IPSBI: Pengembangan SDM Bioteknologi Kesehatan Terkendala Praktik di Lapangan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Merespon situasi pandemi saat ini, Indonesia memang belum masuk dalam daftar negara produsen vaksin, atau negara yang bisa membuat, memproduksi, dan mengembangkan vaksin Covid-19 dari nol hingga berbentuk vaksin jadi.
Sejauh ini pengolahan vaksin Covid-19, contohnya untuk vaksin Sinovac, yang dilakukan Indonesia masih menggantungkan suplai bahan baku dari China. Lalu, apakah ini artinya sektor bioteknologi dalam negeri, khususnya yang terkait dengan bidang kesehatan, masih sangat kurang?
Menurut Ketua Ikatan Program Studi Bioteknologi Indonesia (IPSBI) Sulistyo Emantoko, terkait pengembangan sumber daya, terutama sumber daya manusia pada bidang bioteknologi kesehatan di dalam negeri, sebetulnya tidak kalah saing dengan luar negeri.
“Kalau kita lihat dari segi penelitian yang ada, yang dihasilkan di bidang bioteknologi kesehatan itu sudah banyak. Misalnya teknologi DNA, vaksin, pengembangan penelitian penyakit-penyakit tertentu, itu kita sudah banyak penelitiannya,” ujar Emantoko saat launching Pfizer Biotech Fellowship, Selasa (10/8).
Namun, Emantoko tak menampik bahwa para peneliti yang sudah ada itu kurang terlibat langsung ke dalam masalah nyata di lapangan.
“Jadi gimana peneliti-peneliti bisa bergabung dalam industri yang punya masalah real di lapangan, terhubung dengan bioteknologi kesehatan. Pengetahuan teorinya sudah luas, tinggal tahu soal masalah real-nya," kata Emantoko.
"Jadi kita bisa kembangkan solusi real-nya. Untuk generasi muda, seperti di kampus-kampus, itu ada program magang industri. Nah, dengan ini harapannya mereka jadi tahu masalah real soal bioteknologi kesehatan kayak apa,” pungkasnya.
Lihat Juga: Luhut hingga Retno Marsudi Ramaikan BOLD Festival 2024: Persiapkan Karyawan Bertransformasi
Sejauh ini pengolahan vaksin Covid-19, contohnya untuk vaksin Sinovac, yang dilakukan Indonesia masih menggantungkan suplai bahan baku dari China. Lalu, apakah ini artinya sektor bioteknologi dalam negeri, khususnya yang terkait dengan bidang kesehatan, masih sangat kurang?
Menurut Ketua Ikatan Program Studi Bioteknologi Indonesia (IPSBI) Sulistyo Emantoko, terkait pengembangan sumber daya, terutama sumber daya manusia pada bidang bioteknologi kesehatan di dalam negeri, sebetulnya tidak kalah saing dengan luar negeri.
“Kalau kita lihat dari segi penelitian yang ada, yang dihasilkan di bidang bioteknologi kesehatan itu sudah banyak. Misalnya teknologi DNA, vaksin, pengembangan penelitian penyakit-penyakit tertentu, itu kita sudah banyak penelitiannya,” ujar Emantoko saat launching Pfizer Biotech Fellowship, Selasa (10/8).
Namun, Emantoko tak menampik bahwa para peneliti yang sudah ada itu kurang terlibat langsung ke dalam masalah nyata di lapangan.
“Jadi gimana peneliti-peneliti bisa bergabung dalam industri yang punya masalah real di lapangan, terhubung dengan bioteknologi kesehatan. Pengetahuan teorinya sudah luas, tinggal tahu soal masalah real-nya," kata Emantoko.
"Jadi kita bisa kembangkan solusi real-nya. Untuk generasi muda, seperti di kampus-kampus, itu ada program magang industri. Nah, dengan ini harapannya mereka jadi tahu masalah real soal bioteknologi kesehatan kayak apa,” pungkasnya.
Lihat Juga: Luhut hingga Retno Marsudi Ramaikan BOLD Festival 2024: Persiapkan Karyawan Bertransformasi
(tsa)