Arzeti Bilbina Takkan Menyerah Mengedukasi Bahaya BPA
loading...
A
A
A
JAKARTA - Selebritas yang juga anggota DPR RI Komisi IX, Arzeti Bilbina SE, M.A.P, akan terus mengedukasimasyarakat, utamanya ibu-ibu agar aware terhadap bahaya racun Bisphenol A (BPA). Sehingga Ibu-ibu bisa memilih dan memilah plastik yang aman digunakan untuk anak.
Baca juga: Tak Setuju Dinar Candy Ditangkap, Deddy Corbuzier: Ini Demo Paling Aman
Demikian diungkapkan Arzeti saat menjadi bintang tamu podcast acara P@S ASIK yang dipanduKetua Komnas Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait pada 4 Agustus lalu, di Studio Komnas TV Anak, Jakarta.
Sebagai anggota legislatif dari Komisi IX yang merupakan mitra kerja BPOM, Arzeti berjanji akan membawa fenomena BPA ke rapat kerja dewan. Selain itu, Arzeti juga akan menyampaikan dan mengingatkan kembalikepada BPOM untuk melengkapi Perka BPOM yang sudah ada, yakni mencantumkan label peringatan konsumen pada kemasan plastik No. 7 yang mengandung BPA.
"Kami telah sampaikan langsung kepada Ka BPOM,saat rapat kerja dengan BPOM. Kami mengapresiasi pihak BPOM yang secara responsif membahas masalah BPA ini. BPOM telah melakukan tiga kali FGD (Forum Group Discusion) khusus membahas BPA. Kami berharap BPOM segera memberi label peringatan konsumen pada kemasan plastik yang mengandung BPA," jelas Arzeti dalam keterangan resminya, Jumat (6/8).
Menurut Arzeti, BPOM telah melakukan uji terhadap kemasan plastik. Dan hasilnya masih di bawah ambang batas. Batas toleransi yang dilkeluarkan BPOM adalah 0,6 BPJ. Sedang berdasarkan hasil uji, berada di 0,03 BPJ.
"Memang itu jauh dari ambang batas. Tapi untuk bayi, balita dan janin harus free BPA. Harus 0 BPJ. Kita tidak berani mengambil risiko,atau biar aman diberi label seperti pada susu kental manis yang berbunyi tidak cocok untuk bayi. Seperti pada kemasan rokok ada peringatan bahaya, merokok dapat menimbulkan gangguanjantung, impotensi dan kehamilan," tuturnya.
Arzeti mengaku bahwa pengetahuan seputar bahaya plastik BPA didapatkan saat menghadiri acara peringatan Hari Anak Nasional di Auditorium Komnas Perlindungan Anak pada 29 Juli lalu. Sepulang dari acara peringatan Hari Anak Nasional, Arzeti langsung memeriksa seluruh peralatan yang terbuat dari plastik.
"Jadi sampai di rumah saya periksa seluruh peralatan makan dan minum saya periksa satu persatu. Botol-botol plastik. Untunglah hampir semua mempunyai kode 'Free BPA', yang tidak ada kode tersebut saya buang," tutur mantan model ini.
Kepada Arist Merdeka Sirait, Arzeti mengaku jika mendapat banyak teguran melalui ponselnya setelah mengikuti seminar kecil tentang bahaya BPA di acara Peringatan Hari Anak Nasional.
Kendati demikian, Arzeti tetap terus menyuarakan dan mengedukasi ibu-ibu tentang bahaya BPA. Pasalnya, bahaya yang ditimbulkan itu bisa mengganggu tumbuh kembang anak, kemudian nanti ke depannya mereka akan terkena kanker.
Baca juga: Stres karena PPKM, Komnas Perempuan Minta Polisi Pahami Psikologis Dinar Candy
Pada Closing Statement, Arist Merdeka Sirait mendesak BPOM sebagai regulator segera memberi label peringatan konsumen pada kemasan galon ulang,karena dari kemasan galon guna ulang inilah berpotensi terjadi migrasi BPA ke wadah makan bayi atau botol susu.
Baca juga: Tak Setuju Dinar Candy Ditangkap, Deddy Corbuzier: Ini Demo Paling Aman
Demikian diungkapkan Arzeti saat menjadi bintang tamu podcast acara P@S ASIK yang dipanduKetua Komnas Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait pada 4 Agustus lalu, di Studio Komnas TV Anak, Jakarta.
Sebagai anggota legislatif dari Komisi IX yang merupakan mitra kerja BPOM, Arzeti berjanji akan membawa fenomena BPA ke rapat kerja dewan. Selain itu, Arzeti juga akan menyampaikan dan mengingatkan kembalikepada BPOM untuk melengkapi Perka BPOM yang sudah ada, yakni mencantumkan label peringatan konsumen pada kemasan plastik No. 7 yang mengandung BPA.
"Kami telah sampaikan langsung kepada Ka BPOM,saat rapat kerja dengan BPOM. Kami mengapresiasi pihak BPOM yang secara responsif membahas masalah BPA ini. BPOM telah melakukan tiga kali FGD (Forum Group Discusion) khusus membahas BPA. Kami berharap BPOM segera memberi label peringatan konsumen pada kemasan plastik yang mengandung BPA," jelas Arzeti dalam keterangan resminya, Jumat (6/8).
Menurut Arzeti, BPOM telah melakukan uji terhadap kemasan plastik. Dan hasilnya masih di bawah ambang batas. Batas toleransi yang dilkeluarkan BPOM adalah 0,6 BPJ. Sedang berdasarkan hasil uji, berada di 0,03 BPJ.
"Memang itu jauh dari ambang batas. Tapi untuk bayi, balita dan janin harus free BPA. Harus 0 BPJ. Kita tidak berani mengambil risiko,atau biar aman diberi label seperti pada susu kental manis yang berbunyi tidak cocok untuk bayi. Seperti pada kemasan rokok ada peringatan bahaya, merokok dapat menimbulkan gangguanjantung, impotensi dan kehamilan," tuturnya.
Arzeti mengaku bahwa pengetahuan seputar bahaya plastik BPA didapatkan saat menghadiri acara peringatan Hari Anak Nasional di Auditorium Komnas Perlindungan Anak pada 29 Juli lalu. Sepulang dari acara peringatan Hari Anak Nasional, Arzeti langsung memeriksa seluruh peralatan yang terbuat dari plastik.
"Jadi sampai di rumah saya periksa seluruh peralatan makan dan minum saya periksa satu persatu. Botol-botol plastik. Untunglah hampir semua mempunyai kode 'Free BPA', yang tidak ada kode tersebut saya buang," tutur mantan model ini.
Kepada Arist Merdeka Sirait, Arzeti mengaku jika mendapat banyak teguran melalui ponselnya setelah mengikuti seminar kecil tentang bahaya BPA di acara Peringatan Hari Anak Nasional.
Kendati demikian, Arzeti tetap terus menyuarakan dan mengedukasi ibu-ibu tentang bahaya BPA. Pasalnya, bahaya yang ditimbulkan itu bisa mengganggu tumbuh kembang anak, kemudian nanti ke depannya mereka akan terkena kanker.
Baca juga: Stres karena PPKM, Komnas Perempuan Minta Polisi Pahami Psikologis Dinar Candy
Pada Closing Statement, Arist Merdeka Sirait mendesak BPOM sebagai regulator segera memberi label peringatan konsumen pada kemasan galon ulang,karena dari kemasan galon guna ulang inilah berpotensi terjadi migrasi BPA ke wadah makan bayi atau botol susu.
(nug)