Gedung Film Pesona Indonesia Jadi Bioskop untuk Dukung Karya Anak Bangsa
Baca juga: Bermutasi, Bagaimana Karakter Covid-19 Varian Delta Plus?
Bima Raya dipilih sebagai venue dari Kolaborasi On The Road, lantaran wilayah ini dekat dengan Labuan Bajo, salah satu Destinasi Super Prioritas. Untuk mewujudkan hal tersebut, Kemenparekraf menyiapkan beberapa langkah strategis agar Bima Raya menjadi travel pattern dari destinasi super prioritas.
"Sekaligus Bima Raya sangat dekat dengan Labuan Bajo, satu dari lima Destinasi Super Prioritas (DSP). Oleh karena itu, kita akan lakukan penyelarasan kebijakan dan beberapa langkah-langkah strategis agar Bima Raya bisa menjadi travel pattern dari Destinasi Super Prioritas," kata Sandiaga dalam keterangan resminya, Selasa (15/6).
Saat ini, pemerintah juga tengah mempersiapkan segala aspek dalam menyambut ajang World Superbike pada November 2021, serta Moto GP Mandalika 2022. Sehingga, Bima Raya, menurut Sandiaga, harus disiapkan sebagai destinasi yang juga akan mendapatkan limpahan dari peningkatan kunjungan wisatawan ke Labuan Bajo dan Mandalika.
"Karena selain dengan Labuan Bajo, Bima itu justru memiliki proximity (kedekatan) dengan Mandalika, jadi kalau kita buat travel pattern ini sangat cocok dan bisa kita kembangkan," kata Sandiaga.
Dengan besarnya potensi pariwisata serta beragam produk ekonomi kreatif yang luar biasa, Kemenparekraf melalui Badan Otorita Labuan Bajo Flores akan menciptakan satu kegiatan yang mensinergikan antara Bima Raya dengan Labuan Bajo dan Mandalika, termasuk Pulau Satonda yang terhubung dengan Bali.
Keseluruhan destinasi pariwisata tersebut akan terhubung, mulai dari Bali, Bima Raya yang berada di Pulau Sumbawa, serta Labuan Bajo di Pulau Flores dan Mandalika di Pulau Lombok.
Di sisi lain, Kemenparekraf mengubah kolaborasi yang mencakup tiga konsep pemulihan setor pariwisata menjadi kolaboraksi. Salah satu konsep pariwisata yang dijalankan adalah pembentukan travel pattern dalam peningkatan kualitas dan keberlanjutan sektor pariwisata nasional.
Sandi mengatakan, kebijakan mengubah frasa kolaborasi menjadi kolaboraksi bukanlah tanpa alasan. Ia menyebut keputusan itu diambil untuk meningkatkan sinergi, sekaligus penyelarasan kebijakan dan langkah strategis antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah terkait pengembangan sektor parekraf nasional.
Baca juga: Jarang Diketahui, Ini Gejala Diabetes Tipe 2 pada Kaki
"Jadi ini butuh satu inovasi dan kreativitas dari kita di Kemenparekraf dan juga teman-teman yang mengelola pariwisata di daerah," pungkas Sandi.
Lihat Juga: Kemenparekraf Sulap Gedung Film Pesona Indonesia Jadi Bioskop untuk Dukung Karya Anak Bangsa
(nug)