Ini Strategi Crown Group untuk Bertahan Hadapi Sengatan Corona
loading...
A
A
A
SURABAYA - Pandemi Corona atau Covid-19 cukup berdampak pada segala sektor bisnis di dunia, termasuk sektor properti. Bahkan tidak sedikit perusahaan yang memilih jalan pintas dengan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Ratusan ribu buruhpun terpaksa harus menelan pil pahit, karena ruang untuk bangkit sangat terbatas ditengah kebijakan pembatasan gerak sosial.
Namun hal itu tidak berlaku di Crown Group. Salah satu pengembang hunian terkemuka Australia ini memiliki strategi tersendiri dalam menghadapi sengatan wabah corona. Tidak ada karyawan yang harus menangis karena diberhentikan dari pekerjaannya. Bahkan karyawan bisa menikmati liburan dan berkumpul bersama keluarga dengan gaji yang layak.
CEO Crown Group, Iwan Sunito, mengungkapkan untuk tetap survive ditengah pandemi ini ada strategi khusus yang diterapkan oleh Crouwn Group. salah satunya yakni dengan memotong gaji karyawan sebesar 15%. Pemotongan itu semata-mata demi menjaga keuangan perusahaan.
Meski gaji dipotong, kata Iwan, karyawan tidak merasa dirugikan karena ada kompensasi yang lebih berharga. Pengusaha asal Indonesia ini memberikan kesempatan lebih lama bagi karyawan untuk kumpul keluarga, yaitu dengan menambahkan jatah libur 9 hari selama 3 bulan.
"Kita berikan holiday leave 9 hari selama tiga bulan untuk karyawan. Tapi kita potong gaji 15%, that's how mereka bisa membantu mengurangi beban perusahaan," kata Iwan dalam video conference bersama wartawan Surabaya, Kamis (23/4/2020). Dengan rentang waktu libur yang panjang itu, diharapkan para karyawan bisa mengembangkan diri.
Bagi Iwan, keputusan memotong gaji karyawan memang tidak mudah. Perlu pendekatan dan penjelasan secara personal supaya bisa dipahami. Menurutnya, pilihan tersebut merupakan jalan terbaik dari pada uang dibuat pesangon karyawan yang ter-PHK.
"Jadi kita tetap mau keep mereka meski gajinya dipotong daripada kita buat tambahan orang yang kena PHK," ucapnya.
Dalam perbincangan hangat virtual tersebut, Iwan Sunito juga membagikan tips yang selalu dipegang perusahaan untuk tetap bertahan ditengah krisis seperti saat ini. Yakni accept the crisis, adjustment dan accelerate the decision.
"Kita harus menerima apa yang tidak bisa kita rubah seperti saat pendemi Covid-19 sekarang ini. Kita harus siap jatuh bangun, bisnis up and down. Namun jangan sampai berhenti. Terus bekerja dan melakukan perhitungan taktis," tuturnya.
Ia menuturkan, dimasa-masa krisis biasanya banyak kompetitor yang malah mundur dan berhenti berproduksi. Padahal saat krisis itulah yang tepat bagi perusahaan untuk melakukan manuver. Termasuk dalam hal efisiensi pengeluaran biaya operasional, biaya marketing, merevisi target, melalukan akselerasi terkait dengan aksi dan eksekusi rencana-rencana perusahaan, termasuk dalam hal belanja modal untuk pengadaan lahan.
Seperti yang dilakukan Crown Group saat ini. Ditengah Pandemi Covid-19, Crown Group mengambil langkah berani dengan mengembangkan mixed use kondominium dan hotel Sky Trees di Los Angeles, Amerika Serikat. Proyek senilai tinggi Rp. 8 triliun ini akan membawa sentuhan gaya hidup Australia ke distrik Pusat Kota LA yang sedang berkembang.
"Akuisisi lahan di Los Angeles untuk proyek Sky Trees merupakan bentuk dari strategi akselerasi," tegasnya.
Iwan yakin, dengan menerapkan strategi yang tepat dan berdasarkan pengalaman selama menghadapi krisis sebelum-sebelumnya, Crown Group dapat tetap tegak berdiri dan terus berkembang.
Namun hal itu tidak berlaku di Crown Group. Salah satu pengembang hunian terkemuka Australia ini memiliki strategi tersendiri dalam menghadapi sengatan wabah corona. Tidak ada karyawan yang harus menangis karena diberhentikan dari pekerjaannya. Bahkan karyawan bisa menikmati liburan dan berkumpul bersama keluarga dengan gaji yang layak.
CEO Crown Group, Iwan Sunito, mengungkapkan untuk tetap survive ditengah pandemi ini ada strategi khusus yang diterapkan oleh Crouwn Group. salah satunya yakni dengan memotong gaji karyawan sebesar 15%. Pemotongan itu semata-mata demi menjaga keuangan perusahaan.
Meski gaji dipotong, kata Iwan, karyawan tidak merasa dirugikan karena ada kompensasi yang lebih berharga. Pengusaha asal Indonesia ini memberikan kesempatan lebih lama bagi karyawan untuk kumpul keluarga, yaitu dengan menambahkan jatah libur 9 hari selama 3 bulan.
"Kita berikan holiday leave 9 hari selama tiga bulan untuk karyawan. Tapi kita potong gaji 15%, that's how mereka bisa membantu mengurangi beban perusahaan," kata Iwan dalam video conference bersama wartawan Surabaya, Kamis (23/4/2020). Dengan rentang waktu libur yang panjang itu, diharapkan para karyawan bisa mengembangkan diri.
Bagi Iwan, keputusan memotong gaji karyawan memang tidak mudah. Perlu pendekatan dan penjelasan secara personal supaya bisa dipahami. Menurutnya, pilihan tersebut merupakan jalan terbaik dari pada uang dibuat pesangon karyawan yang ter-PHK.
"Jadi kita tetap mau keep mereka meski gajinya dipotong daripada kita buat tambahan orang yang kena PHK," ucapnya.
Dalam perbincangan hangat virtual tersebut, Iwan Sunito juga membagikan tips yang selalu dipegang perusahaan untuk tetap bertahan ditengah krisis seperti saat ini. Yakni accept the crisis, adjustment dan accelerate the decision.
"Kita harus menerima apa yang tidak bisa kita rubah seperti saat pendemi Covid-19 sekarang ini. Kita harus siap jatuh bangun, bisnis up and down. Namun jangan sampai berhenti. Terus bekerja dan melakukan perhitungan taktis," tuturnya.
Ia menuturkan, dimasa-masa krisis biasanya banyak kompetitor yang malah mundur dan berhenti berproduksi. Padahal saat krisis itulah yang tepat bagi perusahaan untuk melakukan manuver. Termasuk dalam hal efisiensi pengeluaran biaya operasional, biaya marketing, merevisi target, melalukan akselerasi terkait dengan aksi dan eksekusi rencana-rencana perusahaan, termasuk dalam hal belanja modal untuk pengadaan lahan.
Seperti yang dilakukan Crown Group saat ini. Ditengah Pandemi Covid-19, Crown Group mengambil langkah berani dengan mengembangkan mixed use kondominium dan hotel Sky Trees di Los Angeles, Amerika Serikat. Proyek senilai tinggi Rp. 8 triliun ini akan membawa sentuhan gaya hidup Australia ke distrik Pusat Kota LA yang sedang berkembang.
"Akuisisi lahan di Los Angeles untuk proyek Sky Trees merupakan bentuk dari strategi akselerasi," tegasnya.
Iwan yakin, dengan menerapkan strategi yang tepat dan berdasarkan pengalaman selama menghadapi krisis sebelum-sebelumnya, Crown Group dapat tetap tegak berdiri dan terus berkembang.
(eyt)