Sinopsis Film Horor Thailand Alone, Teror Hantu Kembar Siam yang Sempat Terlibat Cinta Segitiga
loading...
A
A
A
Vee harus meninggalkan rumah sakit karena sesi pengobatan sudah selesai. Saat ingin pamitan, Vee memanggil Pim dari jendela. Ploy yang tidak senang dengan cinta antara Pim dan Vee pun tidak mengizinkan Pim untuk bergerak dari tempat tidur.
Vee menitipkan sebuah lukisan untuk Pim lewat seorang perawat. Lukisan tersebut bergambar sosok Pim sedang duduk dan tanpa ada Ploy di sampingnya. Ploy yang sakit hati pun merobek lukisan tersebut hingga pertengkaran keduanya pun pecah.
Pim pun ingin menjalani operasi pemisahan tubuh. Sayangnya, kondisi Ploy yang lemah membuatnya harus kehilangan nyawa.
Beranjak dewasa, Pim akhirnya menikah dengan Vee dan tinggal di Korea Selatan. Suatu hari mereka mendapatkan kabar bahwa ibunda Pim mengalami sakit. Mereka pun segera pulang ke Thailand, meskipun Pim tidak ingin kembali karena kenangan buruk masa lalu bersama kembarannya.
Di rumah masa kecil nya itu, Pim selalu diganggu oleh sosok Ploy. Sementara itu, sang ibu yang sedang sakit pun sering menunjukan gelagat aneh. Hari demi hari Pim selalu merasakan kehadiran hantu Ploy yang bahkan sampai membuatnya terluka. Namun, Vee tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Pim.
Pim sempat menjalani konsultasi dengan psikiater. Pim disebut tidak bisa membedakan antara halusinasi dan realita karena rasa bersalah kepada kematian Ploy.
Teror hantu Ploy terus berlanjut. Mereka disarankan untuk kembali ke Korea, namun mengingat kondisi ibunda Pim, hal itu belum bisa mereka lakukan.
Suatu hari Vee menemukan lukisan yang dulu ia berikan kepada Pim. Melihat lukisan tersebut dalam keadaan rusak, Vee pun menyadari bahwa dirinya lah alasan dibalik saudara kembar itu akhirnya dipisahkan. Pim menceritakan tentang Ploy yang juga menyimpan perasaan kepada Vee.
Kondisi semakin chaos, Vee mulai percaya dengan terror hantu Ploy. Di sisi lain, mertua Vee yang tidak lain adalah ibunda dari Pim, memberikan Vee sebuah petunjuk. Vee diarahkan untuk datang ke makam milik Ploy. Satu hal yang mengejutkan, nama yang tertulis di batu nisan bukanlah Ploy, melainkan Pim.