Durasi Karantina Pelaku Perjalanan Luar Negeri Dipangkas, Ini Penjelasan Pemerintah
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dibukanya pintu masuk penerbangan internasional menuju Bali pada 4 Februari mendatang diiringi dengan penyesuaian aturan karantina mandiri . Hal ini tentu menjadi kekhawatiran tersendiri bagi sejumlah kalangan masyarakat, terlebih melihat lonjakan kasus Covid-19 dalam sepekan terakhir.
Bahkan para ahli kesehatan menegaskan bahwa Indonesia telah resmi memasuki gelombang ketiga Covid-19. Namun, dengan sejumlah pertimbangan tertentu, pemerintah tetap sepakat membuka pintu penerbangan internasional menuju Bali.
Menariknya, kebijakan itu juga diiringi dengan pemangkasan durasi karantina bagi pelancong atau pelaku perjalanan luar negeri (PPLN).
Berdasarkan evaluasi dan rapat terbatas, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Prof. Wiku Adisasmito mengatakan, penyesuaian aturan karantina mandiri bagi para PPLN terbagi menjadi dua kategori.
Hal ini dimuat melalui Surat Edaran Satgas No 4 tahun 2022, dan Surat Keputusan Ketua Satgas Covid-19 Nomor 4 Tahun 2022 tentang Pintu Masuk (entry point).
Durasi karantina bagi PPLN diberlakukan menjadi 5x24 jam bagi PPLN yang telah menerima vaksin dosis lengkap. Lalu akan dilakukan pemeriksaan PCR kedua pada hari ke-4 karantina.
Sementara bagi PPLN yang baru mendapatkan dosis pertama vaksin, durasi karantina diberlakukan selama 7x24 dengan pemeriksaan PCR kedua pada hari ke-6 karantina.
"Sementara itu syarat PCR sebelum kedatangan berlaku 2x24 jam," ujar Prof. Wiku dalam konferensi pers BNPB, Rabu (2/2/2022).
Secara rinci Prof. Wiku mengatakan, penyesuaian aturan karantina bagi PPLN tersebut didasarkan pada empat pertimbangan.
Pertama, hasil monitoring dan pelaksanaan karantina di berbagai negara. Kedua, hasil monitoring dan evaluasi perkembangan kasus Covid-19 di Indonesia.
Ketiga, rekomendasi para pakar lintas disiplin. Dan keempat, rekomendasi strategi multilayer Organisasi Keseharan Dunia (WHO) terkait perjalanan internasional dengan upaya pencegahan Omicron.
Prof. Wiku tidak menampik saat ini Indonesia tengah menghadapi tren peningkatan kasus Covid-19 yang cukup signifikan. Namun, ia menegaskan bahwa pemerintah telah menyiapkan sejumlah strategi khusus untuk menghadapi segala skenario terburuk.
"Yang perlu menjadi perhatian sekarang adalah upaya untuk menekan kasus agar tidak terjadi kenaikan," tandasnya.
Bahkan para ahli kesehatan menegaskan bahwa Indonesia telah resmi memasuki gelombang ketiga Covid-19. Namun, dengan sejumlah pertimbangan tertentu, pemerintah tetap sepakat membuka pintu penerbangan internasional menuju Bali.
Menariknya, kebijakan itu juga diiringi dengan pemangkasan durasi karantina bagi pelancong atau pelaku perjalanan luar negeri (PPLN).
Berdasarkan evaluasi dan rapat terbatas, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Prof. Wiku Adisasmito mengatakan, penyesuaian aturan karantina mandiri bagi para PPLN terbagi menjadi dua kategori.
Hal ini dimuat melalui Surat Edaran Satgas No 4 tahun 2022, dan Surat Keputusan Ketua Satgas Covid-19 Nomor 4 Tahun 2022 tentang Pintu Masuk (entry point).
Durasi karantina bagi PPLN diberlakukan menjadi 5x24 jam bagi PPLN yang telah menerima vaksin dosis lengkap. Lalu akan dilakukan pemeriksaan PCR kedua pada hari ke-4 karantina.
Sementara bagi PPLN yang baru mendapatkan dosis pertama vaksin, durasi karantina diberlakukan selama 7x24 dengan pemeriksaan PCR kedua pada hari ke-6 karantina.
"Sementara itu syarat PCR sebelum kedatangan berlaku 2x24 jam," ujar Prof. Wiku dalam konferensi pers BNPB, Rabu (2/2/2022).
Secara rinci Prof. Wiku mengatakan, penyesuaian aturan karantina bagi PPLN tersebut didasarkan pada empat pertimbangan.
Pertama, hasil monitoring dan pelaksanaan karantina di berbagai negara. Kedua, hasil monitoring dan evaluasi perkembangan kasus Covid-19 di Indonesia.
Ketiga, rekomendasi para pakar lintas disiplin. Dan keempat, rekomendasi strategi multilayer Organisasi Keseharan Dunia (WHO) terkait perjalanan internasional dengan upaya pencegahan Omicron.
Prof. Wiku tidak menampik saat ini Indonesia tengah menghadapi tren peningkatan kasus Covid-19 yang cukup signifikan. Namun, ia menegaskan bahwa pemerintah telah menyiapkan sejumlah strategi khusus untuk menghadapi segala skenario terburuk.
"Yang perlu menjadi perhatian sekarang adalah upaya untuk menekan kasus agar tidak terjadi kenaikan," tandasnya.
(tsa)