Bangkitkan Semangat Anak Muda Tanah Air Melalui Mandalika Art Tunnel
loading...
A
A
A
JAKARTA - Komunitas graffiti Gardu House turut memberikan kontribusinya dalam ajang MotoGP Mandalika yang berlangsung pada akhir pekan lalu. Digandeng Pertamina, mereka memberikan sentuhan artistik di North Tunnel dan South Tunnel yang akan menjadi penghubung ke arena balap.
Terowongan seluas 1.935,1 meter persegi di Sirkuit Pertamina Mandalika itu pun tampak indah dengan hadirnya visual art berwarna warni.
Proses kreatif North Tunnel dan South Tunnel itu melibatkan sekitar 50 seniman visual dari berbagai kota di Indonesia. Dan dikerjakan selama 12 jam setiap harinya, kurang lebih sepanjang 14 hari, hingga akhirnya siap dipublikasikan.
Baca juga: Beda dengan Indra Kenz, Jusuf Hamka Bos Jalan Tol Tak Suka Pakai Jam Tangan Mewah: Muternya Sama
North Tunnel yang menjadi jalur penonton di tribun VIP ini diarsiteki langsung oleh seniman grafiti kenamaan Jakarta, Darbotz dan Stereoflow. Kolaborasi itu diberi tajuk The Harder The Battle, The Sweeter The Victory.
Konsep ini menggambarkan kerasnya perjuangan para pembalap yang berlaga di Sirkuit Mandalika. Meski semuanya adalah insan yang kompetitif, namun hanya beberapa pembalap terbaik yang naik podium dan merasakan the sweetest victory.
"Penggarapan yang cukup megah, karena enggak hanya sisi kanan dan kiri saja, tetapi juga sisi langit-langitnya. Senang rasanya bisa memberikan bentuk visual yang dinamis. Berharap bisa memberikan suasana ceria dan segar ketika orang-orang melewati tunnel utara ini," tutur salah satu seniman Adi Dharma dalam keterangan persnya, belum lama ini.
Sedangkan South Tunnel yang memiliki luas 731,2 meter persegi dan menjadi jalur penonton, dibidani local hero asal Mataram, Paerstud. Bersama tim dari 20 orang visual artist dari berbagai daerah di Nusa Tenggara Barat, Paerstud membentang konsep berjudul Energizing Mandalika For A Brighter Indonesia.
Obyek utama dari visual art yang digambarkan Paerstud dan kawan-kawan adalah Burung Garuda yang bergerak maju ke arah yang lebih baik. Dan didukung dua obyek entitas kultural masyarakat Lombok yakni Terune (laki-laki) yang memainkan gendang Beleq dan Dedare (perempuan) yang menyuguhkan kocor tembikar berisi air bersih. Serta visualisasi 6 Sub Holding Pertamina sebagai kolaborator karya yang kesemuanya dibalut dengan alur garis dan warna yang bermakna energi positif.
"Dengan keterbatasan ruang dan waktu, mahakarya mural Mandalika Art Tunnel ini sukses dikerjakan melalui praktik kerja kolaboratif, yang mengingatkan saya pada budaya gotong royong atau besiru (bahasa Sasak). Di mana pada hakikatnya sudah melekat pada kepribadian diri kita, bangsa Indonesia," tutur Founder Paerstud, Altha Rivan.
Melalui sinergi ini diharapkan antusias anak muda dapat muncul. Bukan hanya untuk menyaksikan atraksi para pembalap kelas dunia dunia, tetapi juga membangkitkan nilai kebanggaan pada seni grafiti dan visual art dalam negeri untuk ekonomi kreatif Indonesia.
"Bangga dan terharu kami diberi kepercayaan dan terlibat langsung untuk memberikan visual yang indah dan keren ini. Sirkuit Mandalika ini sedang menjadi perhatian di mata internasional, dan mungkin di antara sirkuit yang lainya hanya di Sirkuit Mandalika ini yang ada sentuhan grafiti dan mural dari seniman lokalnya," ungkap Founder Gardu House, Dabo.
Sementara itu, kolaborasi Pertamina dengan komunitas graffiti ini ingin memberikan pengalaman positif bagi penikmat olahraga otomotif dari berbagai belahan dunia.
Menurut Vice President Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman, Pertamina mendukung pembuatan art tunnel ini untuk memberikan energi bagi masyarakat NTB, dan Indonesia pada umumnya untuk bangkit kembali pasca pandemi.
Baca juga: Vision+ Hadiri Kongres Badan Perfilman Indonesia, Ini Harapan Clarissa Tanoesoedibjo
"Hadirnya Art Tunnel ini juga diharapkan dapat memberikan excitement bagi pengunjung sirkuit dan sebagai bentuk dukungan dan kolaborasi dengan artis-artis baik lokal NTB maupun dari kota-kota lainnya di Indonesia," kata Fajriyah.
Terowongan seluas 1.935,1 meter persegi di Sirkuit Pertamina Mandalika itu pun tampak indah dengan hadirnya visual art berwarna warni.
Proses kreatif North Tunnel dan South Tunnel itu melibatkan sekitar 50 seniman visual dari berbagai kota di Indonesia. Dan dikerjakan selama 12 jam setiap harinya, kurang lebih sepanjang 14 hari, hingga akhirnya siap dipublikasikan.
Baca juga: Beda dengan Indra Kenz, Jusuf Hamka Bos Jalan Tol Tak Suka Pakai Jam Tangan Mewah: Muternya Sama
North Tunnel yang menjadi jalur penonton di tribun VIP ini diarsiteki langsung oleh seniman grafiti kenamaan Jakarta, Darbotz dan Stereoflow. Kolaborasi itu diberi tajuk The Harder The Battle, The Sweeter The Victory.
Konsep ini menggambarkan kerasnya perjuangan para pembalap yang berlaga di Sirkuit Mandalika. Meski semuanya adalah insan yang kompetitif, namun hanya beberapa pembalap terbaik yang naik podium dan merasakan the sweetest victory.
"Penggarapan yang cukup megah, karena enggak hanya sisi kanan dan kiri saja, tetapi juga sisi langit-langitnya. Senang rasanya bisa memberikan bentuk visual yang dinamis. Berharap bisa memberikan suasana ceria dan segar ketika orang-orang melewati tunnel utara ini," tutur salah satu seniman Adi Dharma dalam keterangan persnya, belum lama ini.
Sedangkan South Tunnel yang memiliki luas 731,2 meter persegi dan menjadi jalur penonton, dibidani local hero asal Mataram, Paerstud. Bersama tim dari 20 orang visual artist dari berbagai daerah di Nusa Tenggara Barat, Paerstud membentang konsep berjudul Energizing Mandalika For A Brighter Indonesia.
Obyek utama dari visual art yang digambarkan Paerstud dan kawan-kawan adalah Burung Garuda yang bergerak maju ke arah yang lebih baik. Dan didukung dua obyek entitas kultural masyarakat Lombok yakni Terune (laki-laki) yang memainkan gendang Beleq dan Dedare (perempuan) yang menyuguhkan kocor tembikar berisi air bersih. Serta visualisasi 6 Sub Holding Pertamina sebagai kolaborator karya yang kesemuanya dibalut dengan alur garis dan warna yang bermakna energi positif.
"Dengan keterbatasan ruang dan waktu, mahakarya mural Mandalika Art Tunnel ini sukses dikerjakan melalui praktik kerja kolaboratif, yang mengingatkan saya pada budaya gotong royong atau besiru (bahasa Sasak). Di mana pada hakikatnya sudah melekat pada kepribadian diri kita, bangsa Indonesia," tutur Founder Paerstud, Altha Rivan.
Melalui sinergi ini diharapkan antusias anak muda dapat muncul. Bukan hanya untuk menyaksikan atraksi para pembalap kelas dunia dunia, tetapi juga membangkitkan nilai kebanggaan pada seni grafiti dan visual art dalam negeri untuk ekonomi kreatif Indonesia.
"Bangga dan terharu kami diberi kepercayaan dan terlibat langsung untuk memberikan visual yang indah dan keren ini. Sirkuit Mandalika ini sedang menjadi perhatian di mata internasional, dan mungkin di antara sirkuit yang lainya hanya di Sirkuit Mandalika ini yang ada sentuhan grafiti dan mural dari seniman lokalnya," ungkap Founder Gardu House, Dabo.
Sementara itu, kolaborasi Pertamina dengan komunitas graffiti ini ingin memberikan pengalaman positif bagi penikmat olahraga otomotif dari berbagai belahan dunia.
Menurut Vice President Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman, Pertamina mendukung pembuatan art tunnel ini untuk memberikan energi bagi masyarakat NTB, dan Indonesia pada umumnya untuk bangkit kembali pasca pandemi.
Baca juga: Vision+ Hadiri Kongres Badan Perfilman Indonesia, Ini Harapan Clarissa Tanoesoedibjo
"Hadirnya Art Tunnel ini juga diharapkan dapat memberikan excitement bagi pengunjung sirkuit dan sebagai bentuk dukungan dan kolaborasi dengan artis-artis baik lokal NTB maupun dari kota-kota lainnya di Indonesia," kata Fajriyah.
(nug)