Survive Saat Pandemi, Ini yang Dilakukan DNI Skin Centre Surabaya

Sabtu, 06 Juni 2020 - 19:09 WIB
loading...
Survive Saat Pandemi, Ini yang Dilakukan DNI Skin Centre Surabaya
Terapis klinik kecantikan mengenakan APD lengkap ketika merawat pasien di DNI Skin Centre Pacar Keling Surabaya, Sabtu (06/6/2020). Foto/SINDONews/Ali Masduki
A A A
SURABAYA - Menjalankan roda bisnis ditengah pandemi COVID-19 memang tidak mudah. Apalagi bisnis tersebut bergerak disektor pelayanan seperti klinik kecantikan.

Protokol jaga jarak yang saat ini terus dikumandangkan sangat tidak mungkin diterapkan dalam pelayanan perawatan di klinik. (Baca juga: Peluang Bisnis Kosmetik Masih Menjanjikan )

Padahal, di sisi lain klinik kecantikan menjadi hal yang sangat penting bagi sebagian orang. Bagaimanapun dalam kondisi COVID-19 seperti ini orang masih butuh pelayanan kesehatan, terutama dalam bidang kecantikan.

Direktur Operasional DNI Skin Center Surabaya, Alfan Wahyudin, mengakui memang tidak mudah menghadapi pandemi COVID-19. Pada awal Corona masuk di Kota Surabaya, dirinya sempat menutup operasional klinik hingga dua minggu.

Namun saat ini meski di tengah pandemi Corona, DNI Skin Center tetap beroperasi seperti hari-hari biasa. Para pelanggan pun masih rutin datang untuk melakukan perawatan, atau hanya sekadar membeli produk.

"Selama libur dua minggu itu kami mengevaluasi dan kami mempersiapkan apa saja yang diperlukan. Sehingga kami tetap bisa memberikan pelayanan kesehatan dengan baik tapi pasien merasa aman dan nyaman," kata dia.

Alfan mengungkapkan, klinik kecantikannya memiliki sejumlah jurus jitu supaya pelanggan tetap percaya tanpa rasa takut tertular corona jika datang ke klinik. Yakni dengan menerapkan protokol kesehatan yang sangat ketat.

"Semua terapis menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap ketika merawat pasien. Terapis kami lengkapi dengan hazmat, masker N-95 dan masker medis. Dokter pun menerapkan standart yang sama," kata dia.

Setelah merawat pasien, terapis diwajibkan mencuci tangan dan membuat sarung tangan yang sudah digunakan. Alas di ruang perawatan pun hanya dipakai satu kali lalu dibuang.

Dia mengatakan, selain pemakaian hazmat pada terapis ia juga memberlakukan sejumlah protokol kesehatan ketat seperti melakukan disinfekatan di seluruh ruangan, baik di ruangan dokter, perawatan maupun ruang tunggu.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1183 seconds (0.1#10.140)