Kapan Pasien Covid-19 Sembuh dan Tak Menular? Ini Kriterianya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pasien Covid-19 bisa dinyatakan sembuh dan tidak menular lagi dengan beberapa kriteria. Hal ini berdasarkan rekomendasi terbaru dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC).
Dikutip dari kanal YouTube Dokter Pot, Jumat (23/7) rekomendasi ini berdasarkan pada penemuan dan ribuan terbaru yang akan mempermudah para dokter dan pasien untuk mengikuti kriteria sembuh yang aman dari resiko menular.
"Orang tanpa gejala itu hanya 10 hari saja setelah swab. Diswab kapan, tanggal 1 misalkan, 10 hari kemudian tanggal 11 setelah itu kembali ke keluarga nggak usah swab lagi. Langsung kumpul sama keluarga, aman, tidak menular lagi," kata dr Otto Rajasa.
Untuk pasien bergejala ringan, dijelaskan dr Otto dapat dinyatakan sembuh dan tidak menular setelah isolasi mandiri 10 hari ditambah 1 x 24 jam tanpa demam dan tanpa perlu minum obat penurun demam. Untuk gejala selain demam syaratanya adalah perbaikan, tidak harus pulih total.
Adapun gejala yang diperhitungkan saat ini dibagi dua. Gejala utama dari Covid-19 adalah demam , di luar itu merupakan gejala tambahan. Seperti halnya batuk, pilek, nyeri sendi, nyeri otot, sakit kepala, diare, anosmia .
"Misalkan tanggal 1 mulai pilek, meriang, kemudian tanggal 3 diswab dan hasilnya tanggal 5 keluar positif. Ngitungnya dari mana? Dari swab atau gejala? Dari gejala. Gejalanya mulai tanggal 1 yaudah dihitung," jelas dr Otto.
"Mulai demamnya tanggal 1, meriang dan pilek kemudian ditambah 10 berarti tanggal 11. Tanggal 11 itu ditunggu 1 x 24 jam kalau sudah tidak ada demam tanpa obat syaratnya, tapi masih ada anosmia, batuk sedikit-sedikit nggak apa-apa," sambungnya.
Sedangkan, pasien gejala berat yang dirawat di ICU minimal 20 hari sejak gejala muncul. Gejala berat yang dimaksud merupakan kondisi di mana pasien membutuhkan bantuan oksigen yang cukup intens karena saturasi oksigennya udah turun sampai 93%.
"Orang normal saturasi oksigennya 95-99%. Ini turun sampai 93, akhirnya masuk ICU. Ini namanya berat. 20 hari setelah gejala pertama muncul. Misalkan panas, meriang, sesak napas, batuk atau anosmia," tandasnya.
Lihat Juga: Viral Mitos Penyakit Mpox Efek dari Vaksin COVID-19, Kemenkes Tegaskan Tak Ada Hubungannya
Dikutip dari kanal YouTube Dokter Pot, Jumat (23/7) rekomendasi ini berdasarkan pada penemuan dan ribuan terbaru yang akan mempermudah para dokter dan pasien untuk mengikuti kriteria sembuh yang aman dari resiko menular.
"Orang tanpa gejala itu hanya 10 hari saja setelah swab. Diswab kapan, tanggal 1 misalkan, 10 hari kemudian tanggal 11 setelah itu kembali ke keluarga nggak usah swab lagi. Langsung kumpul sama keluarga, aman, tidak menular lagi," kata dr Otto Rajasa.
Untuk pasien bergejala ringan, dijelaskan dr Otto dapat dinyatakan sembuh dan tidak menular setelah isolasi mandiri 10 hari ditambah 1 x 24 jam tanpa demam dan tanpa perlu minum obat penurun demam. Untuk gejala selain demam syaratanya adalah perbaikan, tidak harus pulih total.
Adapun gejala yang diperhitungkan saat ini dibagi dua. Gejala utama dari Covid-19 adalah demam , di luar itu merupakan gejala tambahan. Seperti halnya batuk, pilek, nyeri sendi, nyeri otot, sakit kepala, diare, anosmia .
"Misalkan tanggal 1 mulai pilek, meriang, kemudian tanggal 3 diswab dan hasilnya tanggal 5 keluar positif. Ngitungnya dari mana? Dari swab atau gejala? Dari gejala. Gejalanya mulai tanggal 1 yaudah dihitung," jelas dr Otto.
"Mulai demamnya tanggal 1, meriang dan pilek kemudian ditambah 10 berarti tanggal 11. Tanggal 11 itu ditunggu 1 x 24 jam kalau sudah tidak ada demam tanpa obat syaratnya, tapi masih ada anosmia, batuk sedikit-sedikit nggak apa-apa," sambungnya.
Sedangkan, pasien gejala berat yang dirawat di ICU minimal 20 hari sejak gejala muncul. Gejala berat yang dimaksud merupakan kondisi di mana pasien membutuhkan bantuan oksigen yang cukup intens karena saturasi oksigennya udah turun sampai 93%.
"Orang normal saturasi oksigennya 95-99%. Ini turun sampai 93, akhirnya masuk ICU. Ini namanya berat. 20 hari setelah gejala pertama muncul. Misalkan panas, meriang, sesak napas, batuk atau anosmia," tandasnya.
Lihat Juga: Viral Mitos Penyakit Mpox Efek dari Vaksin COVID-19, Kemenkes Tegaskan Tak Ada Hubungannya
(dra)