Mengapa Pemain EURO 2020 Tetap Curang Meski Ada VAR? Ini Jawabnya Menurut Psikolog
loading...

Matthijs de Ligt (seragam oranye) dari Belanda termasuk yang melakukan kecurangan besar dalam EURO 2020. Foto/AFP, Emmanuel Dunand
A
A
A
JAKARTA - Untuk pertama kalinya pada tahun ini, kompetisi akbar sepak bola tingkat Eropa atau EURO 2020 menggunakan teknologi Video Assistant Referee (VAR) pada seluruh pertandingannya.
Dengan teknologi ini, wasit yang bertugas di lapangan akan dibantu oleh wasit yang berada di depan layar VAR untuk membantu memberikan keputusan yang tepat dalam pertandingan.
Penggunaan VAR bukan cuma ditujukan untuk para wasit saja, hasil rekaman juga bisa ditonton di TV oleh para penonton pertandingan tersebut.
Jadi tiap kali ada peristiwa pemain jatuh, pemain kesakitan, pemain yang melakukan protes, termasuk bola yang masuk ke gawang, wasit bisa meninjau ulang penyebab peristiwa itu, atau apakah golnya sah dan bukan karena perbuatan curang pemain.
Kecanggihan alat tersebut membuat wasit bisa melihat rekaman peristiwa yang dipermasalahkan itu dari berbagai sudut pengambilan gambar. Singkatnya, penggunaan VAR tak lagi membuat para wasit bisa tertipu dengan insiden-insiden di lapangan.
Foto: Getty Images
Yang menarik, dengan bukti rekaman valid, nyatanya para pemain masih saja melakukan aksi dramatis yang konyol. Misalnya adalah saat Matthijs de Ligt dari Belanda melakukan handball saat berduel dengan Patrik Scihck dari Republik Ceska dalam pertandingan babak 16 besar.
Tadinya, Ligt hanya diberi kartu kuning, tapi setelah wasit mengecek VAR, dia akhirnya diberi kartu merah. Aksi handball Light pun sempat jadi bahan olok-olokan netizen karena aksi curangnya sangat jelas terlihat.
Kasus lainnya adalah pada pertandingan antara Swedia dan Ukraina. Marcus Danielsson dari Swedia melakukan tekel keras terhadap Artem Basedin, yang akhirnya membuat dia bernasib sama dengan Ligt. Hingga 30 Juni, ESPN mencatat sudah ada 17 keputusan yang diambil dengan bantuan VAR.
Baca Juga: Ini Asal-Usul Pengendara Vespa Suka Diberi Hormat Anak Kecil
Dengan teknologi ini, wasit yang bertugas di lapangan akan dibantu oleh wasit yang berada di depan layar VAR untuk membantu memberikan keputusan yang tepat dalam pertandingan.
Penggunaan VAR bukan cuma ditujukan untuk para wasit saja, hasil rekaman juga bisa ditonton di TV oleh para penonton pertandingan tersebut.
Jadi tiap kali ada peristiwa pemain jatuh, pemain kesakitan, pemain yang melakukan protes, termasuk bola yang masuk ke gawang, wasit bisa meninjau ulang penyebab peristiwa itu, atau apakah golnya sah dan bukan karena perbuatan curang pemain.
Kecanggihan alat tersebut membuat wasit bisa melihat rekaman peristiwa yang dipermasalahkan itu dari berbagai sudut pengambilan gambar. Singkatnya, penggunaan VAR tak lagi membuat para wasit bisa tertipu dengan insiden-insiden di lapangan.

Foto: Getty Images
Yang menarik, dengan bukti rekaman valid, nyatanya para pemain masih saja melakukan aksi dramatis yang konyol. Misalnya adalah saat Matthijs de Ligt dari Belanda melakukan handball saat berduel dengan Patrik Scihck dari Republik Ceska dalam pertandingan babak 16 besar.
Tadinya, Ligt hanya diberi kartu kuning, tapi setelah wasit mengecek VAR, dia akhirnya diberi kartu merah. Aksi handball Light pun sempat jadi bahan olok-olokan netizen karena aksi curangnya sangat jelas terlihat.
Kasus lainnya adalah pada pertandingan antara Swedia dan Ukraina. Marcus Danielsson dari Swedia melakukan tekel keras terhadap Artem Basedin, yang akhirnya membuat dia bernasib sama dengan Ligt. Hingga 30 Juni, ESPN mencatat sudah ada 17 keputusan yang diambil dengan bantuan VAR.
Baca Juga: Ini Asal-Usul Pengendara Vespa Suka Diberi Hormat Anak Kecil
Lihat Juga :