Benarkah Bra Berkawat Picu Kanker Payudara? Ini Faktanya
loading...
A
A
A
Banyak perempuan di seluruh dunia melawan ancaman kanker payudara. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengamati bahwa ada 7,8 juta perempuan hidup dengan kanker payudara dalam 5 tahun terakhir.
Tak sedikit perempuan yang mempercayai anggapan bahwa bra berkawat bisa menjadi pemicu kanker payudara. Apakah hal itu benar?
Melansir dari Healthshots, Minggu (19/9/2021), Dr. Sunita Varma, Direktur, Obs dan Ginekologi, Rumah Sakit Fortis Shalimar Bagh menegaskan bahwa bra berkawat tidak menyebabkan kanker payudara.
Dokter Varma juga menambahkan ada mitos yang mengatakan bahwa bra berkawat bisa menghalangi aliran limfatik dan aliran darah. Hal ini disebabkan pemasangannya yang ketat hingga menyebabkan kanker payudara. Namun, para ahli menunjukkan bahwa mitos ini telah terbantahkan.
Kanker payudara adalah kanker yang terbentuk di sel-sel payudara. Kanker ini bisa berkembang di sel-sel lapisan saluran atau lobulus, di jaringan kelenjar payudara. Kanker ini bukan jenis kanker yang menular.
Sayangnya, sekitar setengah dari kanker payudara berkembang pada perempuan di atas usia 40 tahun, tanpa menunjukkan tanda atau gejala yang terlihat. Hal ini yang bisa memperparah keadaan pasien.
Faktor-faktor yang meningkatkan risiko kanker payudara adalah riwayat paparan radiasi, riwayat reproduksi, usia, dan konsumsi tembakau.
Berikut gejala umum dari kanker payudara, antara lain:
- Benjolan di payudara.
- Perubahan ukuran payudara.
- Nyeri pada puting payudara.
- Warna atau bentuk payudara dan puting susu.
- Pengelupasan pada area sekitar puting (areola).
Gejala-gejala ini belum tentu menjadi indikasi kanker payudara, karena bisa juga merupakan tanda-tanda kondisi non-kanker seperti infeksi atau kista. Namun, tetaplah bijaksana untuk berkonsultasi dengan dokter mengenai gejala atau perubahan yang Anda alami.
Meskipun ada berbagai tes patologis dan fisik yang tersedia untuk mendiagnosis kanker payudara, pemeriksaan benjolan payudara sendiri juga harus dilakukan secara berkala.
Jadi para wanita, jika Anda melihat salah satu gejala yang tercantum di atas, atau berusia di atas 40 tahun, maka konsultasilah ke dokter untuk mengurangi risiko kanker payudara. Seperti kata pepatah, "Mencegah lebih baik daripada mengobati".
Tak sedikit perempuan yang mempercayai anggapan bahwa bra berkawat bisa menjadi pemicu kanker payudara. Apakah hal itu benar?
Melansir dari Healthshots, Minggu (19/9/2021), Dr. Sunita Varma, Direktur, Obs dan Ginekologi, Rumah Sakit Fortis Shalimar Bagh menegaskan bahwa bra berkawat tidak menyebabkan kanker payudara.
Dokter Varma juga menambahkan ada mitos yang mengatakan bahwa bra berkawat bisa menghalangi aliran limfatik dan aliran darah. Hal ini disebabkan pemasangannya yang ketat hingga menyebabkan kanker payudara. Namun, para ahli menunjukkan bahwa mitos ini telah terbantahkan.
Kanker payudara adalah kanker yang terbentuk di sel-sel payudara. Kanker ini bisa berkembang di sel-sel lapisan saluran atau lobulus, di jaringan kelenjar payudara. Kanker ini bukan jenis kanker yang menular.
Sayangnya, sekitar setengah dari kanker payudara berkembang pada perempuan di atas usia 40 tahun, tanpa menunjukkan tanda atau gejala yang terlihat. Hal ini yang bisa memperparah keadaan pasien.
Faktor-faktor yang meningkatkan risiko kanker payudara adalah riwayat paparan radiasi, riwayat reproduksi, usia, dan konsumsi tembakau.
Berikut gejala umum dari kanker payudara, antara lain:
- Benjolan di payudara.
- Perubahan ukuran payudara.
- Nyeri pada puting payudara.
- Warna atau bentuk payudara dan puting susu.
- Pengelupasan pada area sekitar puting (areola).
Gejala-gejala ini belum tentu menjadi indikasi kanker payudara, karena bisa juga merupakan tanda-tanda kondisi non-kanker seperti infeksi atau kista. Namun, tetaplah bijaksana untuk berkonsultasi dengan dokter mengenai gejala atau perubahan yang Anda alami.
Meskipun ada berbagai tes patologis dan fisik yang tersedia untuk mendiagnosis kanker payudara, pemeriksaan benjolan payudara sendiri juga harus dilakukan secara berkala.
Jadi para wanita, jika Anda melihat salah satu gejala yang tercantum di atas, atau berusia di atas 40 tahun, maka konsultasilah ke dokter untuk mengurangi risiko kanker payudara. Seperti kata pepatah, "Mencegah lebih baik daripada mengobati".
(hri)