Ditagih Utang Marah, Awas Risiko Stroke dan Masalah Mental
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ditagih utang marah, hal ini kerap terjadi di tengah kehidupan masyarakat. Apakah Anda pernah mengalami langsung kejadian menagih utang tapi malah dimarahi oleh yang berutang? Atau Anda pernah marah-marah ke pemberi utang karena belum bisa bayar utang?
Bagi yang marah-marah saat ditagih utang, Anda perlu tahu bahwa perbuatan Anda itu berisiko merusak kesehatan mental . Ya, bersikap marah kepada pemberi utang bisa membuat mental menjadi bermasalah, bahkan memengaruhi kesehatan fisik.
Dijelaskan dalam laman Thrive Works, marah itu sendiri merupakan respons yang mudah diakses dan paling mendasar dari seorang manusia. Sementara di baliknya ada emosi pemicu sebenarnya, seperti frustasi, pengabaian, kesepian, dan kehilangan.
Baca juga: Infeksi Daerah Operasi Masih Jadi Tantangan Dokter Bedah di Negara Berkembang
"Sebagai respons biologis, kemarahan melepaskan sejumlah besar kortisol dan adrenalin ke dalam aliran darah, yang dalam jangka panjang mengganggu kemampuan tubuh menyembuhkan diri sendiri," kata laporan tersebut, dikutip MNC Portal, Kamis (28/10/2021).
Marah sebetulnya boleh dilakukan, selama Anda bisa mengontrol kembali emosi tersebut untuk membersihkan diri dari kortisol dan adrenalin yang memegang kendali. Sederhananya, normal untuk marah tapi jangan biarkan emosi itu memengaruhi diri Anda terus-menerus hingga mengalihkan emosi lainnya.
Lebih lanjut, Terapis Profesional Patrice Douglas menerangkan bahwa marah terbukti memengaruhi kesehatan fisik, terlebih jika marahnya terjadi terlalu sering dan tidak diatasi dengan benar.
"Kemarahan dapat membahayakan Anda atau membunuh Anda. Saat kita marah, tubuh membutuhkan waktu 3 detik untuk masuk ke mode 'fight or flight' yang artinya tubuh kita sudah siap untuk menerima serangan. Nah, saat marah kita tetap dalam keadaan ini selama kurang lebih 30 menit setiap kali marah muncul," terangnya.
Kondisi tersebut, tambah Douglas, membuat tubuh merasa haus dan lelah yang menyebabkan sistem imun turun, yang pada akhirnya membuat Anda gampang sakit. Selain itu, risiko tekanan darah tinggi dan detak jantung tidak beraturan juga bakal Anda alami yang mana ini menyebabkan serangan jantung atau stroke.
"Jadi, kemarahan yang terus menerus dan tidak terselesaikan dapat membuat Anda lebih mudah sakit. Ini juga dapat membuat Anda sakit migrain, tekanan darah tinggi dan masalah gastritis," terang Douglas.
Lalu, bagaimana dengan dampak buruk marah pada kesehatan mental?
Baca juga: Viral Curhat Anak Magang Kena Penalti Rp500 Ribu jika Mundur
Diterangkan Ahli Kesehatan dan Kebugaran Caleb Backe, semua orang paham betul bahwa kemarahan itu sesuatu yang tidak menyenangkan, tetapi tidak semua orang menyadari seberapa besar pengaruhnya terhadap kesehatan mental.
"Marah menempatkan Anda pada perasaan terluka, keraguan akan diri sendiri, dan terisolasi. Saat Anda meluapkan amarah, Anda membuat orang lain menjaga jarak dengan Anda bahkan itu bisa terjadi pada orang yang sejujurnya peduli pada Anda dan ini hanya memperburuk suasana hati Anda," jelas Backe.
Dia menambahkan, penting bagi seseorang mengelola amarah dalam dirinya, sehingga Anda tidak menderita efek negatif dari meluapkan emosi marah yang terbukti berdampak buruk pada kesehatan fisik maupun mental.
Ini pun berlaku pada Anda yang meluapkan marah ketika ada orang yang menagih utang kepada Anda. Anda mesti sadar juga bahwa yang namanya utang harus dibayar dan perbuatan yang salah ketika Anda malah menghindari dari utang dengan marah-marah.
Baca juga: IDAI Sambut Baik Diperbolehkannya Vaksinasi Covid-19 untuk Anak 5-11 Tahun
"Kami sangat menyarankan untuk Anda yang susah meluapkan marah kepada orang di sekitar, maka tidak ada salahnya datangani tenaga profesional. Konseling adalah solusi yang bisa Anda coba demi kesehatan tubuh yang menyeluruh," ungkap Backe.
Bagi yang marah-marah saat ditagih utang, Anda perlu tahu bahwa perbuatan Anda itu berisiko merusak kesehatan mental . Ya, bersikap marah kepada pemberi utang bisa membuat mental menjadi bermasalah, bahkan memengaruhi kesehatan fisik.
Dijelaskan dalam laman Thrive Works, marah itu sendiri merupakan respons yang mudah diakses dan paling mendasar dari seorang manusia. Sementara di baliknya ada emosi pemicu sebenarnya, seperti frustasi, pengabaian, kesepian, dan kehilangan.
Baca juga: Infeksi Daerah Operasi Masih Jadi Tantangan Dokter Bedah di Negara Berkembang
"Sebagai respons biologis, kemarahan melepaskan sejumlah besar kortisol dan adrenalin ke dalam aliran darah, yang dalam jangka panjang mengganggu kemampuan tubuh menyembuhkan diri sendiri," kata laporan tersebut, dikutip MNC Portal, Kamis (28/10/2021).
Marah sebetulnya boleh dilakukan, selama Anda bisa mengontrol kembali emosi tersebut untuk membersihkan diri dari kortisol dan adrenalin yang memegang kendali. Sederhananya, normal untuk marah tapi jangan biarkan emosi itu memengaruhi diri Anda terus-menerus hingga mengalihkan emosi lainnya.
Lebih lanjut, Terapis Profesional Patrice Douglas menerangkan bahwa marah terbukti memengaruhi kesehatan fisik, terlebih jika marahnya terjadi terlalu sering dan tidak diatasi dengan benar.
"Kemarahan dapat membahayakan Anda atau membunuh Anda. Saat kita marah, tubuh membutuhkan waktu 3 detik untuk masuk ke mode 'fight or flight' yang artinya tubuh kita sudah siap untuk menerima serangan. Nah, saat marah kita tetap dalam keadaan ini selama kurang lebih 30 menit setiap kali marah muncul," terangnya.
Kondisi tersebut, tambah Douglas, membuat tubuh merasa haus dan lelah yang menyebabkan sistem imun turun, yang pada akhirnya membuat Anda gampang sakit. Selain itu, risiko tekanan darah tinggi dan detak jantung tidak beraturan juga bakal Anda alami yang mana ini menyebabkan serangan jantung atau stroke.
"Jadi, kemarahan yang terus menerus dan tidak terselesaikan dapat membuat Anda lebih mudah sakit. Ini juga dapat membuat Anda sakit migrain, tekanan darah tinggi dan masalah gastritis," terang Douglas.
Lalu, bagaimana dengan dampak buruk marah pada kesehatan mental?
Baca juga: Viral Curhat Anak Magang Kena Penalti Rp500 Ribu jika Mundur
Diterangkan Ahli Kesehatan dan Kebugaran Caleb Backe, semua orang paham betul bahwa kemarahan itu sesuatu yang tidak menyenangkan, tetapi tidak semua orang menyadari seberapa besar pengaruhnya terhadap kesehatan mental.
"Marah menempatkan Anda pada perasaan terluka, keraguan akan diri sendiri, dan terisolasi. Saat Anda meluapkan amarah, Anda membuat orang lain menjaga jarak dengan Anda bahkan itu bisa terjadi pada orang yang sejujurnya peduli pada Anda dan ini hanya memperburuk suasana hati Anda," jelas Backe.
Dia menambahkan, penting bagi seseorang mengelola amarah dalam dirinya, sehingga Anda tidak menderita efek negatif dari meluapkan emosi marah yang terbukti berdampak buruk pada kesehatan fisik maupun mental.
Ini pun berlaku pada Anda yang meluapkan marah ketika ada orang yang menagih utang kepada Anda. Anda mesti sadar juga bahwa yang namanya utang harus dibayar dan perbuatan yang salah ketika Anda malah menghindari dari utang dengan marah-marah.
Baca juga: IDAI Sambut Baik Diperbolehkannya Vaksinasi Covid-19 untuk Anak 5-11 Tahun
"Kami sangat menyarankan untuk Anda yang susah meluapkan marah kepada orang di sekitar, maka tidak ada salahnya datangani tenaga profesional. Konseling adalah solusi yang bisa Anda coba demi kesehatan tubuh yang menyeluruh," ungkap Backe.
(nug)