Kemenparekraf Terus Lakukan Simulasi Sebelum Buka Gerbang Wisata Bali
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) terus mempersiapkan pembukaan Bali bagi turis asing. Berbagai simulasi tengah dilakukan guna memastikan pembukaan gerbang wisata Bali bisa dilakukan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
Baca juga: Banyak Balita Terinfeksi Covid-19, Orang Tua Diimbau Lakukan Pencegahan
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, pembukaan Bali memang memerlukan kehati-hatian tingkat tinggi. Jika virus Corona belum menunjukkan perbaikan maka penundaan akan terus dilakukan.
"Intinya kami terus memantau. Jika nantinya tidak memungkinkan untuk dibuka, kita akan tunda sampai keadaan cukup kondusif," kata Menparekraf Sandi dalam keterangan resminya, Jumat (18/6).
"Kita juga akan terus latihan karena kita tidak bisa langsung membuka Bali pada Juni-Juli. Kita harus ada simulasi-simulasi terus dan kesiapan bandara harus terus ditingkatkan. Harus ada trial, harus ada pilot project dan harus ada beberapa tahapan," imbuhnya.
Menurutnya, Kemenparekraf bersama pihak terkait masih terus menyiapkan segala pemenuhan dari prakondisi-prakondisi pembukaan wisata Bali. Di mana kesiapan ini sudah sekitar 85-90 persen.
Pria yang akra disapa Mas Menteri itu menerangkan, prakondisi ini akan menjadi barometer dalam pembukaan pariwisata Bali, seperti pengendalian kasus Covid-19, percepatan vaksinasi untuk menciptakan herd immunity, kepatuhan protokol kesehatan, penyiapan travel corridor arrangement, serta sertifikasi CHSE.
"Dan tentunya ini akan bergerak terus secara fluktuatif, tergantung dari pada keseriusan kita untuk menghadirkan prakondisi-prakondisi," kata Sandi.
Menparekraf Sandi melanjutkan, saat ini fokus pemerintah dalam reaktivasi pariwisata Bali meliputi tiga hal, yakni pertama mempercepat program vaksinasi di Bali. Menargetkan 3 juta penduduk Bali (70% dari total 4,3 juta orang) bisa mendapatkan vaksinasi.
"Kedua, meningkatkan kepatuhan terhadap protokol kesehatan. Untuk membantu upaya tersebut diantaranya melalui Gerakan "Bersih, Indah, Sehat, dan Aman" (BISA) yang akan terus digulirkan di destinasi wisata. Termasuk meningkatkan jumlah sertifikasi CHSE di Bali," lanjut Sandi.
Baca juga: Hadirkan Kebijakan yang Tepat Sasaran, Sandiaga Uno Dukung Penuh Makassar Jazz Festival
"Ketiga, untuk jangka menengah panjang, penyiapan dari reaktivasi Bali dan diversifikasi ekonomi Bali. Diharapkan bisa mempercepat pemulihan pariwisata Bali," tukasnya.
Lihat Juga: Kemenparekraf Sulap Gedung Film Pesona Indonesia Jadi Bioskop untuk Dukung Karya Anak Bangsa
Baca juga: Banyak Balita Terinfeksi Covid-19, Orang Tua Diimbau Lakukan Pencegahan
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, pembukaan Bali memang memerlukan kehati-hatian tingkat tinggi. Jika virus Corona belum menunjukkan perbaikan maka penundaan akan terus dilakukan.
"Intinya kami terus memantau. Jika nantinya tidak memungkinkan untuk dibuka, kita akan tunda sampai keadaan cukup kondusif," kata Menparekraf Sandi dalam keterangan resminya, Jumat (18/6).
"Kita juga akan terus latihan karena kita tidak bisa langsung membuka Bali pada Juni-Juli. Kita harus ada simulasi-simulasi terus dan kesiapan bandara harus terus ditingkatkan. Harus ada trial, harus ada pilot project dan harus ada beberapa tahapan," imbuhnya.
Menurutnya, Kemenparekraf bersama pihak terkait masih terus menyiapkan segala pemenuhan dari prakondisi-prakondisi pembukaan wisata Bali. Di mana kesiapan ini sudah sekitar 85-90 persen.
Pria yang akra disapa Mas Menteri itu menerangkan, prakondisi ini akan menjadi barometer dalam pembukaan pariwisata Bali, seperti pengendalian kasus Covid-19, percepatan vaksinasi untuk menciptakan herd immunity, kepatuhan protokol kesehatan, penyiapan travel corridor arrangement, serta sertifikasi CHSE.
"Dan tentunya ini akan bergerak terus secara fluktuatif, tergantung dari pada keseriusan kita untuk menghadirkan prakondisi-prakondisi," kata Sandi.
Menparekraf Sandi melanjutkan, saat ini fokus pemerintah dalam reaktivasi pariwisata Bali meliputi tiga hal, yakni pertama mempercepat program vaksinasi di Bali. Menargetkan 3 juta penduduk Bali (70% dari total 4,3 juta orang) bisa mendapatkan vaksinasi.
"Kedua, meningkatkan kepatuhan terhadap protokol kesehatan. Untuk membantu upaya tersebut diantaranya melalui Gerakan "Bersih, Indah, Sehat, dan Aman" (BISA) yang akan terus digulirkan di destinasi wisata. Termasuk meningkatkan jumlah sertifikasi CHSE di Bali," lanjut Sandi.
Baca juga: Hadirkan Kebijakan yang Tepat Sasaran, Sandiaga Uno Dukung Penuh Makassar Jazz Festival
"Ketiga, untuk jangka menengah panjang, penyiapan dari reaktivasi Bali dan diversifikasi ekonomi Bali. Diharapkan bisa mempercepat pemulihan pariwisata Bali," tukasnya.
Lihat Juga: Kemenparekraf Sulap Gedung Film Pesona Indonesia Jadi Bioskop untuk Dukung Karya Anak Bangsa
(nug)