Musik dan Menyanyi Bisa Jadi Terapi COVID-19? Begini Penjelasan Pakar

Senin, 19 Juli 2021 - 10:30 WIB
loading...
A A A
Salah satu kegiatan yang dilakukan paduan suara virtual itu adalah mempelajari lagu drama Yoruba dari Nigeria, lagu tradisional dari Sevdalinka di Bosnia dan Herzegovina, Appalachian standard, lagu rakyat dari Gilan, Iran, dan banyak lagi.

Nah, terkait lagu yang bisa membuat Lydia lebih lega saat bernapas adalah 'French Canadian Drinking Song'. "Saat saya menguasai lagu tersebut, saya merasa lega secara fisik maupun emosional. Saya selalu nyanyikan lagu itu saat saya sesak napas," terangnya.

Diterangkan dalam laporan SCMP tersebut, jauh sebelum COVID-19 datang, terapi musik untuk penyembuhan penyakit pernapasan sudah cukup populer, khususnya bagi pasien penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) dan asma.

"Napas yang lebih panjang dapat membantu meningkatkan relaksasi dan mengurangi respons stres tubuh," kata Seneca Block, seorang pengawas terapi musik dan seni di sistem kesehatan Universitas Hospitals di negara bagian Ohio, Amerika Serikat.

"Inilah sebabnya latihan seperti yoga dan meditasi sangat fokus pada latihan pernapasan. Pernapasan yang terkontrol diperlukan juga saat bernyanyi atau memainkan harmonika dan ini terbukti memperbaiki pernapasan seseorang. Artinya napasnya bisa lebih panjang," sambung Block.

Terapi harmonika sendiri digunakan oleh Block untuk pasien PPOK. "Alat musik itu mengajarkan di level mana napas mereka ada dan dengan begitu dapat lebih baik penanganannya," ujar dia.

Pasien dengan gangguan pernapasan biasanya diberikan spirometer insentif, semacam perangkat alat medis untuk membantu mereka melatih paru-paru. Block menilai, terapi menyanyi bekerja dengan cara serupa dengan alat medis tersebut secara teknis.

"Spirometer insentif maupun bernyanyi atau memainkan alat musik tiup telah dikaitkan dengan tidur yang lebih baik, sesak napas yang terkendali, dan suasana hati yang lebih baik," kata Joanne Loewy, Direktur Pusat Musik dan Kedokteran Louis Armstrong di Sistem Kesehatan Mount Sinai, New York.

Loewy sendiri adalah pemimpin paduan suara pasien pulih dari stroke. "Kami terus mencari cara untuk membantu orang tetap baik dengan musik," ujarnya.



Dan kini para peneliti tengah mempelajari apakah terapi musik atau bermain alat musik dapat diterapkan juga untuk pasien COVID-19. Studi yang tengah dijalankan terkait ini dilakukan di Inggris dengan nama ENO Breathe.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1429 seconds (0.1#10.140)