Penting Dilakukan sejak Dini, Berikut 3 Cara Skrining Penyakit Jantung Bawaan

Sabtu, 19 Maret 2022 - 15:34 WIB
loading...
Penting Dilakukan sejak Dini, Berikut 3 Cara Skrining Penyakit Jantung Bawaan
Masalah utama Penyakit Jantung Bawaan (PJB) ada di diagnosa dini dan penanganan, karena tidak meratanya sebaran fasilitas yang dapat menangani PJB di Indonesia. / Foto: ilustrasi/ist
A A A
JAKARTA - Hingga saat ini penyakit jantung bawaan (PJB) masih banyak ditemukan di tengah masyarakat. Data Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) menunjukkan bahwa angka kejadian PJB mencapai 43.200 kasus dari 4,8 juta kelahiran hidup atau 9 dari 1.000 kelahiran hidup setiap tahunnya.

Dari jumlah kasus tersebut, 30 persen pasien PJB memperlihatkan gejala pada minggu-minggu pertama kehidupan yang mana sebagian besar pasien PJB terabaikan atau tidak tertangani dengan benar. Kondisi semakin buruk karena bayi yang alami PJB berasal dari keluarga tidak mampu.

Masalah utama PJB ada di diagnosa dini dan penanganan, karena tidak meratanya sebaran fasilitas yang dapat menangani PJB di Indonesia. Akibatnya, banyak kasus PJB yang berakhir kematian.

Baca juga: Tidak Mengkhawatirkan, Menkes Budi Gunadi Sebut Delmicron seperti Varian Lambda

Untuk itu, deteksi dini atau skrining PJB sangat penting dikerjakan. Namun, sayangnya belum begitu banyak masyarakat yang melek akan pentingnya skrining ini.

"Kesadaran masyarakat akan pentingnya skrining memang belum masif, ditambah lagi belum banyak cardio center yang mampu melakukan upaya skrining PJB," jelas Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Heartology Cardiovascular Center, dr. Radityo Prakoso, Sp.JP(K), dalam webinar kesehatan, Sabtu (19/3/2022).

Padahal, lanjut dr. Radityo, dengan skrining yang tepat dan cepat, tindakan intervensi bisa dilakukan dan meminimalisir terjadinya masalah kesehatan jantung pada bayi.

Upaya skrining atau deteksi dini PJB yang bisa dilakukan ada 3 cara. Menurut dr. Radityo, ketiganya memberikan input yang baik untuk kelangsungan hidup anak. Lantas, apa saja upaya deteksi dini yang bisa dilakukan untuk mencepat anak alami PJB?

1. Skrining Premarital

Skrining ini, kata dr. Radityo, dapat mengidentifikasi dan memodifikasi melalui pencegahan dan manajemen, beberapa kebiasaan, tindakan medis tertentu, dan faktor risiko lainnya yang dapat memengaruhi hasil kehamilan.

"Skrining jenis ini dilakukan sebelum Anda dan pasangan berencana untuk memiliki anak," ucapnya.

Lebih lanjut, kata dia, tindakan deteksi dini yang satu ini melibatkan promosi kesehatan dan kesehatan wanita, serta pasangannya yang mana merupakan pencegahan primer dan langkah penting dalam membentuk masyarakat yang sehat.

2. Konseling Prenatal

Dokter Radityo menjelaskan bahwa saat ini perkembangan bidang kardiologi janin sudah semakin berkembang dan karena itu sebagian besar PJB dapat divisualisasi dengan ekokardiografi fetal pada trimester kedua.

"Dengan melakukan skrining ini, dokter janin memiliki peranan yang penting bukan hanya menegakkan diagnosis, tetapi juga memberikan konseling prenatal untuk membantu pasien," ungkap dr. Radityo.

3. Skrining Bayi Baru Lahir

Apabila Anda terlambat untuk melakukan dua tahapan skrining di atas, maka tindakan intervensi yang bisa dilakukan untuk deteksi dini bayi adalah dengan skrining bayi saat dia lahir.

Baca juga: Menkes Ungkap Rumus Terbentuknya Herd Immunity di Suatu Negara

"Tindakan skrining ini dilakukan dengan mengukur oksimetri denyut bayi. Uji ini memperkirakan jumlah oksigen dalam darah bayi. Skrining dilakukan ketika bayi berusia minimal 24 jam atau setelat-telatnya sebelum bayi dipulangkan ke rumah," jelasnya.
(nug)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4751 seconds (0.1#10.140)