Varian Baru R.1 Muncul, Tiga Warga Panti Jompo Jadi Korban
loading...
A
A
A
JAKARTA - Belum selesai dengan varian Mu yang masih dipantau peneliti hingga sekarang karena kemampuannya melumpuhkan kekuatan antibodi vaksin Covid-19. Kini, sudah muncul lagi varian baru bernama R.1.
Peneliti Amerika Serikat memberikan banyak perhatian kepada varian R.1 ini. Walau Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS belum mengidentifikasi varian R.1 ini sebagai varian of interest (VoI) atau variant of concern (VoC).
Menurut laporan Fox News, varian R.1 mewabah di panti jompo wilayah Kentucky, AS. Dari hasil penyelidikan, ada 46 kasus Covid-19 varian R.1, termasuk 26 adalah lansia dengan 18 orang sudah divaksinasi lengkap, dan 20 orang lainnya adalah petugas kesehatan yang bertugas di sana. Mereka juga dipastikan sudah divaksin.
Diketahui bahwa varian R.1 ini mudah menyebar dan memiliki kemampuan mengurangi netralisasi serum pemulihan pada mereka yang sudah divaksin. Artinya, varian ini juga kebal vaksin.
Baca juga: 4 Masalah Kesehatan yang Timbul Akibat Terlalu Banyak Konsumsi Makanan Berminyak
"Tingkat serangan pada penduduk yang tidak divaksinasi tiga kali lebih tinggi dari pada penduduk yang divaksinasi. Pada petugas kesehatan yang tidak divaksinasi, tingkat serangan adalah 4,1 kali lebih tinggi dari pada petugas kesehatan yang divaksinasi," papar laporan tersebut, Jumat (24/9/2021).
Laporan menerangkan bahwa 3 penghuni panti jompo meninggal dunia, dua di antaranya tidak divaksinasi.
"Varian ini benar-benar harus jadi sorotan, karena membuktikan bahwa ada varian yang menyebar di antara kelompok masyarakat yang sudah divaksinasi dosis lengkap," kata William Haseltine, mantan profesor Harvard Medical School sekaligus peneliti Covid-19.
Menurut Haseltine, varian ini bekerja dengan memperbanyak diri sendiri saat sudah masuk ke dalam tubuh seseorang.
Baca juga: Ragam Resep Ayam Goreng Kremes ala Rumahan
Sementara itu, wilayah Maryland menjadi lokasi terbesar kasus R.1 ini, data berdasarkan Outbreak.Info. Varian ini sendiri sudah menyebar banyak negara bagian di AS. Secara akumulatif, ada 2.200 kasus varian R.1 sejauh ini.
CDC menerangkan, meski vaksinasi dikaitkan dengan penurunan kemungkinan infeksi dan penyakit parah, 25,4% penduduk yang sudah divaksinasi dan 7,1% (nakes) yang terinfeksi virus corona alamiah, mendukung bahwa ada potensi penurunan kekebalan protektif terhadap R.1.
Selain itu, kasus infeksi berulang memberikan beberapa bukti saat ini bahwa kekebalan alami punya keterbatasan dan akan memudar kekuatannya seiring dengan munculnya berbagai varian Covid-19.
Lihat Juga: Kemenkes Pastikan Varian Covid-19 KP yang Menyerang Singapura Belum Ditemukan di Indonesia
Peneliti Amerika Serikat memberikan banyak perhatian kepada varian R.1 ini. Walau Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS belum mengidentifikasi varian R.1 ini sebagai varian of interest (VoI) atau variant of concern (VoC).
Menurut laporan Fox News, varian R.1 mewabah di panti jompo wilayah Kentucky, AS. Dari hasil penyelidikan, ada 46 kasus Covid-19 varian R.1, termasuk 26 adalah lansia dengan 18 orang sudah divaksinasi lengkap, dan 20 orang lainnya adalah petugas kesehatan yang bertugas di sana. Mereka juga dipastikan sudah divaksin.
Diketahui bahwa varian R.1 ini mudah menyebar dan memiliki kemampuan mengurangi netralisasi serum pemulihan pada mereka yang sudah divaksin. Artinya, varian ini juga kebal vaksin.
Baca juga: 4 Masalah Kesehatan yang Timbul Akibat Terlalu Banyak Konsumsi Makanan Berminyak
"Tingkat serangan pada penduduk yang tidak divaksinasi tiga kali lebih tinggi dari pada penduduk yang divaksinasi. Pada petugas kesehatan yang tidak divaksinasi, tingkat serangan adalah 4,1 kali lebih tinggi dari pada petugas kesehatan yang divaksinasi," papar laporan tersebut, Jumat (24/9/2021).
Laporan menerangkan bahwa 3 penghuni panti jompo meninggal dunia, dua di antaranya tidak divaksinasi.
"Varian ini benar-benar harus jadi sorotan, karena membuktikan bahwa ada varian yang menyebar di antara kelompok masyarakat yang sudah divaksinasi dosis lengkap," kata William Haseltine, mantan profesor Harvard Medical School sekaligus peneliti Covid-19.
Menurut Haseltine, varian ini bekerja dengan memperbanyak diri sendiri saat sudah masuk ke dalam tubuh seseorang.
Baca juga: Ragam Resep Ayam Goreng Kremes ala Rumahan
Sementara itu, wilayah Maryland menjadi lokasi terbesar kasus R.1 ini, data berdasarkan Outbreak.Info. Varian ini sendiri sudah menyebar banyak negara bagian di AS. Secara akumulatif, ada 2.200 kasus varian R.1 sejauh ini.
CDC menerangkan, meski vaksinasi dikaitkan dengan penurunan kemungkinan infeksi dan penyakit parah, 25,4% penduduk yang sudah divaksinasi dan 7,1% (nakes) yang terinfeksi virus corona alamiah, mendukung bahwa ada potensi penurunan kekebalan protektif terhadap R.1.
Selain itu, kasus infeksi berulang memberikan beberapa bukti saat ini bahwa kekebalan alami punya keterbatasan dan akan memudar kekuatannya seiring dengan munculnya berbagai varian Covid-19.
Lihat Juga: Kemenkes Pastikan Varian Covid-19 KP yang Menyerang Singapura Belum Ditemukan di Indonesia
(nug)