Sempat Bangkrut, Adit Adiyatma Akhirnya Sukses Kibarkan Mailmo
loading...
A
A
A
JAKARTA - Usaha clothing merupakan salah satu bisnis yang naik daun di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Namun, bukan perkara mudah meraih kesuksesan di dunia bisnis ini. Persaingannya sangat sengit. Jika salah strategi, bisnis bisa hancur lebur. Pengalaman jatuh bangun mengelola bisnis clothing ini pun telah dirasakan Adit Adiyatma.
(Baca juga: Model Halima Aden Buat Masker Hijab Khusus untuk Petugas Kesehatan )
Pria asal Kalimantan itu kini menancap kesuksesan di bisnis clothing dengan brand Mailmo. Jalan terjal dan berliku harus ditempuh Adit sebelum mencapai keberhasilan seperti saat ini. Bahkan, dia pernah jatuh bangkrut ketika memulai usaha clothing .
"Gue mulai terjun di bisnis clothing pada tahun 2010. Waktu itu masih join berdua, namanya North Noise. Sayangnya cuma bertahan sampai 2014, gagal dan akhirnya bangkrut," kenang Adit melalui pernyataan tertulisnya, Kamis (11/6).
Menemui kegagalan di awal langkahnya tidak serta merta membuat Adit patah semangat. Dia justru menjadikannya sebagai batu loncatan. Berkaca dari pengalamannya, Adit tak mau mengulangi kesalahan sebelumnya, hingga akhirnya bisa sukses bersama Mailmo.
(Baca juga: Sekolah Fashion pun Bersiap Hadapi New Normal )
"Geu pikir-pikir kenapa gue kagak buka usaha sendiri aja. Gue pelajari kenapa brand yang lama tidak bisa berjalan. Gue pelajari betul dan gue ubah konsepnya hingga akhirnya bisa diterima pasar," ungkap Adit. "Gue mulai mikir gue bisa berkembang di bisnis ini. Bisa untuk makan sehari-hari dan ngehidupin gue. Gue cinta sama bisnis ini."
Berhasil mengibarkan Mailmo tak membuat Adit cepat puas. Dia memiliki ambisi besar lainnya. Dia berkeinginan untuk semakin mengibarkan Mailmo agar bisa menambah lapangan pekerjaan di Bandung. "Fokus saat ini buat ngenalin Mailmo lebih luas ke masyarakat Indonesia. Gue juga pengin punya official store sendiri dan konveksi sendiri sehingga bisa nambah karyawan," ucapnya.
Mailmo sendiri saat ini dijual via online shop atau melalui laman resminya itsmailmo.com, dan sudah memiliki 35 reseller toko yang tersebar di seluruh Indonesia. Saat ini, Mailmo memiliki beragam produk, seperti t-shirt, outerwear, pants, caps hingga aksesori.
(Baca juga: Model Halima Aden Buat Masker Hijab Khusus untuk Petugas Kesehatan )
Pria asal Kalimantan itu kini menancap kesuksesan di bisnis clothing dengan brand Mailmo. Jalan terjal dan berliku harus ditempuh Adit sebelum mencapai keberhasilan seperti saat ini. Bahkan, dia pernah jatuh bangkrut ketika memulai usaha clothing .
"Gue mulai terjun di bisnis clothing pada tahun 2010. Waktu itu masih join berdua, namanya North Noise. Sayangnya cuma bertahan sampai 2014, gagal dan akhirnya bangkrut," kenang Adit melalui pernyataan tertulisnya, Kamis (11/6).
Menemui kegagalan di awal langkahnya tidak serta merta membuat Adit patah semangat. Dia justru menjadikannya sebagai batu loncatan. Berkaca dari pengalamannya, Adit tak mau mengulangi kesalahan sebelumnya, hingga akhirnya bisa sukses bersama Mailmo.
(Baca juga: Sekolah Fashion pun Bersiap Hadapi New Normal )
"Geu pikir-pikir kenapa gue kagak buka usaha sendiri aja. Gue pelajari kenapa brand yang lama tidak bisa berjalan. Gue pelajari betul dan gue ubah konsepnya hingga akhirnya bisa diterima pasar," ungkap Adit. "Gue mulai mikir gue bisa berkembang di bisnis ini. Bisa untuk makan sehari-hari dan ngehidupin gue. Gue cinta sama bisnis ini."
Berhasil mengibarkan Mailmo tak membuat Adit cepat puas. Dia memiliki ambisi besar lainnya. Dia berkeinginan untuk semakin mengibarkan Mailmo agar bisa menambah lapangan pekerjaan di Bandung. "Fokus saat ini buat ngenalin Mailmo lebih luas ke masyarakat Indonesia. Gue juga pengin punya official store sendiri dan konveksi sendiri sehingga bisa nambah karyawan," ucapnya.
Mailmo sendiri saat ini dijual via online shop atau melalui laman resminya itsmailmo.com, dan sudah memiliki 35 reseller toko yang tersebar di seluruh Indonesia. Saat ini, Mailmo memiliki beragam produk, seperti t-shirt, outerwear, pants, caps hingga aksesori.
(nug)