Bukan Hanya Alkohol, Ini Beberapa Penyebab Utama Kanker Hati
loading...
A
A
A
JAKARTA - Mengonsumsi alkohol secara berlebih kerap dikaitkan dengan kanker hati. Padahal, tidak selalu alkohol menjadi penyebab kanker hati .
Kanker hati sendiri dibagi dalam dua jenis, yaitu kanker hati primer yang merupakan kanker yang terjadi dari sel-sel hati yang normal berubah menjadi sel abnormal. Satu lagi, adalah metastasis yakni kanker hati yang berasal dari penyebaran kanker dari organ lain seperti usus besar, paru-paru, atau payudara.
"Mayoritas penderita kanker hati primer di dunia itu memiliki penyakit hati kronis seperti sirosis hati atau terbentuknya jaringan parut di hati akibat penyakit kronis," jelas Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Gastroenterologi-Hepatologi Mayapada Hospital Tangerang, dr Hendra Nurjadin, Sp.PD-KGEH, Kamis (24/3/2022).
Baca juga: 3 Negara dengan Level Stres Tertinggi di Dunia, Nomor Terakhir Penyebabnya karena Biaya Hidup
Dokter Hendra menambahakan, sirosis hati tak hanya disebabkan oleh konsumsi alkohol berlebih.
"Dalam beberapa kasus, sirosis disebabkan juga oleh penyakit hati yang tidak berhubungan dengan alkohol atau disebut Nonalcoholic Steatohepatitis (NASH) atau terjadinya penumpukan lemak di hati," terang dr. Hendra.
"Sirosis hati juga bisa disebabkan oleh obesitas, sindrom metabolik, dan diabetes," imbuhnya.
Menurutnya, hepatitis B dan C yang banyak terjadi di Indonesia juga merupakan penyebab banyaknya sirosis hati yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kasus kanker hati. "Di mana sebenarnya hepatitis B ini dapat dicegah dengan vaksinasi dan hepatitis C dapat dengan mudah diobati cukup hanya 3 bulan saja dengan obat-obatan antivirus yang baru," katanya lagi.
Deteksi dini menjadi hal penting yang harus dilakukan untuk meminimalisir keparahan kasus kanker hati. Semakin cepat kanker terdiagnosis, semakin mudah penangan kankernya.
"Semakin kecil ukuran tumor dan semakin rendah stadium kanker, serta fungsi hati dan kondisi kesehatan yang baik, maka kanker hati dapat ditangani dengan lebih baik," sahut Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Gastroenterologi-Hepatologi Mayapada Hospital Jakarta Selatan, Prof dr Abdul Aziz Rani, Sp.PD-KGEH.
Menurut dr. Abdul, beda cerita kalau penyakit sudah semakin berat, keluhan menjadi lebih berarti, seperti nyeri pada perut, perut membesar, mudah memar dan perdarahan, kulit dan mata menguning, serta penurunan berat badan yang tidak jelas penyebabnya.
Baca juga: Gugat Cerai Aufar, Olla Ramlan Tidak Masukkan Gugatan Harta Gono-gini
"Dan sangat disayangkan banyak pasien di Indonesia datang dengan kondisi penyakit yang sudah semakin serius dengan gejala yang lebih berarti. Artinya, stadium kanker sudah lanjut," ujar dr. Abdul.
Lihat Juga: Mengenal Penyakit Scabies yang Sering Dialami Santri: Penyebab, Gejala, dan Cara Mencegahnya
Kanker hati sendiri dibagi dalam dua jenis, yaitu kanker hati primer yang merupakan kanker yang terjadi dari sel-sel hati yang normal berubah menjadi sel abnormal. Satu lagi, adalah metastasis yakni kanker hati yang berasal dari penyebaran kanker dari organ lain seperti usus besar, paru-paru, atau payudara.
"Mayoritas penderita kanker hati primer di dunia itu memiliki penyakit hati kronis seperti sirosis hati atau terbentuknya jaringan parut di hati akibat penyakit kronis," jelas Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Gastroenterologi-Hepatologi Mayapada Hospital Tangerang, dr Hendra Nurjadin, Sp.PD-KGEH, Kamis (24/3/2022).
Baca juga: 3 Negara dengan Level Stres Tertinggi di Dunia, Nomor Terakhir Penyebabnya karena Biaya Hidup
Dokter Hendra menambahakan, sirosis hati tak hanya disebabkan oleh konsumsi alkohol berlebih.
"Dalam beberapa kasus, sirosis disebabkan juga oleh penyakit hati yang tidak berhubungan dengan alkohol atau disebut Nonalcoholic Steatohepatitis (NASH) atau terjadinya penumpukan lemak di hati," terang dr. Hendra.
"Sirosis hati juga bisa disebabkan oleh obesitas, sindrom metabolik, dan diabetes," imbuhnya.
Menurutnya, hepatitis B dan C yang banyak terjadi di Indonesia juga merupakan penyebab banyaknya sirosis hati yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kasus kanker hati. "Di mana sebenarnya hepatitis B ini dapat dicegah dengan vaksinasi dan hepatitis C dapat dengan mudah diobati cukup hanya 3 bulan saja dengan obat-obatan antivirus yang baru," katanya lagi.
Deteksi dini menjadi hal penting yang harus dilakukan untuk meminimalisir keparahan kasus kanker hati. Semakin cepat kanker terdiagnosis, semakin mudah penangan kankernya.
"Semakin kecil ukuran tumor dan semakin rendah stadium kanker, serta fungsi hati dan kondisi kesehatan yang baik, maka kanker hati dapat ditangani dengan lebih baik," sahut Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Gastroenterologi-Hepatologi Mayapada Hospital Jakarta Selatan, Prof dr Abdul Aziz Rani, Sp.PD-KGEH.
Menurut dr. Abdul, beda cerita kalau penyakit sudah semakin berat, keluhan menjadi lebih berarti, seperti nyeri pada perut, perut membesar, mudah memar dan perdarahan, kulit dan mata menguning, serta penurunan berat badan yang tidak jelas penyebabnya.
Baca juga: Gugat Cerai Aufar, Olla Ramlan Tidak Masukkan Gugatan Harta Gono-gini
"Dan sangat disayangkan banyak pasien di Indonesia datang dengan kondisi penyakit yang sudah semakin serius dengan gejala yang lebih berarti. Artinya, stadium kanker sudah lanjut," ujar dr. Abdul.
Lihat Juga: Mengenal Penyakit Scabies yang Sering Dialami Santri: Penyebab, Gejala, dan Cara Mencegahnya
(nug)