9 Aktor yang Berandil Besar dalam Film Pengkhianatan G30S/PKI

Rabu, 29 September 2021 - 14:37 WIB
loading...
9 Aktor yang Berandil Besar dalam Film Pengkhianatan G30S/PKI
Meski kini banyak dicibir masyarakat, tak bisa dimungkiri bahwa film Pengkhianatan G30S/PKI adalah sarana terbesar dalam mengenang penumpasan PKI. / Foto: ilustrasi/ist
A A A
JAKARTA - Menjelang 30 September, Indonesia kembali mengenang kejadian berdarah yang terjadi pada 1965 silam, G30S/PKI. Selain lewat kisah-kisah buku sejarah, tak sedikit orang yang menengok film propaganda Pengkhianatan G30S/PKI sebagai media pengingat dan pembuka mata.

Meski kini banyak dicibir masyarakat karena kisahnya yang terlalu sadis dan menampilkan banyak adegan yang didramatisir, tak bisa dimungkiri bahwa film Pengkhianatan G30S/PKI adalah sarana terbesar dalam mengenang penumpasan Partai Komunis Indonesia.

Dirilis pada 1984, film ini dibuat dengan bujet sebesar Rp800 juta, dan ketika rampung, ditayangkan tiap tahun di saluran TVRI ketika Indonesia masih berada di bawah kepemimpinan Soeharto.

Baca juga: Gejala Serangan Jantung yang Muncul Beberapa Hari Sebelum Kejadian

Menggandeng banyak aktor untuk memerankan tiap tokoh penting Gerakan 30 September, berikut ini sembilan aktor yang punya andil besar dalam film Pengkhianatan G30S/PKI.

1. Umar Kayam

Umar Kayam, lahir pada 1932 di Ngawi pada zaman penjajahan Belanda, adalah seorang penulis, budayawan, dan akademisi yang sempat didaulat sebagai Guru Besar Fakultas Sastra Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Di film Pengkhianatan G30S/PKI, Umar berperan sebagai sosok Soekarno yang dikisahkan sedang sakit dan menjelang ajal. Umar Kayam sendiri wafat pada 16 Maret 2002.

2. Amoroso Katamsi

Sebagai anggota TNI, Amoroso juga sempat menjajal dunia akting yang dimulai sejak 1976 dalam film Cinta Abadi. Lahir pada 1938, Amoroso adalah pemeran Soeharto dalam film G30S/PKI yang membuat namanya melejit di dunia perfilman Indonesia, membuatnya diundang ke film Djakarta 1966 beberapa tahun kemudian, di mana dia kembali berperan di samping Umar Kayam.

3. Syubah Asa

Syubah Asa adalah seorang sastrawan, seniman, dan wartawan senior Indonesia yang aktif di dunia teater sejak 1950. Nama Syubah meluas di luar industri teater semenjak dirinya berperan sebagai DN Aidit, pemimpin PKI, dalam film G30S/PKI. Selain berakting di panggung, Syubah juga dikenal sering menulis novel dan kolom.

4. Wawan Wanisar

Wawan Wanisar adalah aktor Indonesia yang berperan sebagai Letnan Satu Pierre Tendean di film debutnya, Pengkhianatan G30S/PKI. Lahir di Jakarta pada 1949, Wawan sempat membintangi banyak film seperti Naga Bonar, Cinta dan Noda, hingga Berhenti di Kamu yang baru rilis bulan Februari lalu.

5. Sofia W.D.

Lahir dari keluarga pedagang, Sofia mulai menjajal dunia akting pada usia belasan tahun yang tak dinyana berhasil membawa namanya melejit dan sukses. Sejak mulai berkarir pada 1949, nama Sofia pun lekat dengan industri perfilman Indonesia dan hingga wafatnya sudah berhasil membintangi ratusan film Indonesia.

6. Kies Slamet

Aktif sejak tahun 1970-an hingga 1990-an, Kies Slamet adalah aktor Indonesia yang awalnya dikenal dalam dunia teater dan pentas wayang orang. Pertama berkarier di film Api di Bukit Menoreh, Kies pada 1982 membintangi film G30S/PKI sebagai Brigadir Jenderal Soepardjo.

7. Ade Irawan

Bernama asli Arzia Dahar, Ade adalah aktris senior Indonesia berdarah Minang yang aktif di industri film sejak 1964. Dia debut lewat film Diamang Fadjar sebagai figuran dan berhasil mencuri perhatian banyak sutradara dan produser sehingga kerap diajak berperan dalam berbagai film layar lebar dan layar kaca, salah satunya Pengkhianatan G30S/PKI sebagai Johana Sunarti.

Baca juga: Epidemiolog Sebut Jadikan Covid-19 sebagai Endemi Bukanlah Rencana yang Tepat

8. Charlie Sahetapy

Semenjak bergabung dengan Teater Kecil pada 1977, Charlie dikenal sebagai sosok yang piawai dalam berakting dan sempat diajak berperan dalam film Suci Sang Primadona pada 1977. Setelah debut, Charlie pun dilirik banyak orang dan sempat meraih piala sebagai aktor pendukung di ajang FSI 1995.

9. Bram Adrianto

Lahir di Yogyakarta pada zaman penjajahan Belanda, Bram adalah anggota dari grup teater Wijaya Kesuma yang dipimpin Rendra Karno. Karena bakat dan keahlian aktingnya di panggung, Bram pun diajak bergabung sebagai peran pendukung di film Gadis di Seberang Djalan pada 1960, dan sejak saat itu, kariernya pun melonjak.
(nug)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1112 seconds (0.1#10.140)