Tingkat Kesadaran Pengguna Kosmetik Terhadap Lingkungan Semakin Meningkat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tren kecantikan saat ini menunjukkan sisi positif dengan meningkatnya kesadaran konsumen terhadap lingkungan. Laporan Nielsen, Sustainable Shoppers: Buy the Change They Wish to See in the World menyebut, 81 persen konsumen menghendaki kontribusi perusahaan untuk memperbaiki kondisi lingkungan sekitar.
Baca juga: Ustaz Derry Sulaiman Unggah Postingan Duka Cita Berpulangnya Joey Jordison, Begini Reaksi Warganet
Kesadaran konsumen terhadap tanggung jawab lingkungan ini terutama di kalangan anak muda, milenial (85%) dan gen Z (80%). Lebih dari 73 persen konsumen mengatakan siap beralih ke produk-produk yang lebih ramah lingkungan dan 41 persen menyatakan lebih memilih produk-produk berbahan alami dan organik.
Brand General Manager Garnier Indonesia, Pandu Brodjonegoro mengatakan, Garnier sebagai produsen kecantikan internasional sangat memperhatikan hal tersebut. Garnier bertanggungjawab untuk produk kecantikan yang diproduksi, konsumen yang menggunakan, dan bagaimana setelah produk digunakan agar tetap ramah lingkungan.
"Kami memiliki tanggung jawab ke masyarakat. Kami kampanye one green step. Kampanye pengejawantahan dari langkah kecil hijau yang bisa dilakukan seluruh elemen masyarakat agar berkontribusi terhadap lingkungan hijau," kata Pandu dalam webinar Katadata dengan tema "Cantik dan Ramah Lingkungan, Mungkinkah?", Rabu (28/7).
Menurut Pandu, kampanye one green step adalah salah satu upaya yang dilakukan Garnier untuk mengedukasi dan mengajak konsumen secara luas agar bijak menggunakan plastik.
Melalui kampanye one green step sebagai komitmen untuk green beauty, Garnier fokus pada lima elemen. Pertama, more solidarity sourcing untuk bahan baku yang ramah lingkungan. Kedua, more eco-designed formula, ini Garnier tidak menggunakan micro plastik dalam produk sejak 2017. Garnier membuat formula biodegradable dengan tisu mask.
Ketiga, more eco-designed packaging, dengan beberapa produk sudah 100 persen menggunakan plastik daur ulang, contohnya kemasan produk sakura esssence. Keempat, approved by cruelty free international, dengan tidak menggunakan binatang sebagai uji coba. "Sehingga kami adalah brand halal dari MUI. Lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan," ujar Pandu.
Kelima, Garnier melakukan more renewable sources. Garnier berkomitmen dalam penggunaan energi di pabrik Garnier pada 2022 adalah 100 persen karbon natural. "Kami lakukan lima hal ini. Green beauty ada impact luar biasa jika dilakukan berkesimbambungan," tukasnya.
Selain memperhatikan produk dan kemasan yang ramah lingkungan, Garnier juga bekerjasama dengan eRecycle. Program ini mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya program daur ulang dengan menyediakan aplikasi penjemputan sampah di wilayah Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Saat ini terdapat 110 ribu konsumen Garnier yang peduli daur ulang sampah.
Baca juga: Ustaz Derry Sulaiman Unggah Postingan Duka Cita Berpulangnya Joey Jordison, Begini Reaksi Warganet
Kesadaran konsumen terhadap tanggung jawab lingkungan ini terutama di kalangan anak muda, milenial (85%) dan gen Z (80%). Lebih dari 73 persen konsumen mengatakan siap beralih ke produk-produk yang lebih ramah lingkungan dan 41 persen menyatakan lebih memilih produk-produk berbahan alami dan organik.
Brand General Manager Garnier Indonesia, Pandu Brodjonegoro mengatakan, Garnier sebagai produsen kecantikan internasional sangat memperhatikan hal tersebut. Garnier bertanggungjawab untuk produk kecantikan yang diproduksi, konsumen yang menggunakan, dan bagaimana setelah produk digunakan agar tetap ramah lingkungan.
"Kami memiliki tanggung jawab ke masyarakat. Kami kampanye one green step. Kampanye pengejawantahan dari langkah kecil hijau yang bisa dilakukan seluruh elemen masyarakat agar berkontribusi terhadap lingkungan hijau," kata Pandu dalam webinar Katadata dengan tema "Cantik dan Ramah Lingkungan, Mungkinkah?", Rabu (28/7).
Menurut Pandu, kampanye one green step adalah salah satu upaya yang dilakukan Garnier untuk mengedukasi dan mengajak konsumen secara luas agar bijak menggunakan plastik.
Melalui kampanye one green step sebagai komitmen untuk green beauty, Garnier fokus pada lima elemen. Pertama, more solidarity sourcing untuk bahan baku yang ramah lingkungan. Kedua, more eco-designed formula, ini Garnier tidak menggunakan micro plastik dalam produk sejak 2017. Garnier membuat formula biodegradable dengan tisu mask.
Ketiga, more eco-designed packaging, dengan beberapa produk sudah 100 persen menggunakan plastik daur ulang, contohnya kemasan produk sakura esssence. Keempat, approved by cruelty free international, dengan tidak menggunakan binatang sebagai uji coba. "Sehingga kami adalah brand halal dari MUI. Lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan," ujar Pandu.
Kelima, Garnier melakukan more renewable sources. Garnier berkomitmen dalam penggunaan energi di pabrik Garnier pada 2022 adalah 100 persen karbon natural. "Kami lakukan lima hal ini. Green beauty ada impact luar biasa jika dilakukan berkesimbambungan," tukasnya.
Selain memperhatikan produk dan kemasan yang ramah lingkungan, Garnier juga bekerjasama dengan eRecycle. Program ini mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya program daur ulang dengan menyediakan aplikasi penjemputan sampah di wilayah Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Saat ini terdapat 110 ribu konsumen Garnier yang peduli daur ulang sampah.