5 Film Karya Usmar Ismail, Sutradara yang Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional
loading...
A
A
A
JAKARTA - Usmar Ismail merupakan sutradara yang dianugerahi gelar pahlawan nasional dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Peringatan Hari Pahlawan Nasional yang jatuh pada hari ini, Rabu (10/11/2021).
Usmar mendapat gelar pahlawan nasional bersama tiga tokoh lainnya, yakni Tombolatutu (Sulawesi Tengah), Sultan Aji Muhammad Idris (Kalimantan Timur), dan Raden Aria Wangsakara (Banten).
Selain sutradara film, Usmar Ismail merupakan sastrawan, wartawan, dan pejuang Indonesia berdarah Minangkabau. Ia dianggap sebagai pelopor perfilman di Indonesia.
Usmar Ismail juga dikenal sebagai pelopor drama modern di Indonesia dan juga Bapak Film Indonesia. Berikut lima film karya Usmar Ismail dirangkum dari berbagai sumber, Rabu (10/11/2021).
1. Harta Karun (1949)
Film ini diadaptasi dari L'Avare ou L'École du mensonge, karya sastrawan Prancis, Moliere. Dibintangi oleh Rd Ismail, Rendra Soekarno, Djuriah Karno, Hamid Arief, Herawati, dan Djauhari Effendi.
Harta Karun menceritakan tentang Abdulkadir (Rd Ismail) yang pekerjaannya adalah rentenir. Ia tak setuju anak gadisnya, Suliati (Djuriah Karno), berpacaran dengan Ahmad (Rd Sukarno). Walaupun Ahmad itu sekretaris, tetapi Abdulkadir tidak setuju, karena pemuda itu miskin.
2. Darah dan Doa (1950)
Usmar mendapat gelar pahlawan nasional bersama tiga tokoh lainnya, yakni Tombolatutu (Sulawesi Tengah), Sultan Aji Muhammad Idris (Kalimantan Timur), dan Raden Aria Wangsakara (Banten).
Selain sutradara film, Usmar Ismail merupakan sastrawan, wartawan, dan pejuang Indonesia berdarah Minangkabau. Ia dianggap sebagai pelopor perfilman di Indonesia.
Usmar Ismail juga dikenal sebagai pelopor drama modern di Indonesia dan juga Bapak Film Indonesia. Berikut lima film karya Usmar Ismail dirangkum dari berbagai sumber, Rabu (10/11/2021).
1. Harta Karun (1949)
Film ini diadaptasi dari L'Avare ou L'École du mensonge, karya sastrawan Prancis, Moliere. Dibintangi oleh Rd Ismail, Rendra Soekarno, Djuriah Karno, Hamid Arief, Herawati, dan Djauhari Effendi.
Harta Karun menceritakan tentang Abdulkadir (Rd Ismail) yang pekerjaannya adalah rentenir. Ia tak setuju anak gadisnya, Suliati (Djuriah Karno), berpacaran dengan Ahmad (Rd Sukarno). Walaupun Ahmad itu sekretaris, tetapi Abdulkadir tidak setuju, karena pemuda itu miskin.
2. Darah dan Doa (1950)