Gus Miftah Trending usai Gelar Pertunjukan Wayang Mirip Khalid Basalamah
loading...
A
A
A
JAKARTA - Gus Miftah mendadak menjadi trending di Twitter pada Selasa (22/2/2022). Hal itu berkaitan dengan pertunjukan wayang yang digelar di Pondok Pesantren Ora Aji miliknya.
Gus Miftah ramai dihujat lantaran mempertontonkan seorang dalang yang memainkan tokoh wayang mirip pendakwah Khalid Basalamah. Bahkan dalam kisahnya, wayang berpeci putih dan berjenggot mirip Khalid Basalamah itu diceritakan sebagai laki-laki hidung belang yang kerap merayu para wanita.
Hal tersebut sontak membuat netizen melayangkan hujatan kepada Gus Miftah. Ia dianggap sengaja melakukan pansos dan dicap tak pantas menjadi panutan.
"Kenapa Gus Miftah merespon pendapat Ustadz Khalid Basalamah dengan pertunjukan kekerasan wayang? Dugaanku: Gus Miftah tak mampu mendebat Ust KB. Adu dalil dengan dalil tak akan mampu. Ust KB yg PhD tentu jauh di atas Gus Miftah. Hal biasa, kalah otak tonjolin otot," tulis @saidi_sudarsono.
"Zaman wali wayang dipakai dakwah… zaman miftah wayang dipakai menghujat dan menghina ustad, pelecehan agama, sara, dan menurunkan martabat budaya luhur wayang, cinta wayang tapi wayang dibuat mainan dengan bahasa preman," tulis @MrMBM007.
"Apapun pernyataan Miftah (tanpa gus) gak perlu ditanggapi. Dia lagi pansos, cari panggung. Orang2 model beginian saat ini lg di atas angin. Bukan anak kyai ada embel2 GUS itu aja udah membohongi publik. Belum lagi mslh keilmuan yg msh dipertanyakan. Apa pantas dijadikan panutan?," tulis @HisyamMochtar.
"Gw jawa banget... lahir udah diajari honocoroko, kawruh boso jowo, kembang setaman. Malu sekali melihat gelaran wayang warseno dan miftah,ngisin ngisini dapuranmu!!" tulis@SabilZaidane.
Sementara itu, Gus Miftah diketahui sempat membacakan syair puisi sebelum pertunjukan tersebut dimulai. Dalam puisi itu, sang pendakwah disebut sempat menyinggung sosok Khalid Basalamah dengan mengatakan bahwa pria tersebut tak tahu budaya dan tata krama.
"Wah begitu pandai iblis itu menyematkan imamah dan jubah dengan warna putih. Seakan begitu suci tanpa noda dengan menghitamkan yang lainnya. Haruskan kuda lumping diganti dengan unta lumping. Atau haruskan gamelan diganti dengan rebana. Pohon kelapa diganti pohon dengan kurma. Dan haruskah nama Nabi Sulaiman diganti karena mirip kata-kata Jawa," ucap Gus MIftah di awal pertunjukan wayang.
"Begitu luas iblis itu menghamparkan hijab dari kekerdilan otaknya hingga menutupi sinar matahari junjungan kita. Sebagai nabi alam semesta, bukan nabi orang Arab saja. Haruskah wayang diganti film-film tentang agama produk asing yang membiayai setiap jengkal pergerakan dan pemberontakan atas nama agama," sambungnya.
Lebih lanjut, "Kamu siapa? Aku tahu jenggotmu panjang, tapi belum tua, wajar tak tahu budaya dan tak tahu tata krama. Bagiku lebih nyaman dengan blangkon dan taplak meja sebagai penutup kepala. Sebagai bentuk rendah hati dan ketawadhuan belaka. Karena jubah imamah dan jenggot panjang adalah penampilan bendoro atau raja."
"Sedang aku hanyalah hamba jelata. Tak pantas dengan pakaian bendoro dan raja. Karena pintu surga kini hanya tersisa dan terbuka bagi yang rendah dan tawadhu hatinya. Sidro milir sang gedhek si nogo bajul," tandasnya.
Gus Miftah ramai dihujat lantaran mempertontonkan seorang dalang yang memainkan tokoh wayang mirip pendakwah Khalid Basalamah. Bahkan dalam kisahnya, wayang berpeci putih dan berjenggot mirip Khalid Basalamah itu diceritakan sebagai laki-laki hidung belang yang kerap merayu para wanita.
Hal tersebut sontak membuat netizen melayangkan hujatan kepada Gus Miftah. Ia dianggap sengaja melakukan pansos dan dicap tak pantas menjadi panutan.
"Kenapa Gus Miftah merespon pendapat Ustadz Khalid Basalamah dengan pertunjukan kekerasan wayang? Dugaanku: Gus Miftah tak mampu mendebat Ust KB. Adu dalil dengan dalil tak akan mampu. Ust KB yg PhD tentu jauh di atas Gus Miftah. Hal biasa, kalah otak tonjolin otot," tulis @saidi_sudarsono.
"Zaman wali wayang dipakai dakwah… zaman miftah wayang dipakai menghujat dan menghina ustad, pelecehan agama, sara, dan menurunkan martabat budaya luhur wayang, cinta wayang tapi wayang dibuat mainan dengan bahasa preman," tulis @MrMBM007.
"Apapun pernyataan Miftah (tanpa gus) gak perlu ditanggapi. Dia lagi pansos, cari panggung. Orang2 model beginian saat ini lg di atas angin. Bukan anak kyai ada embel2 GUS itu aja udah membohongi publik. Belum lagi mslh keilmuan yg msh dipertanyakan. Apa pantas dijadikan panutan?," tulis @HisyamMochtar.
"Gw jawa banget... lahir udah diajari honocoroko, kawruh boso jowo, kembang setaman. Malu sekali melihat gelaran wayang warseno dan miftah,ngisin ngisini dapuranmu!!" tulis@SabilZaidane.
Sementara itu, Gus Miftah diketahui sempat membacakan syair puisi sebelum pertunjukan tersebut dimulai. Dalam puisi itu, sang pendakwah disebut sempat menyinggung sosok Khalid Basalamah dengan mengatakan bahwa pria tersebut tak tahu budaya dan tata krama.
"Wah begitu pandai iblis itu menyematkan imamah dan jubah dengan warna putih. Seakan begitu suci tanpa noda dengan menghitamkan yang lainnya. Haruskan kuda lumping diganti dengan unta lumping. Atau haruskan gamelan diganti dengan rebana. Pohon kelapa diganti pohon dengan kurma. Dan haruskah nama Nabi Sulaiman diganti karena mirip kata-kata Jawa," ucap Gus MIftah di awal pertunjukan wayang.
"Begitu luas iblis itu menghamparkan hijab dari kekerdilan otaknya hingga menutupi sinar matahari junjungan kita. Sebagai nabi alam semesta, bukan nabi orang Arab saja. Haruskah wayang diganti film-film tentang agama produk asing yang membiayai setiap jengkal pergerakan dan pemberontakan atas nama agama," sambungnya.
Lebih lanjut, "Kamu siapa? Aku tahu jenggotmu panjang, tapi belum tua, wajar tak tahu budaya dan tak tahu tata krama. Bagiku lebih nyaman dengan blangkon dan taplak meja sebagai penutup kepala. Sebagai bentuk rendah hati dan ketawadhuan belaka. Karena jubah imamah dan jenggot panjang adalah penampilan bendoro atau raja."
"Sedang aku hanyalah hamba jelata. Tak pantas dengan pakaian bendoro dan raja. Karena pintu surga kini hanya tersisa dan terbuka bagi yang rendah dan tawadhu hatinya. Sidro milir sang gedhek si nogo bajul," tandasnya.
(tsa)