Artis Kerap Pamer Kemesraan, Apa Dampaknya ke Publik?
loading...
A
A
A
Mei menerangkan bahwa dengan mengumbar kemesraan, pasangan tersebut mendapatkan pengakuan dari orang lain dan itu dapat membuat konsep diri mereka lebih baik dan ada rasa bangga ketika orang lain dapat menyaksikan kebahagiaan mereka.
"Bahkan, biasanya timbul rasa puas dan jadi berusaha mempertahankan kebahagian tersebut, karena akan malu jika nantinya kebahagiaannya rusak," ungkap Mei.
Dampak Negatif
Pada dasarnya, kata Mei, mengunggah sesuatu di media sosial secara berlebihan, baik itu konten kemesraan, aktivitas sehari-hari, curhatan hati, atau yang lainnya, dapat menimbulkan dampak yang kurang baik.
"Contohnya menimbulkan rasa iri pada orang lain, akibatnya muncul perusak kebahagian dalam hal ini disebut pelakor," ungkap Mei.
Dampak lainnya adalah terjadi cyberbullying atau jika ada yang berniat jahat bisa menyalahgunakan foto atau video pasangan untuk kepentingan lain.
Bahkan yang paling parah jika terjadi kebocoran data pribadi dan melakukan pemerasan. Akibatnya, terjadi dampak buruk bagi pasangan tersebut yaitu bisa stres, terbebani dan merasa bersalah, marah, sedih, dan perasaan buruk lainnya.
"Itu sebabnya media sosial jika tidak digunakan secara bijak justru akan meningkatkan risiko terjadinya masalah kesehatan mental yang lebih serius, seperti depresi, gangguan cemas, hingga ide untuk bunuh diri jika tidak sanggup. Kasus seperti ini sudah banyak terjadi di masyarakat," papar Mei.
Sehingga jika ditimbang positif dan negatifnya, menurut Mei, sebenarnya mengumbar kemesraan di publik lebih banyak berdampak negatif dibanding positif.
"Karena sekali lagi, kita enggak pernah tahu isi kepala atau niat orang yang melihat. Kadang kita tidak berniat pamer saja orang lain bisa mempersepsikan demikian, apalagi jika kita sengaja melakukannya," ujarnya.
"Bahkan, biasanya timbul rasa puas dan jadi berusaha mempertahankan kebahagian tersebut, karena akan malu jika nantinya kebahagiaannya rusak," ungkap Mei.
Dampak Negatif
Pada dasarnya, kata Mei, mengunggah sesuatu di media sosial secara berlebihan, baik itu konten kemesraan, aktivitas sehari-hari, curhatan hati, atau yang lainnya, dapat menimbulkan dampak yang kurang baik.
"Contohnya menimbulkan rasa iri pada orang lain, akibatnya muncul perusak kebahagian dalam hal ini disebut pelakor," ungkap Mei.
Dampak lainnya adalah terjadi cyberbullying atau jika ada yang berniat jahat bisa menyalahgunakan foto atau video pasangan untuk kepentingan lain.
Bahkan yang paling parah jika terjadi kebocoran data pribadi dan melakukan pemerasan. Akibatnya, terjadi dampak buruk bagi pasangan tersebut yaitu bisa stres, terbebani dan merasa bersalah, marah, sedih, dan perasaan buruk lainnya.
"Itu sebabnya media sosial jika tidak digunakan secara bijak justru akan meningkatkan risiko terjadinya masalah kesehatan mental yang lebih serius, seperti depresi, gangguan cemas, hingga ide untuk bunuh diri jika tidak sanggup. Kasus seperti ini sudah banyak terjadi di masyarakat," papar Mei.
Sehingga jika ditimbang positif dan negatifnya, menurut Mei, sebenarnya mengumbar kemesraan di publik lebih banyak berdampak negatif dibanding positif.
"Karena sekali lagi, kita enggak pernah tahu isi kepala atau niat orang yang melihat. Kadang kita tidak berniat pamer saja orang lain bisa mempersepsikan demikian, apalagi jika kita sengaja melakukannya," ujarnya.