Penyanyi Cantik Afghanistan Ini Kabur dari Kabul dengan Pesawat Kargo Amerika
loading...
A
A
A
KABUL - Sudah hampir sepekan ini sejak kota Kabul jatuh ke tangan Taliban , warga Afghanistan diselimuti ketakutan. Suasana itu memunculkan banyak video amatir ke internet yang menampilkan usaha para warga Afghanistan kabur dengan menumpang pesawat secara desak-desakan.
Di antara kekacauan tersebut, penyanyi pop asal Afghanistan bernama Aryana Sayeed pun rupanya mengalami kejadian serupa. Dilansir dari Republic World, Sabtu (21/8/2021), Aryana mengabarkan kepada penggemarnya bahwa Ia telah berhasil kabur dari Kabul ke kota Doha, Qatar, dengan sebuah pesawat kargo milik Amerika.
Ia kabur dari Kabul karena dirinya merupakan salahsatu pihak yang terancam kekejaman Taliban yang melarang musik dan film, terutama yang dilakukan oleh wanita.
“Aku baik-baik saja dan setelah malam-malam yang tak terlupakan aku telan tiba di Doha, Qatar,” tulis Aryana di Instagram, “dan sekarang aku sedang menunggu penerbangan pulangku ke Istanbul.
Aryana pun turut mengunggah beberapa foto keadaan pesawat kargo yang Ia tumpangi. Dipenuhi banyak warga Afghanistan yang kabur, Aryana turut berdesakan di dalam pesawat barang tersebut.
Di kalangan selebritis Afghanistan, Aryana rupanya dikenal sebagai musisi yang paling sering menyuarakan pendapat anti-Taliban. Kini merasa ancaman semakin dekat dan harus melarikan diri, Ia pun hanya bisa mendoakan para rekannya dari jauh;
“Aku pernah berkata di salahsatu wawancara bahwa aku akan menjadi ‘prajurit terakhir yang meninggalkan ibu pertiwi’ ... dan, menariknya, itu benar-benar terjadi. Semoga meski para rekanku ini akan mengalami perubahan besar dalam hidup mereka, setidaknya mereka bisa hidup damai dan jauh dari teror ledakan bom bunuh diri,” tulisnya disertai sebuah swafoto di Instagram, “doaku selalu bersama kalian!”
Semenjak 1996 hingga 2001, Taliban memerintah Afghanistan dengan tangan besi dan membuat peraturan yang sangat ketat bagi warganya. Peraturan-peraturan ini pun terasa lebih ketat bagi para perempuan, yang tak diperbolehkan pergi keluar tanpa laki-laki sedarah, tak boleh bersekolah, dan bahkan harus senantiasa menutup wajah.
Kini, setelah dua puluh tahun bisa bernapas lega, ancaman kembali datang ke Afghanistan dan membuat PBB harus bertindak cepat melobi pemimpin Taliban agar mereka bisa mengirimkan bantuan kemanusiaan pada para warga Afghanistan serta meminta negara-negara tetangga untuk membuka perbatasan demi para pengungsi yang butuh tempat bersembunyi.
Di antara kekacauan tersebut, penyanyi pop asal Afghanistan bernama Aryana Sayeed pun rupanya mengalami kejadian serupa. Dilansir dari Republic World, Sabtu (21/8/2021), Aryana mengabarkan kepada penggemarnya bahwa Ia telah berhasil kabur dari Kabul ke kota Doha, Qatar, dengan sebuah pesawat kargo milik Amerika.
Ia kabur dari Kabul karena dirinya merupakan salahsatu pihak yang terancam kekejaman Taliban yang melarang musik dan film, terutama yang dilakukan oleh wanita.
“Aku baik-baik saja dan setelah malam-malam yang tak terlupakan aku telan tiba di Doha, Qatar,” tulis Aryana di Instagram, “dan sekarang aku sedang menunggu penerbangan pulangku ke Istanbul.
Aryana pun turut mengunggah beberapa foto keadaan pesawat kargo yang Ia tumpangi. Dipenuhi banyak warga Afghanistan yang kabur, Aryana turut berdesakan di dalam pesawat barang tersebut.
Di kalangan selebritis Afghanistan, Aryana rupanya dikenal sebagai musisi yang paling sering menyuarakan pendapat anti-Taliban. Kini merasa ancaman semakin dekat dan harus melarikan diri, Ia pun hanya bisa mendoakan para rekannya dari jauh;
“Aku pernah berkata di salahsatu wawancara bahwa aku akan menjadi ‘prajurit terakhir yang meninggalkan ibu pertiwi’ ... dan, menariknya, itu benar-benar terjadi. Semoga meski para rekanku ini akan mengalami perubahan besar dalam hidup mereka, setidaknya mereka bisa hidup damai dan jauh dari teror ledakan bom bunuh diri,” tulisnya disertai sebuah swafoto di Instagram, “doaku selalu bersama kalian!”
Semenjak 1996 hingga 2001, Taliban memerintah Afghanistan dengan tangan besi dan membuat peraturan yang sangat ketat bagi warganya. Peraturan-peraturan ini pun terasa lebih ketat bagi para perempuan, yang tak diperbolehkan pergi keluar tanpa laki-laki sedarah, tak boleh bersekolah, dan bahkan harus senantiasa menutup wajah.
Kini, setelah dua puluh tahun bisa bernapas lega, ancaman kembali datang ke Afghanistan dan membuat PBB harus bertindak cepat melobi pemimpin Taliban agar mereka bisa mengirimkan bantuan kemanusiaan pada para warga Afghanistan serta meminta negara-negara tetangga untuk membuka perbatasan demi para pengungsi yang butuh tempat bersembunyi.
(hri)